Eps.47 - Titik Terang Kala Hujan

Mulai dari awal
                                    

"Lo harus dengerin penjelasan gue."

Setelah dipikir-pikir, perkataan Heksa ada benarnya juga. Aku harus mengetahui penjelasan apa yang akan dikatakan oleh sobat sang penipu itu. Aku memang perlu titik terang atas semua kejadian yang kualami ini. Pelan-pelan aku menurunkan rasa ego dan pada akhirnya mengangguk pelan.

Heksa tersenyum samar. "Tapi bukan di sini. Ayo ikut gue!" Heksa merangkul pundakku dan mengarahkan langkah berat ini ke sebuah bangku taman yang tentunya sepi senyap.

Hujan masih mengguyur deras, Heksa melepas jaket hingga membiarkan badannya hanya terbalut kaos lengan pendek. Kemudian dipakaikannya jaket tersebut ke tubuhku yang menggigil kedinginan. Sementara payung yang dibawanya sengaja diletakkan begitu saja, terbalik terkena angin hujan. Membuat kami semakin basah-basahan.

Heksa sudah siap memulai ceritanya. "Untuk lebih detailnya, Arraja pasti akan cerita sendiri nanti, Ay. Sebelumnya alasan kita bisa nemuin lo di tempat itu karena gue bersama Arraja dan Yudis emang sengaja nguntit lo dan Orion dari awal sampai ke diskotik. Yudis udah cerita semuanya dan kita tahu akan ada sesuatu yang nggak beres yang bakal menimpa lo. Akhirnya, dengan bantuan polisi, kita bisa menciduk Orion dan komplotannya itu. Yah intinya, kita semua udah merencanakan penangkapan Orion di rumah bokapnya Decha."

Aku terdiam, rasanya masih belum mengerti maksud dari semua ini. Heksa tersenyum tipis sebelum melanjutkan cerita. "Lo pasti nggak sabar buat tahu alasan di balik Arraja melakukan penyamaran. Jadi, Arraja itu udah suka sama lo dari dulu, Ay, dari kita kelas sepuluh. Arraja suka sama lo yang tampak beda dari cewek-cewek lain. Dia cinta sama lo tapi dengan cara dia sendiri. Itulah sebabnya kenapa Arraja nggak pernah terlihat dekat sama cewek lain selama ini. Padahal gue tahu, beberapa adik kelas, ada yang terang-terangan menyatakan cinta sama dia, tapi semua dia tolak. Semua itu karena dia sedang menanti lo, Ay."

Aku membekap mulut. Terperangah dan benar-benar merasa tak percaya dengan apa yang kudengar barusan. Selama ini Arraja begitu nakal dan jahil kepadaku, suka membullyku, suka mengataiku, semuanya untuk mendapat perhatian dariku? Sulit dicerna dan tidak masuk akal. Mana ada cinta semacam itu?

Aku hendak membuka mulut untuk menyangkal, tetapi Heksa segera menggeleng untuk menghalangiku bersuara.

"Sampai suatu ketika, Arraja tahu kalau lo lagi deket sama Orion. Lantas, Arraja nggak tinggal diam. Karena Arraja, gue dan Darwin tahu siapa sebenarnya Orion. Akhirnya, dengan cara Arraja menyamar jadi orang lain, dia bisa lebih dekat sama lo. Semuanya berjalan lancar, lo bahkan langsung percaya dan mau berteman dengan Arraja yang menyamar jadi Miko, cowok culun yang sekolah di tempat lain. Hal tersebut memudahkan Arraja untuk mengulik segala isi hati lo tentang Orion, bahkan tentang Arraja sendiri, orang yang lo anggap musuh abadi." Heksa terkekeh singkat, menghela napas panjang.

"Lambat laun, lo semakin nyaman curhat dengan Miko kan?" Heksa menoleh ke arahku, aku mengangguk pelan. "Ya, dan pada akhirnya, sepatu yang Arraja beli di Pasar Malam itu rela dia berikan untuk lo, Ay. Karena Arraja tahu, ukuran sepatu lo. Dan dia waktu itu nggak benar-benar niat beli sepatu itu kok. Modus dia cuma mau ngisengin lo doang, Ay, bikin lo bete. Alhasil saat dia nyamar jadi Miko, sepatunya dia kasih deh ke elo."

Astaga, jadi Arraja juga diam-diam tahu ukuran sepatuku. Saat di Pasar Malam, dia tidak berniat mengambil alih sepatu incaranku, melainkan sengaja untuk membuat aku semakin kesal dibuatnya.

"Tunggu... tapi gue ingat salah satu momen di mana gue dan Miko mau menyeberang jalan, lalu tiba-tiba ada sosok Arraja yang lewat mengendarai motornya dengan gaya sombong, terus menyebabkan percikan air hujan yang menempel di seragam gue dan Miko. Kalau memang Arraja adalah Miko, gimana caranya mereka ada di satu tempat yang sama?" tanyaku ketika mengingat kejadian saat Miko hendak mengajakku ke sebuah bukit, lalu datanglah sosok Arraja yang mengendarai motornya dengan kecepatan penuh.

Be My Miracle Love [End] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang