25.Larangan

7.1K 495 19
                                    


JANGAN LUPA VOTE DULUU:)



"Jawab papi, Bara. Kamu pacaran dengan gadis itu?"

"Kalo iya kenapa? Papi mau larang Bara?"

"Lebih baik kamu putuskan gadis itu"

Bara tertawa sumbang. Setiap apa yang dipilih Bara itu selalu salah dimata Sebastian. Bara lelah, hidupnya terlalu diatur oleh sang ayah. Bara ingin memilih jalan hidupnya sendiri.

"Apa hak papi buat ngatur-ngatur hubungan Bara sama Salju?" tantang Bara. Tatapannya nyalang, seolah bukan sedang berbicara dengan orangtuanya sendiri, melainkan dengan... musuhnya.

"Saya ini ayah kamu!" tegas Sebastian. Sebastian geram dengan sang anak. Setiap kali ia mengajak Bara berbicara, Bara selalu melawan.

Ini yang sering kali mereka lakukan, berdebat. Ayah dan anak yang seharusnya dekat dan saling menyemangati malah sebaliknya. Dua manusia itu selalu berbeda pilihan, dan keduanya tidak ada yang mau mengalah. Bagai kutub utara dengan kutub selatan yang tidak akan satu jalan.

"Saya memang anak anda. Tapi bukan berarti anda seenaknya mengatur-ngatur hidup saya. Saya ingin hidup dengan pilihan saya sendiri" tegas Bara. Jika Bara sudah berbicara dengan bahasa baku dengan ayahnya seperti ini tandanya Bara sudah mengibarkan bendera permusuhan dengan ayahnya sendiri.

"Kamu selalu saja ngelawan papi! Siapa yang ngajarin kamu ngga sopan sama orang tua? Hah?! Sama orang tua sendiri ngomongnya anda anda"

Bara tersenyum miring "Anda sendiri apakah pernah mengajari saya sopan santun?"

Sebastian meraup wajahnya gusar. Itu yang selalu Bara lontarkan jika Sebastian menegurnya masalah sopan santun. Bara selalu punya jawaban yang membuat Sebastian kehabisan kata-kata.

"Nggausah nglawan kamu!"

"Ngelawan?" Bara terkekeh "Apa yang selama ini saya lakukan buat anda itu kurang?"

"Bara lelah pi. Semua yang papi minta udah Bara lakuin. Tapi tolong pi, soal perasaan papi jangan ikut campur" lanjut Bara.

Dulu, semua yang Sebastian perintah sudah Bara turuti. Dari perintah membuat groupband sendiri, Bara lakukan meskipun Bara awalnya sebenarnya malas. Tapi untungnya setelah itu ia menemukan kebahagiaan Baru setelah membangun grupband bersama ketiga sahabatnya. Sampai perintah untuk memacari artis terkenal yang Bara sama sekali tidak mencintainya pun sudah Bara lakukan. Itu berat, semua keinginan Bara berbanding terbalik dengan keinginan ayahnya.

Bara bisa apa? Semua fasilitas yang Bara miliki sekarang itu dari sang ayah. Mau tidak mau Bara harus menuruti permintaan sang ayah.

Tapi tidak, tidak untuk kali ini. Tidak ada yang boleh mengusik hubungannya dengan Salju. Siapapun itu akan Bara lawan.

"Dia ngga pantas buat kamu Bara" tegas Sebastian.

"Ngga pantes kenapa pi? Apa karena dia ngga sempurna? Apa karena dia anak orang kurang mampu?"

"Dengerin papi Bar, papi udah nganggep Salju seperti anak sendiri. Seperti adik kamu. Kamu boleh sayang sama dia, tapi sebagai adik kamu sendiri"

"Papi jangan egois. Bara sayang sama Salju sebagai kekasih. Bara ngga peduli. Apapun yang papi ucapin, Bara tetep ngga akan mutusin Salju!" kekeuh Bara. Tanpa menunggu jawaban dari sang ayah lagi, Bara melenggang pergi meninggalkan ayahnya yang tengah berdiri tepi kolam renang.

"BARA! PAPI BELUM SELESAI NGOMONG!"

***

"Sal, jalan-jalan yok" ajak Bara. Dia merasa bosan di rumah.

My Lisp Girlfriend [ REVISI ]Where stories live. Discover now