Part 22

3.5K 1K 368
                                    

"Junghwan!" Hyunsuk mengetuk pintu besar yang merupakan akses masuk utama ke rumah Junghwan.

Seperti yang ia ucapkan pada Jihoon dan Yedam tadi pagi, Hyunsuk datang malam ini untuk meminta maaf secara langsung pada Junghwan.

Pintu akhirnya terbuka, membuat Hyunsuk bernapas lega karna penantiannya telah berakhir.

"Ada apa, Dek?" tanya seorang wanita parubaya yang membukakan pintu, yaitu asisten rumah tangga keluarga Junghwan.

"Junghwannya ada, Bi?" tanya Hyunsuk dengan ramah.

"Nggak ada, Dek Junghwan lagi pergi."

Hyunsuk mengernyit. "Ke mana?"

"Nggak tau, dia cuma bilang mau pergi, nggak bilang mau ke mana."

"Oh." Hyunsuk mengangguk-angguk, lalu monyodorkan sebuah kantong plastik berisi sekotak donat kesukaan Junghwan. "Saya titip ini buat Junghwan, Bi. Tolong dikasih, ya?"

Wanita tersebut mengangguk sambil mengambil pemberian dari Hyunsuk. "Iya, Dek."

Setelah itu, Hyunsuk pamit untuk pulang. Ia berjalan seorang diri dengan kepala yang penuh dengan pertanyaan tentang ke mana perginya Junghwan. Yang pasti, kemungkinan besar Junghwan mengunjungi rumah salah satu temannya yang ada dalam kawasan perumahan, karna ia tak mungkin pergi jauh di malam hari seperti ini.

Tapi kenapa, perasaan Hyunsuk mendadak tidak enak?

••••

Junghwan berjalan menyusuri sebuah jalanan kayu yang sudah terlihat lama dan tua. Cukup menyeramkan berjalan di atas sana, karna jika kayu itu patah, Junghwan akan langsung jatuh ke genangan air besar yang ada di bawah.

Junghwan terus berjalan lurus dengan hati-hati, takut tersandung sesuatu karna yang menerangi gelapnya malam hanya beberapa bintang dan sebuah bulan yang sedikit tertutup awan hitam.

Junghwan menghentikan langkah ketika melihat air di bawah kakinya, menandakan ia sudah berada di ujung jalan. Jika Junghwan kembali melangkah, maka ia akan jatuh ke dalam air dan tenggelam karna ia tak bisa berenang, lalu berakhir mati.

Seperti yang Junghwan inginkan.

"Capek."

Junghwan menatap lurus ke depan, memandang suasana danau yang gelap dan senyap. Seperti biasa tiap ia datang, selalu hanya ada dirinya di sana.

Danau kecil yang letaknya cukup dekat dengan perumahan itu merupakan salah satu tempat yang sering Junghwan kunjungi seorang diri, untuk menenangkan diri sekaligus pikiran apabila ia sedang kacau dan dalam masalah. Seperti sekarang.

Jalanan kayu yang Junghwan lalui tadi, memiliki ujung yang berjarak beberapa meter dari tepi danau, dan Junghwan selalu berdiri di sana setiap datang. Rasanya tenang, ia bisa melihat ke sekitar danau dengan lebih jelas dengan angin segar yang menerpa wajah.

"Junghwan."

Junghwan tersentak, nyaris terjatuh jika tak mempunyai keseimbangan yang baik. Ia lantas menoleh ke asal suara dan mendapati sosok lelaki sedang berjalan mendekat.

"Lo kenapa bisa ada di sini, Bang?" Junghwan nampak kaget ketika melihat kemunculan salah satu temannya secara tiba-tiba.

"Emang kenapa? Lo pikir yang tau dan boleh ke tempat ini cuma lo doang?" elaki itu balik bertanya. "Pertanyaan lo kesannya nggak suka gue ada di sini."

Secret | Treasure ✓Where stories live. Discover now