Part 31

3.4K 978 78
                                    

Hari ini, langit nampak sedikit gelap, seolah mengerti bagaimana sedihnya perasaan keluarga dan teman-teman yang ditinggalkan Jaehyuk.

Selama proses pemakaman, Asahi terus menangis dan Yoshi selalu ada di sampingnya, berusaha untuk menenangkan. Karna selain Jaehyuk, Asahi juga cukup dekat dengan Yoshi.

"Sa, ayo pulang," akak Jihoon ketika melihat keadaan langit semakin gelap. "Mau hujan."

Sudah setengah jam sejak semua orang pulang, dan yang tersisa di sana sekarang hanya mereka bertujuh, menunggu Asahi agar mau pulang. Mereka tak mungkin meninggalkan Asahi sendirian.

"Kalian semua lihat," ujar Asahi tiba-tiba, membuat semua menatapnya bingung. "Jaehyuk udah nggak ada."

Asahi menatap teman-temannya dengan sendu, tatapannya nanar dan penuh luka, namun juga terlihat kilat amarah di dalamnya.

"LIHAT, JAEHYUK UDAH NGGAK ADA!"

Asahi kembali histeris, membuat Yoshi buru-buru menariknya dalam rangkulan, namun Asahi menolak dan berusaha untuk mengontrol emosi sendiri. Ia tak boleh lepas kendali, masih ada yang harus ia katakan.

"Apa sekarang kalian masih nganggep dia pelakunya?"

Tak ada yang menjawab pertanyaan Asahi. Semua menunduk, terutama dua oknum yang sejak awal selalu memojokkan Jaehyuk.

Hyunsuk dan Yedam.

"Gue bilang mau cari bukti kalo Jaehyuk nggak bersalah, tapi ternyata itu nggak terwujud karna dia udah mati duluan. Kayaknya omongan dia bener." Asahi terdiam sejenak, mengumpulkan tenaga untuk melanjutkan. "Mati yang bikin kalian percaya kalo Jaehyuk bukan pelakunya."

Perkataan Asahi menampar semua orang, terutama Hyunsuk dan Yedam selaku dua oknum yang paling mencurigai Jaehyuk sebagai pelaku.

Disaat semua orang merasa bersalah, Asahi justru merasa gagal.

Asahi gagal menepati perkataannya untuk menemukan bukti jika Jaehyuk tak bersalah, karna sahabatnya itu membuktikannya sendiri.

Kematiannya menjadi bukti jika Jaehyuk bukan pelaku atas semua yang terjadi.

Asahi senang karna Jaehyuk berhasil membuktikan sendiri, tapi harusnya tidak dengan cara seperti ini.

"Maaf, Bang." Yedam menatap Asahi yang menunduk, memperhatikan gundukan tanah yang mengubur Jaehyuk.

Mendengar suara itu, Asahi teringat dengan hal lain yang ia ucapkan bersamaan dengan kalimat tentang mencari bukti jika Jaehyuk tak bersalah.

"Anjir, Bang!" Haruto berteriak kaget ketika Asahi bangkit dan menyerang Yedam.

Satu pukulan kuat dari Asahi membuat Yedam jatuh ke atas tanah. Untungnya saat Asahi hendak kembali menyerang, Jeongwoo lebih dulu memeluknya dari belakang dan Yoshi menahan dari depan.

Yedam dibantu oleh Hyunsuk untuk berdiri, sedangkan Jihoon dan Haruto hanya berdiri di tengah, berjaga-jaga jika Asahi lepas dan kembali menyerang Yedam, atau Yedam marah dan menyerang balik.

"Lepasin gue!" Asahi berontak, berusaha melepaskan diri karna ingin kembali menyerang Yedam.

Namun usaha Asahi sia-sia, tenaga dan tubuh Jeongwoo jauh lebih besar dari dirinya.

"Tahan emosi lo, Sa." Yoshi mencoba mengingatkan. "Lo lagi di makam Jaehyuk, jangan ngamuk-ngamuk gini, nanti dia nggak tenang."

"Jaehyuk emang udah nggak tenang dari sebelum dia mati karna tuduhan dari kalian semua, terutama dia." Asahi menatap Yedam tajam dengan mata sembab, dalam tatapan itu, Yedam dapat melihat adanya amarah yang membara. "Dan Jaehyuk nggak akan pernah tenang kalo dia nggak dihukum atas perbuatannya."

Secret | Treasure ✓Where stories live. Discover now