Part 40

3.8K 1K 339
                                    

"Gue pelaku utama dibalik semua ini, Woo."

Jeongwoo terperanjat, maniknya melebar ketika mendengar kalimat yang keluar dari mulut Haruto.

Haruto ... pelaku utamanya?

"Nggak usah bercanda." Jeongwoo kesal karna Haruto bercanda disaat seperti ini.

Jeongwoo tahu, Haruto suka bercanda, tapi ini bukan saat yang tepat.

"Siapa yang bercanda? Gue serius," jawab Haruto sambil bangkit berdiri.

"Kalo lo pelaku utamanya, kenapa lo selamatin gue?"

"Coba lihat diri lo sekarang, kaki sama tangan masih diiket, emang artinya udah selamat?"

Jeongwoo mematung, menyadari ia belum sepenuhnya selamat karna Haruto belum melepas ikatan pada tangan dan kakinya.

"Gue dateng bukan buat selamatin lo, tapi buat ngebunuh lo, Woo." Haruto mengangkat pistol dan mengarahkan tepat di kening Jeongwoo. "Mau langsung atau mau nanya sesuatu dulu? Gue tau pasti ada banyak pertanyaan dalam kepala lo tentang apa yang terjadi. Kalo lo mau tau, gue bisa jelasin semuanya sebelum lo mati."

Jeongwoo menatap Haruto nyalang, tak percaya jika seseorang yang ia anggap pahlawan, justru membuatnya berada diambang kematian.

"Ini ... lo serius?" Jeongwoo berusaha memastikan, masih menolak fakta yang Haruto ucapkan.

"Perlu gue bunuh lo sekarang biar lo percaya?"

Kalimat itu berhasil membuat Jeongwoo panik dan sadar jika Haruto tak bercanda.

"Cepet jawab, mau langsung mati atau mau tau dulu tentang apa yang terjadi?" tanya Haruto lagi, karna Jeongwoo tak kunjung menjawab.

"Gue nggak mau mati."

"Itu nggak ada di pilihan."

"Gue nggak mau milih apa yang lo suruh."

"Kalo lo nggak mau pilih, gue bakal langsung buat lo mati."

"Brengsek." Jeongwoo mengumpat kesal, merasa tak ada pilihan lain. "Jelasin semuanya."

Pada akhirnya, Jeongwoo memilih itu. Selain untuk mengulur waktu kematian, Jeongwoo juga ingin tahu tentang apa yang terjadi sebenarnya.

Setidaknya jika Jeongwoo mati hari ini, ia tak akan jadi arwah penasaran yang tak tenang karna mencari kebenaran.

"Ok, gue jelasin semuanya secara singkat. Karna yang jelasnya tadi udah dijelasin Bang Hyunsuk, Bang Jihoon, sama Bang Yoshi, kan?"

Jeongwoo terperanjat. "Kok lo tau?"

"Gue nunggu di luar daritadi, jadi gue denger apa aja yang kalian omongin." Haruto berterus terang. "Kalo lo tanya kenapa gue nggak masuk, karna gue males buang tenaga buat ngomong. Biar mereka yang jelasin, sisanya gue yang lanjutin."

"Anjing."

Haruto  menurunkan pistolnya, membuat Jeongwoo sedikit merasa lega.

"Seperti yang udah lo tau, Bang Mashiho dibunuh sama Bang Yoshi malam itu, karna dia nguping pembicaraan kita bertiga tentang rencana balas dendam ke Bang Hyunsuk satu hari sebelumnya." Haruto memulai cerita sambil mengingat kejadian yang sedang diceritakan. "Tapi itu berdasarkan apa yang Bang Jihoon dan Bang Yoshi tau, padahal sebenernya nggak gitu. Bang Mashiho nggak tau apa-apa."

"Kalo Bang Mashiho nggak tau apa-apa, kenapa dia dibunuh?"

"Itu kerjaan gue," jawab Haruto tanpa ragu. "Setelah selesai bahas rencana di rumah Bang Yoshi, gue bilang kalo gue nemu kalung Bang Mashi di depan pintu rumah dan ngasih dugaan ke mereka kalo Bang Mashi nguping pembicaraan kita. Begonya mereka percaya dan besok malem Bang Yoshi beneran ngebunuh dia, padahal kalung itu udah dikasih Bang Mashiho ke gue."

Secret | Treasure ✓Where stories live. Discover now