26.Masalah

21 19 5
                                    

26.

__

Pagi telah tiba,pagi ini tak seperti pagi seperti hari biasanya. Entah mengapa Mia sangat senang untuk berangkat ke sekolahan pagi-pagi buta sekali,memaksa Bima untuk segera menjemputnya di rumah. Sedangkan Bima harus memaksakan kedua matanya untuk tak mengantuk saat menjemput Mia di rumahnya nanti.

"Tadi pagi sarapan apa?" tanya Bima basa-basi, saat mereka sudah berada di atas motor, menuju sekolah.

"Makan batu terus di kuahin pake air putih."

"Pantes."

"Pantes? Kenapa?"

"Dadakan rajin." tukas Bima sambil menguap, karena masih mengantuk dan di paksa harus menyetir pagi-pagi buta.

"Emang rajin dari dulu."

"Anak rajin itu yang suka telat ke sekolahan?"

"Sialan!"

Bima terkekeh,"Gua ngantuk." ujarnya.

"Terus?"

"Gua mau tidur."

"Di atas motor? Gila lo! Pagi-pagi buta udah mau ngilangin nyawa gue? Sialan lo ya.bener-bener ya bego nya kelewatan!"

Bima mengerutkan dahinya." Siapa yang mau tidur di atas motor bego! Gua juga belum siap mati muda, apa lagi mati nya bareng lu" jelasnya.

"Kirain."

"Makanya dengerin dulu kalau orang ngomong, jangan main potong-potong aja."

"Iya-iya! Terus lo mau tidur dimana?"

"Kantin."

"Bolos?"

"Yoi."

"Yakin?"

"Kenapa ngga?"

"Oh,berarti gue nanti pulang sekolah harus ke rumah lo dulu gitu?"

"Buat?"

"Ngasih tau Ka Mira sama Bunda kalau kerjaan lo bolos,molor di kantin," Mia terkekeh sambil menutup mulutnya menahan tawa.

"Anjirrr, ayolah kali ini aja gua masih ngantuk."

"Kali ini? Bukannya kesekian kalinya?"

"Gua ngantuk."

"Gue tau."

"Yaudah,jangan ngadu."

"Ngga seru bim!"

"Lu seru! Lah gua? Bisa abis udah di sidang emak negara di rumah, apa lagi kakak gua yang kiler itu" tukasnya."Jangan kasih tau ya?" pintanya sekali lagi.

"Harus ada buat tutup mulutnya."

Mendengar itu,Bima berhenti. Membuat Mia mengerutkan dahinya,tapi masih duduk di atas motor.

"Ngapain berhenti?"

Tanpa basa-basi. Bima langsung menutup mulut Mia menggunakan tangannya.

Mata Mia melotot,apa maksud si cowok najis ini? Mia menepuk-nepuk tangan Bima berusaha untuk menepisnya, karena ia tak hanya menutup mulutnya,berikut hidungnya juga.

Bima tidak tega melihat wajah Mia yang sudah memerah,namun ini keinginannya sendiri. " Lu kenapa?" Bima melepaskan tangannya karena benar-benar tidak tega lagi melihat wajah Mia yang mulai memerah pucat.

Mia menarik napas lega,mengirup udara dengan semangat 45."Gila lo anjing!"

"Gila kenapa?" jawabnya mengerejapkan matanya berkali-kali karena menguap tidak tahan dengan kantuknya.

CERITA TENTANG MIAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum