Melihat hal itu anggota polisi yang lainnya ikut Mengeluarkan pistolnya pada Queen dan Vino. Mereka sudah siap menembak Queen dan Vino.

"bukan hanya anda memili benda itu" seru Queen tajam

Diam diam Queen dan Vino mengambil senjata mereka dan langsung ikut menodongkan senjatanya pada polisi tersebut.

Kedua tangan Queen dan Vino sama sama memegang pistol menghadap para polisi itu. Para polisi itu diam tak berkutik hingga tangan mereka bergetar karena todongan senjata Queen dan Vino.

"hey mengapa anda gemetaran tuan" tanya Queen dengan seringai jahatnya

"sa-saya ti-tidak-" jawabnya terbata bata

"sudah lah anda tidak perlu berbicara"

"kau tau saya sudah lama tidak menggunakan benda ini" ujar Queen sembari menatap ujung pistolnya

Queen berfikir "terakhir kali saya menggunakannya"

"eum mungkin sekitar satu bulan yang lalu"

Semua orang membulatkan matanya kaget. Queen mengatakan ia sudah lama tidak menggunakan pistol. Tapi setelah itu ia mengatakan terakhir kali ia menggunakannya sebulan yang lalu.

"kau tau kalian para polisi hanyalah penembak pasif"

"sedangkan kami"

"kami penembak aktif"

"walaupun kalian penembak aktifpun kalian tetap tidak bisa membunuh kami"

"but"

"kami bisa melakukannya"

"bukan begitu sayang" tanya Queen meminta persetujuan Vino

"of course babe"

"halah palingan juga itu cuma boongan" seru ibu ketiga

dor

Queen menembak vas yang berada tepat didekat ibu ketiga itu. Bahkan peluru dari pistol itu melewat tepat disisi telinganya.

Jika ia bergerak sedikit saja peluru itu akan menembus telinga  kirinya.

Dan membuat hal itu semakin mengejutkan adalah Queen melakukannya secara tiba tiba bahkan tanpa menolehkan kepalanya. Setelah itu Queen membali menodongkan pistolnya pada polisi dihadapannya.

"bagaimana?"

"apakah anda masih bisa mengatakan pistol ini palsu?"

"anda tidak mungkin mengetahui tentang benda ini jadi akan lebih baik anda diam atau peluru ini akan bersarang dikepalamu"

"anda tau mengapa para polisi ini diam tak berkutik?"

"mereka diam karena mereka tau bahwa saya bisa saja membunuh mereka karena saya tidak memiliki larangan untuk membunuh"

"dan juga type senjata saya lebih bagus dari pada milik mereka"

"bahkan dengan sekali tembak peluru ini bisa membuat anda meninggal nyonya jadi diamlah"

Queen menarik kedua pelatuk pistolnya secara bersamaan hingga menimbulkan sebuah bunyi yang amat merdu. Menurut Queen dan juga Vino.

Tapi tidak dengan yang lainnya. Semua orang disana diam tak berkutik seakan akan jantung mereka akan berhenti berdetak.

Begitu pula dengan para anggota kepolisian tersebut. Wajah mereka sudah pucat pasi. Tangannya gemetaran ketika memegang pistolnya.

Jika saja mereka tidak menahan pistolnya dengan kedua tangannya pistol tersebut pasto jatuh.

Takdir [end]Onde histórias criam vida. Descubra agora