RED 85

7.1K 411 54
                                    

Didalam kemewahan pesawat jet miliknya. Tavish justru merasakan kekosongan yang kini menggerogoti hatinya. Kehilangan Sierra baru terasa dampaknya. Nyatanya, mau dia mengelak akan rasa cinta yang ternyata sudah bersarang di hatinya pun tidak akan bisa membuat Tavish melupakan sosok Sierra. Dia yang sudah membuat hidup tidak berwarna, datar, dan biasa-biasa saja miliknya menjadi lebih berwarna dan bermakna.

Tavish mengingat dulu bagaimana indahnya ketika hidupnya diisi oleh keberadaan Sierra. Masa-masa itu seolah muncul ketika dia baru menyadari kesalahannya. Bodoh. Dia selalu meruntuki dirinya yang telah salah paham dan bertingkah brengsek.

"Pak, sebentar lagi kita akan sampai." Ucap salah satu pramugara yang baru saja menghampirinya.

Mendekati bandara Narita. Hati Tavish menjadi tidak sabar. Detak jantungnya berdetak sangat cepat. Dia takut dan juga gugup di waktu yang bersamaan. Tavish bertekad akan berusaha sekuat mungkin untuk kembali meluluhkan hati Sierra.

"Telpon Mr. Bernand untuk menemui saya di Hotel tempat Sierra tinggal." Tavish meluruskan punggungnya.

"Baik pak."

Ketika pesawat jet nya sudah mendarat dengan sempurna di lapangan udara bandara Narita. Seluruh awak pesawat langsung berjejer untuk mengantar bos mereka keluar.

Kaki tangan Tavish yang sudah menunggunya di dekat pintu mobil menyambutnya dengan wajah datar dan kaku seperti biasa.

"Bos, Pak Bernand sudah ada di lobi hotel. Dan, Nona Sierra juga baru saja masuk ke hotelnya setelah selesai bekerja." Tanpa disuruh, pria itu sudah langsung memberikan laporan yang sudah pasti ingin di dengar oleh Tavish.

Dia membukakan pintu mobil untuk Tavish. Setelah itu baru menyuruh supir untuk jalan. "Bagus. Apa Sierra akan pindah ke apartemen kantor?"

"Kemungkinan tidak pak. Karena seperti yang bapak bilang kalau ini adalah tugas terakhir Nona Sierra. Dan promosi buku Ms. Nadine tidak membutuhkan waktu lama. Nona Sierra pasti lebih memilih tinggal di hotel."

"Bilang Mr. Bernand untuk memindahkan Sierra ke apartemen kantor. Bilang saja alasannya agar lebih efisien untuk ke kantor jika dia berangkat dari apartemen. Dan minta juga siapkan kamar satu lagi untuk saya persis didepannya."

"Bos yakin? Lantai untuk Bos ada di paviliun atas. Isi di dalam apartemen karyawan jelas berbeda jauh bos."

"Lakukan saja. Dia tidak akan tahu jika lantai atas adalah milik saya. Kalau saya berada di lantai yang berbeda dengannya. Bagaimana cara saya bisa mendapatkan hatinya lagi." Balas Tavish dengan nada sendu.

"Saya doakan supaya bos bisa kembali lagi dengan nona Sierra." Balas kaki tangannya dengan tulus.

"Thank you Bito. Saya pun mengharapkan hal yang sama."

^^^

"Pak Tavish!" Keterkejutan Mr. Bernand tetap tidak bisa hilang meskipun dia sudah tahu akan kedatangan tiba-tiba bos besarnya ini.

"Mr. Bernand, apa kabar?"

"Saya baik pak. Saya terkejut mendengar kabar bapak akan kesini malam ini."

"Ya. Ini memang sangat mendadak."

Mr. Bernand mau tidak mau menyambut dengan hormat bosnya di depan lobi hotel lengkap dengan para direksi, manager bahkan karyawan hotel. Mereka menunduk hormat menyambut salah satu keluarga kerajaan kyoto. Sudah pasti berita itu sampai ke negara ini. Dan mendapatkan sambutan seperti ini sudah tidak bisa di elak lagi. Lagi pula, ini salah satu hotel milik keluarga Neneknya, Ariella.

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Where stories live. Discover now