"Siap kakak imut" Bayu mengangkat tangannya berlagak hormat. Menggeser piring Salju kehadapannya, mengambil garpu yang tersedia di wadah sendok didepannya, Bayu menusukan garpunnya ke siomay Salju dan mulai memotongi menjadi potongan kecil.

Setelah selesai memotongi siomay menjadi potongan kecil, Bayu menggeser piring yang berisi siomay itu ke sang empunya.

"Suapin" cengir Salju.

"Manja" ucap Bayu dan dengan tak sopannya Bayu mencubit pelan pipi gembul Salju membuat yang dipojokkan berapi-api.

Bayu menusuk satu potongan siomay lalu menyodorkannya didepan mulut Salju. Salju membuka mulut dan Bayu langsung memasukannya. Begitu seterusnya.

Sedangkan di meja pojok yang berjarak dua meja saja diseberang meja Salju and the genk, Bara habis dipanas-panasi oleh teman-temannya.

"Bar, lo kok diem aja sih liat Salju dipegang-pegang pipinya sama adek kelas songong itu?" tanya Daniel.

Bara mengedikkan bahunya acuh "Bukan urusan gue"

"Lah lo kan cowonya bege!" Daniel hendak mentoyor kepala Bara tapi ia urungkan. Melihat ekspresi Bara yang lagi sulit diprediksi membuat nyalinya menciut. Lagipula tidak ada satupun yang berani mentoyor kepala Bara. Entah apa alasannya.

Bara mengambil nafas panjang. Rasanya tidak ikhlas jika ia akan mengatakan yang sebenarnya. Tapi, Bara harus mengatakan yang sebenarnya kepada teman-temannya.

"Udah putus"

Raka yang tengah menelan air es teh seketika hampir tersedak. "Serius lo?!"

Bara mengangguk pelan.

"Kenapa bisa putus?"

"Kapan putusnya nyet?!"

"Tanyanya satu-satu napa?!" kesal Bara pada Daniel dan Gion yang terlihat sangat kepo.

"Lo kenapa bisa putus? Lo mutusin Salju, Bar?" tanya Raka dengan nada yang lebih santai namun serius.

"Salju yang mutusin gue gara-gara gue nyuekin dia semingguan"

"Goblok! Kenapa dicuekin? pea!" sungut Gion.

"Jangan bilang lo suka lagi sama Elena" tambah Daniel.

Bara menggeleng cepat "Engga. Tapi ini ada hubungannya sama dia"

"Maksud lo?"

Bara menatap sekelilingnya sebelum menjawab pertanyaan Raka. Setelah dirasa tidak ada orang yang akan ia bicarakan, Bara baru berkata, "Elena ngancem gue, kalo gue ngga mutusin Salju, Salju bakal didepak dari Sriwijaya. Awalnya gue ngga perduli. Tapi abis itu gue inget, Elena anak kesayangan Pak Jackson kan? Pemilik sekolah ini. Lah mulai dari itu gue panik. Anceman Elena ngga mungkin main-main. Elena pasti bisa banget nyuruh bapaknya buat ngeluarin Salju"

"Bener, Bar. Elena makin kesini makin gila. Dulu aja sampe nyuruh orang buat nyulik Salju. Gila tuh anak" timpal Daniel sambil geleng-geleng kepala tak percaya.

"Jadi lo sengaja nyuekin Salju biar Salju marah terus minta putus gitu? Dan berhasil?" tanya Raka.

Bara mengangguk. "Ngga rela banget gue, sumpah" Bara meraup wajahnya kasar.

Gion menepuk bahu Bara memberi semangat "Lo tenang aja, bentar lagi juga kita lulus kan?"

"Gue tau gimana bucinnya lo sama Salju. Pasti ini berat buat lo, Bar. Yang sabar ya" Daniel mengusap punggung Bara dramatis. Bukannya menenangkan Bara, malah membuat Bara semakin kesal. Bara laki-laki kuat, bukan perempuan lemah.

"Kenapa lo ngga ngomong yang sebenernya sama Salju sih?" tambah Daniel.

"Tadinya gitu, tapi liat Salju lagi mesra-mesraan sama cowok gue jadi males mau ketemu dia"

My Lisp Girlfriend [ REVISI ]Where stories live. Discover now