Bagian 52

197 12 0
                                    

Happy Reading^^

.

.


Dua hari lagi adalah ulang tahun Randi yang ke 19 tahun. Nesa sangat antusias saat akan menyambutnya. Gadis itu terus mencari tahu di internet hadiah yang cocok untuk pacarnya itu.

Namun, rasanya ia tak menemukan barang yang cocok untuk laki-laki itu. Karna sudah kebingungan, ia mencoba menghubungi Alfan dan menanyakan apa kesukaan laki-laki.

Karna memang selama mereka menjalani hubungan, Nesa sama sekali belum mengetahui kesukaan Randi. Sangat disayangkan.

Tangannya meraih handphone yang berada di sampingnya. Tubuhnya ia rebahkan di atas kasur. Jarinya teru menelusuri daftar kontak yang ada di HP-nya.

Setelah menemukan nama yang dituju, gadis itu langsung saja menekannya hingga layar itu berubah menjadi panggilan.

Mungkin Alfan sedang santai, baru satu kali bunyi saja laki-laki itu langsung menjawabnya.

"Kenapa Nes?"

Nesa menggigit kuku jari telunjuknya karna merasa ragu.

"Kakak sibuk gak?"

"Nggak, emang kenapa? Kamu sakit? Mau kakak temenin dirumah?"

Ahh, laki-laki itu memang perhatian sekali. Nesa benar-benar menyayangi Alfan. Meskipun ia tak punya Abang kandung, setidaknya ia punya Abang sepupu yang sangat menyayanginya.

"Nesa sehat kok. Nesa cuma mau nanya aja sama kakak,"

"Tanyain aja sayang, apasi yang enggak buat adik kesayangan kakak."

Nesa terkikik geli mendengar ucapan kakaknya itu.

"Kakak bisa aja. Kak, rata-rata kesukaan cowok tuh apa sih?"

"Kesukaan cowok? Maksudnya barang, atau apaan Nes? Soalnya kesukaan cowok itu banyak, salah satunya itu pacarnya hahah."

"Ishh, serius kak. Barang yang paling disukai cowok itu apaan, Nesa beneran gak tahu."

"Lagian buat apasi nanyain begituan. Mau ngasih hadiah ya buat Randi?"

Nesa senyum-senyum sendiri.

"Hehe, iya kak. Dua hari lagi Randi ulang tahun, aku bingung mau ngasih apa ke dia. Dan aku juga gak tahu kesukaan dia apa. mau nanya, tapi nanti dia curiga dong."

"Kamu kan udah ngejalin hubungan lama banget sama dia, kok sampe gak tahu apa kesukaan dia sih?"

"Kan dia ga pernah bilang, jadi salah dia sendiri dong. Bukan aku,"

"Iya-iya, emang pada dasarnya cewek selalu memaksakan diri untuk selalu benar kan?"

"Iyalah, dan cowok selalu salah!"

"Termasuk kakak juga gitu?"

"Kakak enggak deh,"

"Kan kakak juga cowok loh Nes,"

"Oh yahh? Baru tahu kalo kakak cowok. Nesa kira kakak itu banci loh, beneran."

"Kok gitu si sama kakaknya sendiri, adek laknat kamu Nes."

"Hahahah, ampun kak. Nesa cuma bercanda kok. Udah ahh, Nesa telfon kakak tuh cuma buat nanya, tapi kakak mah gabisa serius."

Belum sempat Alfan menjawab, gadis itu segera mematikan telfon nya sepihak. Nesa terkekeh sendiri. Namun, sebuah ide terlintas di pikirannya.

Departure✓Where stories live. Discover now