Part 26

3.4K 962 144
                                    

"Sejak kapan lo jago main pisau?"

Asahi berhenti dari kegiatannya dan menatap Jaehyuk penuh tanya. "Main pisau?"

"Maksud gue, pake pisau." Jaehyuk meralat ucapannya sambil merutuki diri sendiri dalam hati, tak habis pikir kenapa ia mengatakan kalimat seperti itu. "Gue liat, lo jago banget motong ayam. Kayak udah berpengalaman."

"Berpengalaman gimana?"

"Kayak udah pernah jadi tukang daging gitu," jawab Jaehyuk yang seketika mendapat tatapan tajam dari Asahi, namun lelaki itu hanya tersenyum tanpa dosa. "Bercanda, Sa."

Asahi tak membalas dan memilih melanjutkan kegiatannya, terlalu banyak bicara dengan Jaehyuk hanya akan membuang waktu.

"Tapi serius, lo kayak berpengalaman banget." Jaehyuk kembali berkomentar. "Sering motong-motong gitu, ya?"

"Iya."

"Motong apa?"

"Apa aja."

"Hah?" Jaehyuk nampak bingung. "Maksudnya?"

"Gue lagi kerja, Jae." Asahi menatap Jaehyuk kesal, pemuda itu terus saja menganggu kegiatannya. "Kalo lo nggak mau bantu, seenggaknya diem dikit deh. Gue nggak fokus jadinya."

"Oh, maaf." Jaehyuk tersenyum kikuk, merasa bersalah karna telah menganggu. "Lanjut aja, gue diem."

Asahi mendengus, lalu melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti, sedangkan Jaehyuk setia berdiri di tempat sambil memperhatikan pekerjaan sahabatnya itu.

Jaehyuk memperhatikan daging ayam yang dipotong oleh Asahi, lalu teringat dengan jasad teman-temannya yang ditemukan dalam keadaan penuh darah dan luka tusuk.

Jaehyuk membayangkan jika dirinya berada dalam posisi teman-temannya, ditusuk dengan pisau atau mungkin benda tajam lain hingga menembus organ-organ bagian dalam, rasanya pasti sakit. Mati dengan keadaan seperti itu, sungguh Jaehyuk tak mau.

"Jangan ngelamun."

Jaehyuk tersadar dari lamunan ketika suara Asahi terdengar.

"Entar kesambet." Asahi mengingatkan sambil tetap fokus pada pekerjaannya.

"Gue tunggu di ruang tamu aja, ya?"

"Iya."

Jaehyuk lantas pergi menuju ruang tamu, meninggalkan Asahi seorang diri dengan pekerjaannya di dapur.

••••

Jihoon tak punya kegiatan apa-apa dan berniat untuk menghabiskan waktu dengan bersantai di teras. Ia melangkah menuju dapur, hendak membuat segelas kopi sebagai teman bersantai. Namun ketika telah berdiri di depan pintu dapur, ponselnya berbunyi karna ada panggilan masuk.

Jihoon mengernyit ketika melihat nama Haruto terpampang di layar ponsel, tak biasanya ia menelpon.

"Halo?" Jihoon menyapa terlebih dahulu usai mengangkat telpon. "Kenapa, To?"

"Bang, lo di mana?" sahut Haruto dari seberang telpon, tanpa menjawab pertanyaan Jihoon terlebih dahulu.

"Di rumah."

"Cepetan ke rumah Bang Hyunsuk sekarang."

Jihoon mengernyit. "Ngapain?"

"Bang Hyunsuk kecelakaan."

••••

Secret | Treasure ✓Where stories live. Discover now