5.

74 46 4
                                    

5.

Dalam ke gaduhan itu, seketika berubah menjadi hening. Ketika ada suara seseorang mengetuk pintu dari luar sana.

"Mari, masuk" perintah guru di depan. Berpasang-pasang mata sudah siap meneliti wajah seseorang di balik pintu. 'Krek' pintu terbuka. Cowok yang memiliki perawakan jangkung, mata hitam pekat, dan berkulit sawo matang itu, membuatnya terlihat tampan dan tangguh. Membuat siapa pun yang melihatnya menjadi candu dan terus menerus ingin menatapnya. Lalu cowok itu pun melangkahkan kakinya dengan angkuh, dengan satu tangan berada di saku celana. Cowok itu berhasil membuat kelas menjadi gaduh sekali pagi ini.

"Iihhhh, ganteng banget."

"Aaaaaahh, tampan kali la cowok itu."

"Duh, meleleh gue sumpah, bentar lagi diabetes kayaknya, bener-bener ngga ada obat gantengnya."

"Iiii ototnya, cuuuu bangettt."

"Gumusshhh."

"Bima balik lagi? Serius? Bukannya dia udah sekolah diluar negri?"

"Intinya, ganteng."

"Biarin aja sih, dia balik lagi kesini, gue malah bersyukur banget."

Gadis-gadis di dalam kelas berjingkat kesenangan. Berbeda dengan Mia yang tidak peduli dengan pujian-pujian cewek-cewek itu, karena tampan mereka hanya dibawah rata-rata tampan seleranya. Setampan apa cowok yang ada di hadapan mereka, sampai membuat mereka seperti caciny kepanasan. Karena dia merasa sedikit penasaran Mia mendongkak kan kepalanya ke depan, berusaha menelusuri wajahnya. Mia melotot. Ketika melihat cowok di hadapannya itu, dia memblalakan kedua matanya nyaris tidak menutup mulutnya, dia tidak percaya dengan cowok di hadapannya itu. Bertemu kemarin sore saja sudah cukup membuatnya jengkel, dan hari ini. Cowok itu akan satu sekolah dengannya? What!

"Mi ganteng banget," ucap Jessy manja. "Katanya sih, namanya itu Bima, sesuai ya, sama muka gantengnya." ucap Jessy gemas. Tapi Mia hanya dia tanpa menghiraukan ucapan Jessy. Tampan darimananya, justru cowok itu sangat amat menyebalkan baginya. Bertemu sekali saja sudah berhasil membuatnya benci sekali jika harus bertemu dengannya, lagi.

"Sudah-sudah jangan berisik. Bima silahkan cari kursi yang kosong."

"Gila ya, Bima gantengnya ngga pernah luntur dari dulu."

"Pasti."

Bima mengangguk tanda mengerti. lalu pergi melangkah ke arah kerumunan para siswa yang sudah menatapnya sedari tadi, dia berjalan ke arah barisan belakang. Karena dia tidak suka duduk di depan, lebih-lebih lagi di barisan paling depan. Dia melihat kursi yang menurutnya sudah cocok untuk dia tempati, "Minggir." tukasnya, pada siswa yang kursinya akan dia pilih untuk ditempatinya.

"Tapi, gue kan udah lama duduk disini." tolak siswa itu ketika Bima menyuruhnya pergi dari tempatnya.

"Lo mau pergi sendiri, atau mau gue paksa dulu?"

"Iya Bim," siswa itu pun pergi dari kursinya dengan terpaksa.

Mia yang melihat tingkah cowok yang sekarang duduk di sampingnya itu sangat merasa jijik,siapa dia sebenarnya sampai siswa yang tadi duduk di sampingnya seperti ketakutan. apaan si ni cowo.udah sok berkuasa,sok kegantengan,minus ahlak,pake acara duduk di samping gue lagi,mending gue pindah daripada gue nanti di bikin darah tinggi,mana gue masih muda" batin Mia.

"Ehem." deheman Bima membuat Mia tersentak.

Mia segera bangkit dari kursinya melangkah kan kakinya menuju meja barisan paling belakang lagi, akan tetapi langkahnya terhentikan oleh Bima yang menarik lengannya. reflek Mia terkejut dan tubuhnya hilang keseimbangan. 'Bruk' Tubuh Mia jatuh. Tepat ke dalam pelukan Bima. Mata Mia membulat sempurna ketika melihat wajah cowok yang dia benci sekali, kini sangat dekat dengan wajahnya hanya berjarak beberapa senti saja. "Dasar lo cowok najis! ngapain lo narik-narik tangan gue." bentak Mia dengan nada suara tinggi dia tidak sadar jika kelas kini hening, dan suaranya berhasil memecahkan keheningan. Dia bangkit dari pelukan Bima sambil membersihkan tangan Bima yang menyentuhnya menggunakan Antis yang selalu dia bawa kemana-mana. Bima hanya mengerutkan dahinya ketika melihat apa yang dilakukan oleh Mia, seolah-olah dia adalah kuman yang harus segera di bersihkan.

CERITA TENTANG MIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang