38.Kesurupan

3.4K 279 22
                                    

Heiyoo up nih. Seneng ngga?

Happy reading❤



"Lestu cemen! Ayo cepet kejal Salju hahahah"

"Kenceng banget larinya.. astajimm"

"Lestu lalinya jangan cepet-cepet! Ntal Salju kena"

"Auuurmmm"

Kini dua orang manusia itu tengah bermain kejar-kejaran. Berlarian kesana kemari untuk mengejar lawan. Ya, Salju dan Restu berlari memutari tenda-tenda dan apapun yang sudah terpasang rapi disana.

Restu kewalahan menangkap Salju yang larinya bagitu cepat seperti sedang dikejar induk ayam habis bertelur. Bahkan Salju tak peduli pada orang-orang yang ditabraknya secara tak sengaja ataupun disengaja. Umpatan dan cibiran orang-orang yang ditabraknya tidak masuk sekalipun kedalam telinga Salju karena ia tengah fokus berlari.

Panas. Iya itu yang Bara rasakan ketika melihat kekasihnya begitu bahagia bermain dengan laki-laki lain. Meskipun udara sekarang tengah dingin-dinginnya tak mengobati panasnya hati Bara yang panasnya seperti namanya.

Salahkan Bara sendiri yang tadi menolak ajakan Salju untuk bermain kejar-kejaran. Alahasil Salju mengajak Restu tanpa izin dulu kepada Bara. Niat Bara menolak ajakan Salju untuk bermain kejar-kejaran itu supaya dirinya dan kekasihnya itu bisa berdua dan bermanja-manja di bawah pohon besar sambil menikmati satu cup popmie berdua. Atau didalam tendanya juga boleh. Tapi apa yang Bara dapatkan?

Bara jengkel. Kepada siapa dia harus marah? Dirinya? Salju? Atau Restu? Ah semuanya memang salah.

Pikiran Bara berkecamuk. Panas, menyesal, cemburu, dan marah menjadi satu. Apa yang harus Bara lakukan?
Apakah harus menyesali penolakannya atau harus merajuk pada Salju?

Tolong bantu Bara!

"Panas banget cuk-cuk! Liat do'i main sama cowok lain!" sindir Daniel dramatis seraya mengibaskan jaketnya seperti kipas seolah tengah kepanasan. Ia duduk sebelah kiri Bara diatas sebuah batang kayu yang sengaja dijadikan tempat duduk dan sama-sama tengah menonton aksi kejar-kejaran antara Salju dan si Restu.

"Kalo gue yang jadi lo yah, Niel. Gue bakal ikut terjun sama buaya di sungai amazon. Biar adem nih ati" balas Gion seraya mengelus dadanya tak kalah dramatis. Sengaja menambah panas suasana. Memang laknat ya mereka.

"Goblok!" umpat Daniel lantas mentoyor  kening Gion tak berperasaan "sama buaya yang ada isdet! Lo aja sana!"

"Ya engga. Kan temen. Masa buaya makan buaya?" sangkal Gion dengan wajah tak tau dosanya.

"Iya ngga dimakan buayanya. Tapi dimakan anakondanya noh!"

"Ada es batu ngga Niel?!" tanya Gion seraya berpura-pura mencari es batu disekitarnya yang mustahil adanya.

"Buat apaan?"

"Buat itu loh yang lagi berapi-api" jawab Gion. Matanya melirik Bara yang sedang mengamati kekasihnya dengan tatapan berapi-api.

Bara melihat Salju tengah menjambak rambut Restu. Meskipun bukan hal romantis, atau lebih tepatnya sebuah kekerasan, tapi Bara tidak suka itu. Biarkan Bara saja yang melakukannya. Bara tidak mau Salju menyentuh atau disentuh laki-laki lain.

"Oh. Ini ada banyak bingit" ujar Daniel lantas mengambil kerikil-kerikil dibawah kakinya dan memberinya pada Gion. Dan dengan bodohnya Gion menerima semua itu dengan ekspresi belum paham.

"Es batu bangsat! Bukan batu kerikil sa'alloh! Punya temen goblok amat dah" Gion melempar semua kerikil itu dikaki Daniel hingga Daniel meringis.

Daniel mengambil satu kerikilnya dan menunjukannya pada Gion seolah itu benda yang sangat bermakna "Lo pegang deh batunya. Pasti dingin. Sama kan kek es batu?"

My Lisp Girlfriend [ REVISI ]Where stories live. Discover now