Part 23

3.5K 1K 106
                                    

"Yuk, cabut," ajak Jeongwoo usai selesai bersiap, membuat Haruto yang menunggu di ruang tamu menoleh.

Jeongwoo telah memakai seragam dan nampak siap untuk pergi ke sekolah, meski penampilannya tak terlihat rapi atau lengkap karna seragamnya nampak kusut dan ia tak memakai atribut sekolah apapun.

"Bentar." Jeongwoo berusaha mengingat sesuatu dan menyadari jika ada sesuatu yang hilang. "Hp gue mana, anjir?!"

Jeongwoo meraba saku seragam, jaket, dan celananya, berharap menemukan ponselnya yang entah berada di mana.

"Ini hp lo, bego." Haruto menyodorkan ponsel Jeongwoo pada sang pemilik.

Jeongwoo mengernyit. "Kok bisa ada di lo?"

Haruto tersenyum lebar. "Gue pinjem, biasa."

Jeongwoo mendengus sebal, lalu merebut ponselnya dengan kasar.

Meminjam ponsel seseorang tanpa izin adalah kebiasaan seorang Watanabe Haruto sejak dulu.

Alasan Haruto melakukan itu sederhana, karna ia bosan dengan ponsel sendiri. Ia sering meminjam ponsel teman-temannya hanya untuk sekadar bermain game, membajak akun sosial media mereka, atau memenuhi galeri dengan foto tampannya.

Tapi sebenarnya, hanya ponsel Jeongwoo dan Junghwan yang bisa Haruto pinjam tanpa izin, karna ia hanya mengetahui password ponsel kedua temannya itu. Sisanya harus dibukakan oleh sang pemilik agar Haruto bisa bermain.

"Yok, jalan," ajak Jeongwoo yang seketika mendapat anggukan dari Haruto.

Haruto dan Jeongwoo bergegas berangkat menuju sekolah. Namun di tengah perjalanan, motor Haruto berhenti secara mendadak, membuat Jeongwoo yang melaju di belakang langsung menekan rem agar tak menabrak.

"Lo kenapa, anjir? Minta ditabrak? Jangan berhenti tiba-tiba gitu," protes Jeongwoo, kesal karna Haruto berhenti mendadak.

"Di sana ada apaan, Woo? Kok rame banget?" Haruto menatap lurus ke suatu arah, mengabaikan kalimat protes yang Jeongwoo berikan.

Jeongwoo mengikuti arah pandang Haruto yang tertuju pada keramaian orang-orang di tepi sebuah danau.

"Iya, rame banget. Ada apaan, ya?" Bukan menjawab, Jeongwoo justru balik bertanya.

"Mana gue tau, kan tadi gue duluan yang nanya," protes Haruto, lalu kembali memperhatikan keramaian tersebut dan mendadak penasaran. "Liat, yuk?"

"Ngapain? Buang-buang waktu aja, entar kita telat."

"Bentaran aja."

Haruto melepas helm dan merapikan rambut yang sedikit berantakan, lalu turun dari atas motor.

"Ayo."

Haruto melangkah pergi lebih dulu, membuat Jeongwoo segera melepas helm dan turun dari motor, menyusul Haruto yang telah berada cukup jauh sambil mengibaskan rambutnya ke belakang karna sedikit menghalangi penglihatan.

Keramaian itu cukup padat, membuat Haruto maupun Jeongwoo kesulitan untuk melihat apa yang ada di tengah dan menjadi pusat perhatian. Bahkan tubuh mereka yang tinggi pun tak cukup membantu.

"Pak." Haruto memanggil seorang pria tua yang baru keluar dari dalam kerumunan dengan sopan. "Ini ada apa, ya? Kok rame banget?"

"Ada mayat, Dek."

Haruto tersentak, kaget dengan perkataan pria tua tersebut. Tak hanya dirinya, Jeongwoo yang mendengar juga nampak terkejut.

"Mayat, Pak?" Jeongwoo berusaha memastikan kebenaran tentang apa yang baru ia dengar.

Secret | Treasure ✓Where stories live. Discover now