1.

112 56 11
                                    

Terimakasih sudah antusias membaca sampai part ini.


1.


Saat MIA sedang asik berfoto-foto dia tentu tidak akan menghiraukan berpasang-pasang mata yang sedang  memperhatikan nya sedari tadi. Ketika sedang asik, ada tiga orang gadis yang menghampirinya, yang ternyata mereka adalah ketiga adik kelasnya. Mia menghela napas ketika melihat wajah-wajah yang dia tak ingin sekali melihatnya, bukan karena fisik atau apa. Hanya saja ketiga gadis ini terkadang terlalu banyak basa-basi. Maklum, anak mana yang tidak ingin dekat dengannya, agar nama nya di kenal banyak orang karena bisa berteman dengan ter- hits disekolah sepertinya.

"Sore ka" sapa ramah salah satu gadis itu kepadanya.

"Sore" jawab Mia singkat.

"Kaka baru keluar, ya?"tanya gadis yang sama.

"Iya." jawab Mia ketus.

"Oh, kaka lagi main sepeda, ya?"tanya gadis itu lagi dan lagi padanya. tentu saja Mia yang mendengar itu merasa jengkel dengan pertanyaan yang sangat bodoh, yang dia lontarkan kepadanya. Basa-basi boleh, tapi jangan terlalu basi, akan terlihat bodoh ketika seseorang berusaha berpura-pura sopan agar mendapatkan sedikit simpati. "Lo punya mata kan?"

"P-punya ka" jawab gadis itu, kali ini nada bicaranya seperti ketakutan.

"Lo liat gue lagi main sepeda, apa helikopter?"

"Sepeda ka, maaf ka, kaka itu baik cantik banget maaf sekali lagi." ucap gadis itu, setengah memuji.

Mia menghela napas kasar. Dia tidak terlalu ingin menanggapi ketiga gadis itu yang kalau-kalau bisa saja membuatnya jengkel lagi dan lagi, jika ada maksud tertentu, katakan saja. karena dia tidak terlalu suka dengan basa-basi, dia pun sudah tau alasan mengapa meraka bersikap baik padanya. "Yaudah gue cabut duluan, nanti kalau lo mau pergi kemana-mana, otak lo bawa. Jangan lo tinggalin di rumah, dan gue kasih tau sama lo, lain kali klo nanya pake otak."

"I-iya ka, maaf."

"Ko buru-buru ka, mau kemana?" gadis yang berbeda kembali menanyakan nya, tentu gadis  berkacamata mins tebal itu adalah gadis incaran nya. Ya, incaran untuk selalu menjadi bahan bullyan nya disekolah. Siapa yang tak kenal gadis itu saat ini, ketika dia pertama kali bermasalah dengannya, nama nya sudah cukup melambung karena ulahnya sendiri. Dengan memasang wajah sopan dan tersenyum manis dia mengira jika itu sudah cukup membuat Mia merasa sedikit respek padanya. Rambutnya yang berwarna hitam yang di ikat seperti kunci kuda, menambah kesan kutu buku yang terlihat jelas dalam dirinya.

Mia menghentikan langkah membalikan badan kebelakang. "Gue mau miting ke Amerika, kenapa? Lo mau ikut? Jarang-jarang orang miskin bisa naik pesawat nanti."

"Ngga usah repot-repot Ka, Kaka hebat banget ya, udah cantik, baik, masih sekolah aja udah bisa miting, sampe Amerika lagi." gadis berkacamata tebal itu, menekan kata Amerika, membuat Mia sedikit kesal dengan jawaban polos darinya.

Mendengar itu Mia memutar bola matanya, baru saja dia berusaha untuk menahan dirinya agar tidak meluapkan emosinya karena ketiga gadis itu sungguh sore ini sangat membuatnya jengkel, dengan wajah yang sangat bosan ketika melihat wajah-wajah ketiganya, "Eh cupu! Sini lo."

"Aku, Ka?"

"Iya lo, cupu sini!"

Gadis itu menghampiri Mia yang sudah melipat kedua tangannya diatas dada, bak pengusaha. Ketika gadis berkacamata tebal itu sudah berdiri tepat di hadapannya, Mia memajukan wajah nya agar lebih dekat, sekarang wajahnya sangat dekat dengan gadis berkacamata bernama Diah itu, Mia mengerutkan dahinya, berusaha meneliti tiap sudut wajah gadis itu bak profesor handal, dan matanya tertuju dengan kacamata hitam tebal yang dia kenakan, selalu. Sungguh membuatnya gemas ingin sekali meretakkan kacamata itu dengan tangannya.

"Kk-kenapa, Ka?" tanya Diah gugup saat Mia terus menyusuri wajahnya.

"Ngga, gue lagi berbaik hati nih, kacamata lo kayanya miring deh." ucapnya.

"Oh I-ya Ka, nanti aku benerin, makasih udah di ingetin"

"Ngga usah, sini biar gue aja," belum sempat Diah mengucapkan boleh atau tidaknya, Mia sudah mengambil kacamata Diah darinya. Lalu meniup kacanya sampai terlihat embun napasnya disana, lanjut dengan mengusap-usap kacanya menggunakan jemarinya. "Impresif." ucapnya singkat. Setelah merasa benar-benar sempurna, dia pun langsung memasangkan nya kembali pada pemiliknya, Diah. Dia memasang nya dengan posisi miring tidak sempurna menutup kedua matanya, setelah selesai Mia memundurkan tubuhnya memberi jarak diantara mereka, dan membuat tangan nya seolah-olah menjadi sebuah tropong.

"Ha-ha-ha-ha" ketawa ngakak, tentu saja Mia tertawa terbahak-bahak ketika ketika melihat kacamata Diah sudah bertengger seperti orang 'tolol' pikirnya. Dia merasa geli ketika melihat Diah seperti badut yang dia make-over sendiri, tawa Mia semakin menjadi ketika gadis itu mulai menyeka air matanya. Tapi tak kunjung membetulkan posisi yang benar untuk kacamatanya, semakin dia tertawa keras itu membuatnya kini menjadi pusat perhatian, lalu yang melihat sudah mulai mengerti mereka pun ikut tertawa terbahak-bahak, dan tidak sedikit pengunjung yang semula sibuk dengan kehidupan nya masing-masing, kini ikut menikmati kejadian sore itu.

"Cup, sumpah loo cocok banget kaya gitu, cupunya makin nambah" ucap Mia disela-sela tawanya yang semakin menjadi-jadi, pengunjung taman pun ikut mengiringi tawaan Mia. Sedangkan Diah yang mendengar itu merasa dipermalukan, hatinya terasa sakit dan seperti teriris, tanpa Diah sadari air mata yang dia bendung di kelopak mata nya semakin deras menetes membuat kehangatan di pipinya. Mia tidak sedikit pun peduli dengan air matanya, bahkan dia masih saja tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya yang sudah terasa nyeri sekali. Diah pun menghampiri Mia.

"Ka, salah aku apa?"tanyanya sambil menahan suara isak tangis yang akan keluar dari dalam tenggorokannya.

"Lo ngga ada salah, cuma muka lo aja lucu" ledeknya lagi masih dengan tertawa geli, membuat pengunjung ikut tertawa lagi ketika mendengarnya. "Ha-aduh cupu-cupu, muka lo lucu banget sih, Yaudah deh, gue mau cabut pulang duluan udah sore banget nih, makasih loh cup, udah ngehibur gue sore-sore gini" Mia menaiki sepedanya dengan suara tawaan yang masih terdengar jelas dimulutnya. Diah tidak menjawab ucapan terimakasih dari Mia, karena ucapan itu tentu sebuah ledekan darinya, Diah merasa sangat emosi tetapi dia tidak bisa meluapkan nya, karena dia tahu dan sadar diri akan tenaga nya yang jauh lebih kecil dari pada Mia, dan diah takut jika terus menerus bermasalah dengan Mia, dia bisa di bully bukan hanya olehnya, tapi satu sekolahan bisa ikut membully nya. Melihat Diah yang berdiri tidak menjawab ucapan terimakasihnya, Mia merasa sedikit kesal lalu membalikkan kembali tubuhnya kebelakang. "Eh cupu! Gue tadi bilang makasih sama lo, kenapa ngga lo jawab? Oh sekarang penyakit lo nambah? Jadi punya penyakit budek juga? Iyuuu, nasib lo miris banget sih, cup." katanya sambil tertawa sedikit menginjak-injak harga diri Diah diantara keramaian yang sedari tadi sudah menjadikan mereka sebagai pusat perhatian.

"Cukup ya, Ka!"

Mia yang mendengar itu memblalakan kedua matanya, dia tidak pernah mengira jika Diah berani membentaknya di keramaian. "Lo berani sma gue?!" Mia turun dan menghampiri Diah, karena tersulut emosi.

"Udah Ka, Diah cuma bercanda jangan di masukin ke hati Kakak pulang aja udah, sore" salah satu gadis yang tak lain teman Diah, dia berusaha melerai, Karena sudah ramai orang yang mulai melingkari mereka, untuk menonton kejadian itu. Mia tanpa basa-basi langsung  mendorong tubuh Diah sampai terjatuh, kacamata Diah ikut jatuh dari wajahnya tepat di depan Mia. Mia tersenyum miring dan tanpa aba-aba dia langsung menginjak kacamata Diah sampai berkali-kali mengeluarkan bunyi 'trek' lalu dia pergi, tanpa merasa bersalah sedikitpun atau pun sedikit merasa kasihan. Melihat itu teman-teman dan orang-orang disana hanya bisa diam dan menelan salivanya, karena cewek secantik Mia ternyata tidak mempunyai hati sedikit pun, dan kedua teman Diah hanya diam tidak berani untuk melawan Mia. Melihat semakin banyak yang menonton kejadian itu Mia mengesah panjang, dia langsung mencoba mengalah karena tidak ingin menjadi pusat perhatian, dia pun langsung menaiki sepedanya dan mengayuh menerobos kerumunan itu.

__

Comeback too me...

jadi gimana absrud ga tu?:(
Semoga suka ya gays,jangan lupa tinggalin jejak vote,like and comment,krisarnya juga🐣

see you next part:3

CERITA TENTANG MIAМесто, где живут истории. Откройте их для себя