40.Pedes

4K 301 22
                                    


Huhu maap baru up. Author kemarin sibuk ngurusin doi baru soalnya wkwk.

Maapkeun kalian dicampakkan😅

Oke, let's read❤

Pagi yang sejuk ini membuat siapapun enggan menepis selimut yang menghangatkan tubuhnya. Suara kicauan burung malah menambah ketenangan suasana tidur nyenyak. Mungkin akibat semalam tidur sudah dini hari juga.

Tapi tidak dengan satu ini. Siapapaun akan terbangun dari mimpinya. Apalagi jika bukan suara melengking bak peluit yang berasal dari pita suara Bu Dona, ditambah lagi dengan pengeras suara toa legendarisnya.

"ADA GEMPA! ADA GEMPA! TOLONG KELUAR SEMUANYA SEKARANG!"

Semua isi tenda nampak gusrak gusruk berebut keluar tenda. Dengan muka bantal, semua berlari kearah sumber suara. Jika sedang genting seperti ini memang siapapun akan lupa jaga image.

"Mana gempanya Bu? mana?" tanya cowok dengan topi yang sudah melenceng dari tempat seharusnya hingga menutupi satu matanya. Wajahnya tampak begitu panik

"Kita harus meninggalkan tempat ini sekarang Bu!" pekik cewek bertubuh gempal dengan rambut singanya. Sudah seperti singa jantan obesitas pokoknya.

"TAPI BO'ONG" ucap Bu Dona dengan nada formal. Bisa dibayangkan?

Yang tadinya panik sekarang memberi tatapan tajam pada Bu Dona. Tapi Bu Dona nampak tidak takut sedikitpun.

"SEMUANYA BERSIH-BERSIH SETELAH ITU KITA MAKAN BERSAMA"

"BAIKK BUU"

***

"Jangan madep gue!" sergah Via.

Kini Salju, Chira, Via dan Resti berada dalam satu kamar mandi untuk membersihkan diri. Alasannya karena banyak sekali yang mengantri sedangkan kamar mandi hanya ada delapan bilik. Empat bilik untuk wanita dan empat bilik untuk pria. Alahasil mereka memutuskan untuk masuk bersama-sama saja.

"Woy pantat siapa nih nyenggol-nyenggol gue?!" pekik Chira.

"Geselan dikit ih. Salju ngga bisal gelak!" ujar Salju.

Mereka semua sudah mengguyur tubuhnya dengan air secara bergantian. Sekarang tinggal menyabuni badannya. Masalah membilas, nanti bergantian lagi.

Posisi mereka saling menghadap tembok dengan mata yang terpejam. Takut saja jika sampai melihat aurat masing-masing.

"Diem napa. Ngga selese-selese ini," omel Resti yang sibuk mengoles sabun cair milik Via di perut ratanya.

Tadinya mereka mau membawa sabun mandi sendiri-sendiri. Tapi melihat kondisi yang tidak memungkinkan akhirnya mereka memutuskan untuk memakai satu sabun mandi berempat.

"Sabunnya Via ngga wangi ih! Ngga kaya punya Salju bau pelmen kalet!" protes Salju seraya menyabuni kakinya. Bokongnya tak sengaja menyenggol bokong Chira hingga Chira terhuyung menabrak tembok.

"Pantat lo agresif banget sih Sal! Ilang nih first kiss gue diambil tembok gara-gara pantat lo."

"Oh em jihh!! Sabun gue kenapa tinggal segini?!" heboh Via setelah menerima uluran sabun cairnya dari Chira. Via meraba sachet sabun cairnya yang sudah lepek, tak montok seperti saat ia membelinya.

"Ck. Emang tinggal segitu kali. Lo nya aja yang pikun," balas Chira.

"Jahat bener lo pada. Lo tau ngga ini sabun cair gue beli pas diskon lima puluh persen tau! Terpaksa deh abis ini gue beli lagi yang gocengan." Via menekuk wajahnya.

My Lisp Girlfriend [ REVISI ]Where stories live. Discover now