13.

43 31 6
                                    

13.

"Mia!" teriak seseorang dari belakangnya, Mia yang sedang berjalan menuju kelasnya tiba-tiba di hentikan oleh suara seseorang yang memanggilnya, suara yang tentunya dia sudah sangat mengenalnya. Dan benar saja, Bu Rosa  menghampirinya sudah siap mengeluarkan jurus andalannya, dia pasti akan langsung menarik paksa siapa pun Siswa yang membandel dan melanggar peraturan sekolah untuk masuk ke dalam ruangannya. "Ngapain kamu sudah jam pelajaran tapi masih di luar?" tanya Bu Rosa, dia lebih berharap Mia tidak memberikan alsana yang tidak masuk akal.

"Abis ke toilet, Buk." jawab Mia berbohong.

"Halah, tadi saya ke kelas kamu, dan saya sudah tanya sama dua teman kamu itu, kalau kamu memang dari tadi ke toilet, tapi kamu keluyuran diluar. Sekarang cepat ikut ke ruangan saya!" perintah Bu Rosa padanya, Bu Rosa tidak akan main-main lagi dengan hukuman yang akan dia berikan nanti untuknya. Bu Rosa melangkahkan di hadapan Mia, masih dengan terus mengoceh. Tentu saja Mia tidak ingin mengekori Bu Rosa, tidak mungkin dia dengan senang hati ikut dengan Bu Rosa, dan menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam jurang. Dia yang melihat Bu Rosa masih mengoceh pun mengambil kesempatan dengan langsung melarikan diri.

"Kamu itu suka banget bikin ulah terus menerus, mungkin kalau ruangan saya bisa bicara pasti mereka akan mengatakan bahwa mereka sudah bosan melihat kamu lagi dan lagi, masuk ke ruangan saya." oceh Bu Rosa yang masih belum sadar jika Mia tidak sudah tidak ada di belakangnya. "Kenapa kamu diam saja, apa kamu tidak mendengarkan apa yang saya katakan" lanjutnya lagi, karena merasa heran Bu Rosa pun membalikkan badannya. Bu Rosa menghembuskan napas kasar, dia  sudah tidak menemukan Mia disana."Miaaa," teriak Bu Rosa tanpa sadar suaranya sudah membuat para Siswa yang ada di dalam kelas mendongkakan kepalanya ke jendela kelas, melihat Bu Rosa yang sedang kesal tentu saja membuat mereka pun ketakutan dan memilih untuk berpura-pura tidak tau.

Mia masih berlari sambil membalikan badannya ke belakang dengan napas terengah-engah, lalu berhenti sejenak. "Untung gue pinter." ucapnya memuji dirinya sendiri. Dia pun melangkahkan kakinya ke arah ruangan perpustakaan, karena hanya tempat itu yang sunyi di saat jam pelajaran, tentu tidak akan ada satu pun guru atau bahkan Siswa yang tahu kalau dia ada di dalam sana. Biasanya ada penjaga perpustakaan, tapi dengar-dengar dia sedang tidak ada karena urusan mendesak membuat nya tidak hadir hari ini. Tentu saja Mia bisa tahu karena banyak sekali anak kutu buku di dalam kelasnya."Nah, emang udah paling pas, tempat gue sembunyi disini. Aman, ngga bakalan ada yang tau, nanti kalau bel istirahat bunyi, gue tinggal masuk kelas, deh." ucap Mia senang karena dia selalu merasa kalau dirinya benar-benar sangat pintar dengan semua ide-idenya. Dia masuk ke dalam, duduk di salah satu kursi tidak jauh dari pintu, lalu dia  mengeluarkan ponsel dari tasnya. Sesekali membaca buku karena bel istirahat masih cukup lama. Perlahan dia mulai bosan, dan matanya mulai terasa berat sekali, kantuk tidak bisa dia tahan lagi, Mia menguap, dan dia mulai tertidur pulas di atas meja itu.

Drttt

Drttt

Suara ponselnya berdering membuat meja itu bergetar, dan berhasil Mia terbangun dari tidurnya, karena dia mengira jika itu suara bel istirahat yang berbunyi. "Hoaamm," Mia mengucek-ngucek kedua matanya, benar-benar merasa puas sekali dengan rasa kantuk yang sudah hilang dari pelupuk matanya. "Tapi kok perasaan gue tidur kayaknya lama banget, ya." Mia mulai merasa heran. Dia pun meraih ponselnya melihat begitu banyak panggilan tak terjawab dari kedua sahabatnya itu, Mia masih belum kepikiran untuk melihat jam. Mia meraih tas nya dan melangkahkan menuju ambang pintu, karena dia tau jika kedua sahabatnya itu pasti sedang mencari-carinya.

Mia membuka pintu. Dahinya mulai mengerut, aneh dengan gagang pintu yang sulit sekali untuk di buka, sesekali dia mencoba mendorong-dorongnya."Ini pintu kenapa sih, susah banget buat dibuka, apa ada yang ngunci." Mia menggerut sambil terus menarik-narik pintu di hadapannya, dia mulai kesal, lalu meraih ponsel untuk memastikan jika Jam istirahat masih ada, mungkin saja karena pintu kayu ini sudah tua dan gangang nya sudah berkarat membuatnya sulit sekali untuk dibuka. Mia melihat layar ponselnya, matanya meloto, ketika melihat jam sudah menunjukan pukul tiga sore."Hah!" pekik Mia tak percaya jika ini sudah bukan lagi jam istirahat, ini sudah waktunya Siswa untuk pulang ke rumahnya masing-masing, dia mulai panik karena sekolah sudah selesai dan tidak mungkin akan ada satu pun siswa atau pun guru yang melintas di perpustakaan, hanya ada satpam sekolah lah harapan dia satu-satunya agar dia bisa keluar dari ruangan besar yang hanya di terangi oleh lampu merah tua yang sudah sedikit redup itu, membuat ruangan itu terlihat sedikit gelap dan menyeramkan."Tolong, siapa pun orang diluar sana gue minta tolong bukain pintunya, gue mohon gue takut di dalem sini, gue ngga suka gelap." rengek Mia."Gue masih di dalem, ayok bukain dong." teriak Mia berulang-ulang, berharap akan ada seseorang yang membuka pintu itu.

CERITA TENTANG MIAKde žijí příběhy. Začni objevovat