39.Phobianya Salju

4.4K 300 22
                                    

Maapkeun up nya lama 😁


Happy reading❤

Gara-gara ke gep guru tadi siang, Bara dan Salju diceramahi habis-habisan oleh Bu Dona dan akhirnya mereka dihukum. Dihukum mencari kayu bakar di sekitar puncak untuk api unggun. Tapi tidak boleh sampai masuk hutan karena ditakutkan bisa tersesat. Padahal kayu bakar untuk membuat api unggun sudah terkumpul cukup banyak disana. Tapi yang namanya guru, belum puas jika tidak menghukum anak didiknya.

Mereka mencari kayu bakar yang tergeletak di semak-semak yang tidak terlalu tinggi. Jika semaknya tinggi-tinggi, takutnya ada ular.

"AAAAAAKH"

Lagi fokus-fokusnya mencari kayu bakar, Bara dikagetkan dengan teriakan kekasihnya dan tiba-tiba menclok di punggungnya. Dengan sigap Bara menahan bokong Salju dibelakangnya agar kekasihnya itu tidak terjatuh. Untung Bara kuat. Jika tidak, pasti mereka sudah tersungkur kesemak-semak.

"Ada apasih?!"

"Ada ulet bulu! HUAAA"

"Ck cuma ulet bulu doang heboh banget!" decak Bara. Mencoba menurunkan tubuh Salju yang bergelayut dipunggungnya, tapi Salju malah semakin memperatnya.

"Salju takut hiks hiks. Kita balik aja yuk hiks hiks" Salju menangis tersedu-sedu di bahu Bara membuat Bara mengernyit bingung. Cuma liat ulat bulu kan? Kenapa nangis?

"Mana ulat bulunya? Biar gue buang" Bara menyapu seluruh pandangannya pada semak-semak di depannya.

Salju menggeleng cepat "Salju mau balik aja! Hiks hiks"

"Tapi kita baru dapet kayu tiga, Sal. Bu Dona kan tadi nyuruhnya minimal dua puluh kayu. Masa balik? Tambah dihukum ntar. Lo mau?"

"Iya gapapa" angguk Salju. Memang benar. Lebih baik menyapu seluruh kawasan puncak daripada harus berlama-lama di semak-semak yang banyak ulat bulunya seperti ini. Salju ingin segera meninggalkan tempat ini. Bayangan ulat bulu kecil yang mengerikan terus bergulat dipikirannya membuat keringat dingin tak terasa sudah membasahi keningnya.

Salju phobia dengan yang namanya ulat bulu. Dulu, sewaktu Salju kecil suka sekali memanjat pohon jambu yang tumbuh di belakang rumahnya bersama kakaknya - Satria. Dan pada suatu hari, Salju melihat buah jambu yang sudah agak masak di pohon itu. Terlihat sangat segar dan Salju ingin sekali memetiknya. Akhirnya Salju beranikan diri untuk memanjat pohon jambu itu sendiri tanpa di temani sang kakak. Saat sudah hampir sampai ke batang yang terdapat jambu incarannya, Salju terpeleset dan reflek berpegangan pada batang pohon jambu yang ternyata banyak sekali ulat bulu kecil sedang berkumpul disana. Salju kaget dengan telapak tangannya yang terasa tertusuk banyak sekali jarum. Melihat tangannya, Salju berteriak histeris dan langsung melepas pegangannya. Alahasil. Kedubrakk. Salju terjatuh dari pohon jambu itu. Tergeletak ditanah dengan kondisi yang sudah tak sadarkan diri. Entah karena jatuh atau karena saking takutnya dengan ulat bulu.

Mila dan Satria heboh dengan Salju yang tak kunjung kembali ke rumah. Padahal sudah menjelang senja. Mereka sudah mencari Salju di semua tempat. Hingga Satria teringat suatu tempat yang belum sempat ia temui. Belakang rumah. Satria menuju kesana. Ternyata benar, Salju disana. Dan betapa terkejutnya Satria saat mendapati adiknya yang sudah tergeletak di tanah dengan kondisi mengenaskan. Rambut panjangnya di penuhi daun-daun kering. Wajahnya begitu pucat seperti... mayat. Dan ya, tangan Salju. Tangan Salju bengkak berwarna merah dan dipenuhi bulu-bulu hitam. Sudah seperti rambutan jumbo.

Satria memanggil ibunya dan langsung membawa Salju ke klinik terdekat. Setelah diperiksa, Salju tidak baik-baik saja. Tangannya kebas dan gatal yang begitu menyiksa. Dan kondisi jantungnya juga tidak baik-baik saja. Sejak saat itu Salju mengidap phobia ulat bulu. Dan sejak saat itu juga Salju akan merasakan takut yang luar biasa jika melihat ulat bulu. Lihat saja takut apalagi sampai pegang? Salju tak bisa bayangkan itu. Entah itu ulat bulu atau ulat apapun itu, Salju sangat takut. Sama takutnya seperti melihat kuntilanak mungkin.

My Lisp Girlfriend [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang