21. Pergi Camping

Start from the beginning
                                    

"Sya, sini!"

Asya menoleh ke arah Arsen yang sedang berkumpul dengan anggota OSIS lainnya. Asya mengangguk dan mendekati Arsen tapi sebelum itu Asya pamit pada temannya untuk menghampiri Arsen.

Saat ingin melangkah mendekati Arsen tanpa sengaja ia menabrak bahu seseorang yang membuat Asya mendongak menatap tubuh cowok didepannya itu.

Mata gadis itu melotot saat melihat mata elang milik suaminya. Sejak kapan Arka berada didepannya? Asya mengingat keberadaan Arka sebelum ini, bukanya pria itu tadi masih berkumpul dengan teman-temannya.

"Mau kemana?"

Asya mundur satu langkah saat merasakan jarak keduanya terlalu dekat. "Bukan urusan lo udah minggir sana!" titah Asya sembari menggeser tubuh cowok itu.

"Gak usah kesana disana banyak anggota OSIS, lo mau di maki-maki sama mereka? Secara mereka punya dendam sama lo yang berbuat onar." Ucap Arka membuat Asya diam.

Benar juga apa lagi disana ada Dinda mantan Arsen. Terlihat dari tatapan gadis itu menusuk, mengisyaratkan untuk tidak ikut bergabung disana. Asya hanya mendengus sebal sementara Arka hanya fokus pada pak Jamal yang berpidato didepan.

"Ingat kalo sampai disana jangan buat masalah, saya dan pihak guru lainnya bakal meninjau. Satu lagi khusus untuk Arkan dan komplotannya jangan sampai musuh kalian tau kalo kalian ada disana!" ucap Pak Jamal membuat Arka memasang ekspresi datarnya.

"Paham apa saja yang bapak sampaikan tadi?" tanya guru itu membuat anak-anak menjawab dengan kompak. "Oke, sebelum berangkat mari lah kita berdoa menurut agama dan kepercayaan nya masing-masing, berdoa mulai!"

"Berdoa selesai!"

Setelah berdoa para siswa masing-masing menaiki kendaraannya. Hanya beberapa saja yang memakai kendaraan sendiri selebihnya menunggu bus yang telah disediakan Sekolah.

"Bareng gue aja!"

Langkah Asya berhenti saat Arka mencengkram tangannya. Gadis itu membalikkan tubuhnya kemudian melepaskan cengkraman Arka dengan paksa.

"Gak, gue males jadi obat nyamuk nantinya!" ketus Asya.

Arka terdiam.

"Lebih baik naik bus bareng Arsen," sambungnya membuat Arka tanpa sadar mengepalkan tangannya dengan kuat.

Pria itu menoleh ke arah Arsen. "Sen, Asya sama gue!" katanya hingga membuat anak OSIS yang menyaksikan itu kaget.

Lagian siapa yang tidak kaget Arka yang dulu benci dengan gadis itu sekarang malah ingin pergi bersama-sama.

Arsen hanya mengangguk. "Hati-hati!" ucapnya yang diangguki Arka.

Asya hanya mendengus kesal. "Lo apa apaan sih Ka. Gue tuh mau naik bus bareng teman-teman bukannya bareng lo," protesnya.

Arka tersenyum. "Segitu banget lo mau bareng Arsen," balas pria itu.

Asya memejamkan matanya sejenak. "Serah lo deh. Yang gue mau sekarang naik bus bukan mobil."

Setelah itu Asya melenggang pergi meninggalkan Arka. Sebelum itu ia sedikit membalikkan tubuhnya. "Ingat gue gak suka satu kendaraan yang sama dengan pelakor itu!" tunjuk Asya pada Naira yang baru datang.

Arka menoleh ke arah belakang. "Nai, lo bareng Irzan naik mobil gue aja."

Naira yang mendengar itu pun menggeleng tidak setuju. Niat nya ingin bareng Arka bukan Irzan. "Gak, aku gak mau sama Irzan." tolak gadis itu membuat Arka berdecak.

"Udah pokoknya lo bareng Irzan atau lo mau naik bus itu," Arka mengangkat dagunya.

Gadis itu hanya terdiam. Naik bus? Astaga bukan itu yang ia inginkan sejak awal. Sedetik kemudian gadis itu mengangguk pasrah. "Dari pada naik bus mending naik mobil aja deh," gumamnya pelan.

ARKASYA Where stories live. Discover now