Part 16

3.9K 1K 182
                                    

Sore ini, Jihoon, Yoshi, dan Junkyu pergi ke taman komplek, berniat bermain skateboard di sana. Tapi yang bermain hanya Jihoon dan Yoshi, Junkyu justru duduk manis di salah satu kursi taman karna ia tak mengerti cara memainkan papan beroda itu.

Saat Jihoon dan Yoshi sedang duduk bersama Junkyu untuk beristirahat, mereka bertemu dengan Jaehyuk, Asahi, dan Haruto yang baru datang ke taman untuk jalan-jalan.

Keenam lelaki itu mengobrol sebentar, sampai kemudian Jihoon dan Yoshi melanjutkan permainan, dengan Haruto yang ikut bersama mereka karna ingin bermain juga.

Jadi tersisa Junkyu, Jaehyuk, dan Asahi di sana.

"Kenapa, Bang?" Jaehyuk menyadari jika Junkyu baru saja menatapnya dengan tatapan aneh.

"Nggak papa, emang gue kenapa?"

"Lo barusan ngeliatin gue kayak nggak suka gitu."

"Emang nggak suka." Junkyu berterus terang, dan nampak tak merasa bersalah usai mengatakan itu.

"Kenapa?"

"Masih nanya?" Junkyu menatap Jaehyuk tajam. "Lo itu udah ngebunuh dua temen gue."

Tangan Jaehyuk terkepal, emosinya mulai tersulut karna ucapan Junkyu.

Sepertinya, Junkyu masih sangat mencurigainya.

"Kenapa sih lo securiga itu sama gue?" Jaehyuk nampak kesal sekaligus lelah karna Junkyu terus mencurigainya. Padahal yang lain sudah tak separah itu.

"Gue udah pernah bilang alasannya."

"Gue juga udah pernah bilang kalo tuduhan yang tertuju ke gue itu belum jelas, Bang."

"Terus kenapa? Itu nggak ngerubah pemikiran gue. Gue tetep yakin lo pelakunya, nggak suka?"

"Siapa yang suka kalo dituduh ngebunuh temen sendiri?"

"Kenyataannya emang gitu, kan?"

"Jaga omongan lo, gue punya batas kesabaran," tukas Jaehyuk penuh penekanan, wajahnya berubah serius. Dan Junkyu dapat merasakan adanya amarah yang membara dalam nada suaranya. "Jangan sampe lo beneran gue bunuh."

Junkyu membeku, kaget mendengar perkataan Jaehyuk. Ia mendadak ciut, keberanian yang ia tunjukkan mendadak hilang dan berganti takut.

"Jae—"

"Lo nuduh gue pembunuh, kan?" Jaehyuk kembali bersuara, mengabaikan Asahi bahkan sebelum lelaki itu selesai bicara. "Mau gue bunuh beneran?"

"Jaehyuk, udah." Asahi menarik Jaehyuk mundur, menjauhkannya dari Junkyu untuk menghindari terjadinya hal yang tak diinginkan. Bagaimanapun juga, orang yang sedang dikuasai emosi itu berbahaya, ia bisa lepas kendali. "Ayo kita pulang."

"Tapi—"

"Tahan emosi lo, jangan ngomong sembarangan, bahaya. Omongan lo bisa jadi boomerang buat diri lo sendiri," bisik Asahi, berniat mengingatkan Jaehyuk untuk mengotrol diri sebelum lepas kendali.

Jaehyuk terdiam, perlahan ia melunak, emosinya mulai mereda. Jaehyuk sadar, apa yang ia ucapkan tadi salah dan bisa menyulitkan dirinya sendiri. Ia terbawa emosi hingga mengucapkan kalimat menyeramkan tanpa dipikir dahulu.

Jaehyuk melirik Junkyu yang masih duduk di kursinya, namun Junkyu justru memalingkan pandang ketika Jaehyuk menoleh ke arahnya.

Jaehyuk sadar, Junkyu nampak ketakutan sekarang, dan itu pasti karna kalimatnya tadi.

"Udah, ayo pulang."

Asahi merangkul bahu Jaehyuk, lalu mengajak temannya itu pergi dan meninggalkan Junkyu sendiri tanpa mengatakan apa-apa. Bahkan mereka juga meninggalkan Haruto yang ikut bersama mereka tanpa memberitahunya terlebih dahulu.

Secret | Treasure ✓Where stories live. Discover now