24.

32 21 4
                                    

24.

--

Entah mengapa malam ini,Bima di buat salah tingkah oleh kedua gadis yang meracuni pikiran nya, di satu sisi ia terus memikirkan suara lembut dan cantiknya wajah Laras yang terngiang-ngiang di otak nya. tapi di sisi lain,entah mengapa. Ada bayangan Mia yang juga menghantui pikirannya membuatnya salah tingkah sekaligus senang ketika Bima mengingat kebersamaannya dengan Mia. perasaan apa ini? Ahh apakah aku mencintainya? Seorang Mia? Tak salah bukan jika perasaan ini lebih mengarah kepada gadis sombong itu? Tak salah juga bukan jika bumi ini ikut menyetuji perasaan ini kepadanya?

Bima menggelengkan kepalanya. Lalu merebahkan badannya di atas kasur,dimana tembok ruangan itu penuh sekali dengan poster-poster petinju dan pegulat handal. Akan tetapi padanganya lebih tertuju pada salah satu sterofom yang dimana biasanya ia akan menempelkan foto-foto yang baru ia foto coppy dari ponselnya. Lalu di antara foto-foto itu sengaja ia paku dengan alasan,sebagai kenang-kenangan nantinya.senyum-senyum sendiri Bima melihat foto nya bersama Mia sewaktu mereka pulang dari cafe tadi siang dan mereka sempat berhenti pada salah satu taman di jalanan kota Jakarta siang itu. Bima berusaha memejamkan matanya,akan tetapi ketika memejamkan matanya pun bayangan wajah Mia lah yang selalu menghantui pikirannya.padahal ia menyukai si Laras si gadis lembut itu.

--

"Bisa ngga sih! Singkirin kacamata tebel lo itu dari hadapan gue? Enek tau ngga liatnya," gertak Mia sangat kesal saat Diah sudah berdiri di hadapannya karena bahunya tadi di senggol oleh Diah yang  dengan santai membaca buku sambil berjalan,tanpa menghiraukan jika akan menabrak atau bahkan jatuh karena terlalu fokus membaca buku.

Lagi dan lagi.pagi-pagi buta mereka sudah meramaikan lapangan pagi itu. seperti ini lah kebiasaannya membuat berpasang-pasang mata kini tengah sibuk menjadikan Mia dan Diah sebagai pusat perhatian. dari aula atas sampai bawah,semua orang sedang menyaksikan kejadian pagi ini dengan mata kepalanya sendiri.

"Wah seru nih."

"Gila sih ngga ada abis-abisnya Diah bikin ulah sama devil sekolahan ini."

"Si nenek sihir tuh."

Dari siapa yang salah,dan siapa yang harus di paksa salah. tapi apa yang bisa mereka perbuat? membela Diah? Mustahil. tidak mungkin seorang Mia bisa ditentang.

"Lo jalan tuh pake mata! Jangan kacamata aja gede tapi mata lo ngga di pake!" bentak Mia lagi.

"Kenapa sih selalu nyalahin aku? Emang kenapa sama kacamata aku? Kenapa kamu selalu mempermalukan aku di depan umum? Puaskan kamu udah mempermaluin aku terus?" air mata Diah tak bisa lagi dibendung.ketika ia mengingat kejadian yang lainnya,membuatnya selalu merasa di permalukan.benteng itu seperti hancur seketika saat para siswa/i yang di aula atas sampai bawah, ketawa ngakak jika Diah sudah di bully oleh Mia.

Mia memegang dagu Diah mencengkram nya dengan kasar," Ngga cup. Gue ngga akan pernah puas! Dan gue bakalan puasin diri gue buat gangguin lo hari ini!"

"Kamu sudah keterlaluan Mia Alexa Wijayakusma yang terhormat."

"Makanya lo ngga usah cari masalah terus sama gue! Dan kalau jalan itu liat-liat anjing!"

"Mau sampai kapan kamu giniin aku?"

"Sampai manusia cupu kayak lo punah dari sekolahan ini."

Plak

Tangan Diah melayang ke arah pipi kanan Mia, membuat mata Mia melotot dan emosinya memuncak.berani-beraninya si cupu itu menamparnya di tangah keramaian lapangan! Selancang ini dia sekarang.
Dengan cepat Mia menjambak rambut Diah dengan kasar,menampar pipinya sampai tersisa bekas memar disana-sini.suasana pun semakin riuh. Saat melihat Diah sudah di dorong kesana kemari oleh Mia yang sudah ikut tersulut emosi.
Mia hendak melayangkan satu pukulan lagi ke wajah Diah. Tetapi. Ya ampun, betapa terkejutnya Mia saat yang jatuh di hadapannya adalah Laras. kenapa Laras yang terjatuh? Apa yang sudah ia lakukan? sampai Laras  tak sadarkan diri di hadapannya. Tangannya salah sasaran. membuat Mia sangat terkejut sampai menelan salivanya.

CERITA TENTANG MIAWhere stories live. Discover now