4.

77 49 3
                                    

4.

Iya ayo sekarang, satu, dua, tiga.  batin Mia meneriaki kalimat itu dalam kepalanya.

Bruk

"Hei, siapa itu!" teriak salah satu pengawas yang terkejut mendengae ada sesuatu yang terjatuh, dan dia mulai mencari-cari dimana suara itu berasal.

"Aduh, sialan pantat gue sakit." rintihnya. Namun, suara langkah kaki pengawas itu semakin jelas terdengar nulai mendekat ke arahnya, pasti dia ingin memastikan suara apa yang mengganggu indra pendengaran nya itu. Mendengar langkah kaki yang semakin mendekat, Mia yang sedang membersihkan rok nya yang terlihat kotor langsung bangkit karena takut di ciduk pengawas itu. Jika pengawas itu mengetahui dirinya, tentu dia akan segera membawanya ke dalam ruangan Bu Rosa, tanpa pikir panjang Mia langsung berlari ke arah WC cowok yang terkenal bau.

"Loh, kok ngga ada siapa-siapa yo. Yo perasaan aku tadi, kayak ada suara orang jatuh" pengawas itu menggruk-garuk kepalanya heran. Sedangkan di belakang sana Mia sedang menahan mual karna bau Wc yang sangat tidak sedap menyeruak ke dalam indra penciumannya. Anjing apes banget gue pagi ini, grutu Mia dalam hati.

"Yowes lah, aku mau ngawas dulu ke depan, mungkin tadi kucing." Pengawas itu pun memilih untuk pergi karena tidak menemukan apa pun disana. Mia yang mendengar suara langkah kaki pengawas yang sudah mulai menjauh, karena merasa jika keadaan sudah aman, Mia mendongkakkan kepalanya memastikan jika pengawas itu sudah benar-benar pergi. Karena sudah tidak tahan lagi dengan bau Wc Mia langsung keluar dari tempat persembunyiannya itu, "Iyuu, pasti banyak kuman, aaduh untung gue ngga mati karna bau Wc itu" dia bergidik gelik. Lalu merogoh tas nya, mengeluarkan sebotol wadah yang bertuliskan 'Antis' lalu menyemprotkan nya ke seluruh badannya, setelah itu parfum lanjut menyemprot seluruh tubuhnya. Setelah selesai dia pun dengan cepat melangkahkan kakinya menuju kelas. Saat ia melewati lapangan dia memperhatikan siswa/i yang sedang mengikuti upacara, termasuk ke dua sahabatnya.

"Aduh, haus banget gue, apa gue ke kantin aja dulu, ya? Yaudah deh, daripada nanti ada petugas yang ngeliat gue ada di dalem kelas itu lebih bahaya, mending gue ke kantin" Mia berbicara sendiri. Lalu pergi ke arah kantin yang terletak belakang sekolah, karena kantin terbagu menjadi tiga bagian. Kantin pertama berada ditengah-tengah sekolah,  kantin pertama ini lebih terkenal dengan sebutan 'Koprasi' karena di dalamnya terdapat peralatan sekolah, seperti buku, pulpen/pensil, penggaris, dan lain-lain sebgaianya. Sedangkan Kantin kedua, terletak tepat didepan sekolahan, masih di dalam halaman sekolah. Namun, kantin itu banyak guru yang menggunakannya, karena Kantin kedua berfungsi untuk membeli atau pun menjual makanan, hanya ada guru dan siswa-siswa kutu buku saja yang membeli disana. Sedangkan Kantin yang terletak di belakang sekolah, Kantin itu fungsinya banyak sekali. Hanya anak-anak nakal yang duduk disana, ada beberapa namun Kantin itu sudah diambil alih oleh ketiga cowok yang menurut Mia tidak terlalu menyeramkan. Namun, kekuasaan nya berhasil membuat siapa pun segan padanya, dan dimana tidak ada satu pun guru yang ditugaskan untuk mengawasi kantin tersebut, karena jarak kantin ke sekolah lumayan cukup jauh, hampir tidak ada kaitan nya dengan sekolahan. Oleh karna itu, tidak ada satupun pengawas yang di perintahkan untuk mengawasi kantin tersebut.

"Bi jus oranye satu" teriak Mia saat sudah duduk di kursi kantin.

"Eh, Non Mia. Cuma minum aja non?apa ada lagi yang mau di pesan?"

"Bakso juga boleh, deh."

"Oke siap, Non."

Mia mengacungkan satu jempolnya. Lalu meraih ponsel disakunya, dia mendapatkan sebuah notifikasi chat dari Arka, kakak kelas yang sudah sejak lama menyukainya. Akan tetapi, Mia tidak sama sekali merespon perasaan Arka, karena dia merasa tidak sama sekali tertarik dengan cowok itu, berbeda dengan cewek-cewek lainnya yang sudah berhasil masuk ke dalam perangkap mulut manis cowok itu.

CERITA TENTANG MIAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum