RED 58

7K 363 22
                                    

Sudah memasuki bulan ke enam hubungan antara Tavish dan Sierra berjalan. Selama itu, keduanya masih tetap hangat dan selalu penuh cinta. Meski beberapa bulan lalu, Tavish sempat kesal dengan Sierra karena janjinya untuk mempublikasikan hubungan mereka di tunda.

Banyak alasan yang membuat Sierra yakin jika saat itu bukan waktu yang tepat. Pertama, dirinya belum lama terkena gosip murahan dari beberapa orang kantor. Meski dia ingin mengakui hubungan nya dan Tavish itu nyata. Sierra masih merasa takut jika mungkin saja ada beberapa orang yang kembali merendahkan nya.

Kedua, beberapa bulan lalu juga dirinya sibuk demi membuat salah satu novelis fantasi kenamaan yang saat ini sedang naik daun dan sangat di gandrungi seluruh orang, baik pemuda, bahkan orang dewasa dan tua. Penulis yang karyanya sudah di kenal di beberapa negara. Novelis kenamaan The Ocean Lady, atau biasa di panggil Ms. Nadine. Beberapa bulan ini membuat dirinya pusing karena dia kerap kali menolak design cover dan layout yang di buat Sierra untuk novelnya.

Katanya, pilihan Sierra tidak membuatnya puas. Dan beberapa design dan layout yang diberikan Sierra terkesan biasa dan tidak terlalu menarik.

Kerap kali Sierra merasa kesal dengan banyaknya permintaan klien pilihan Tavish ini. Bahkan Dino yang selalu menemani nya menemui Nadine juga lama-lama merasa kesal dengan sikapnya yang berubah jauh dari pertama kali mereka bertemu.

Kali ini, sudah design ke dua puluh yang Sierra berikan kepada Nadine. Ini juga ada campur tangan seniornya, Pandu dan Kino yang membantu Sierra memberikan ide-ide untuk cover wanita itu. Jika Nadine masih menolak mungkin Sierra langsung menyerahkan ini kepada Tavish. Beberapa pekerjaannya lain lain tertunda karena masalah ini.

Siang ini, dia ada janji temu dengan Nadine di kafetaria kantor mereka. Nadine sendiri yang mengatakan ingin makan disana. Karena terakhir kali dia makan. Dia suka dengan rasa steak yang di masak koki di kantornya.

Alasan, itu kata Sierra di dalam hatinya. Dia jelas sangat tahu mengapa Nadine ingin bertemu di kantornya. Sudah jelas kan siapa yang lagi di incarnya.

Tentunya sang pemilik perusahaan yang saat ini sedang berjalan ke arah mereka dengan membawa nampan makanan dengan isi yang sama seperti yang di makan Sierra dan Nadine.

Senyum wanita berambut merah menyala di depannya ini melebar begitu dia melihat Tavish berjalan mendekati meja mereka.

"Tav, kamu makan disini?"

"Iya. Sedang tidak ingin makan di luar. Is this seat taken?" Katanya menunjuk ke kursi di sebelah Sierra. Sierra masih terdiam melihat interaksi keduanya. Hingga suara Nadine yang di buat manis memecah konsentrasi nya.

"Duduk di sebelah ku saja Tav. Biar kamu bisa membantu aku memilih kan beberapa cover dan layout untuk novel ku nanti."

Kening Tavish mengerut. Dia melihat Sierra masih saja terdiam hingga Nadine akhirnya menggeserkan kursi untuk nya. Mau tidak mau Tavish melangkah kan kakinya untuk duduk di kursi yang ada di sebelah Nadine.

"Jadi kamu masih belum setuju dengan cover dan layout sebelumnya?" Tanya Tavish sambil memakan makanan nya dengan santai. Sesekali matanya melirik ke arah Sierra yang terlihat lebih diam dan tak acuh padanya. Padahal setahu Tavish dia tidak membuat kesalahan pagi ini.

"Iya Tav. Aku tidak terlalu suka dengan design yang sebelumnya. Terlalu biasa dan tidak menarik." Ucap Nadine dengan santai, seolah biasa saja jika mungkin ucapannya bisa menyakiti hati Sierra.

Dia tidak tahu saja jika Sierra bekerja setiap waktu untuk mengeluarkan ide-ide yang tersimpan di kepalanya supaya dia bisa memberikan hasil yang terbaik untuk Nadine. Tapi kenyataannya, wanita itu selalu saja mencari celah untuk menolak setiap ide pilihan Sierra.

"Memang bagaimana bentuknya? Coba saya lihat." Tavish mengelap mulutnya sebelum meminta Sierra menyerahkan design cover dan layout  untuk novel yang Nadine buat.

Dia tahu bagaimana kerja keras Sierra dalam novel Nadine kali ini. Dia selalu berusaha yang terbaik. Belum lagi Nadine adalah salah satu klien penting pilihan Tavish. Jadi, Sierra tidak ingin main - main dalam pekerjaannya kali ini.

"Ini pak. Di dalam sana juga ada sembilan belas design yang sebelumnya sudah saya buat. Dan ini design ke dua puluh. Mungkin Ms. Nadine bisa melihatnya juga. Kali saja Ms. Nadine suka."

Nadine menatap Sierra dengan sedikit kilatan tidak suka. Tapi dia kembali membuat wajah tersenyum begitu menatap Tavish.

"Aku tidak terlalu melihat nilai jual dalam design dan layout sebelumnya. Kamu tahu kan Tav, novel ku sudah sangat terkenal. Belum lagi banyak fans ku yang memanggil ku seperti penulis terkenal JK.Rowling. kamu pasti paham kalau aku juga ingin memberikan yang terbaik untuk mereka." Curhatnya dengan sengaja menyentuh lengan Tavish.

Kedua mata Sierra membulat melihat tingkah Nadine yang terlihat seperti sedang menggoda Tavish. Dia bahkan menghembuskan nafasnya dengan kasar. Tavish apa tidak melihat dirinya yang kesal dengan sikap gatal wanita yang duduk disebelah nya.

"Menurut ku design yang ini sudah bagus dan cocok untuk cover dan layout novel mu." Tavish menunjuk gambar terakhir yang Sierra buat untuk Nadine.

"Kalau menurut mu begitu. Aku ikut saja." Ucapnya enteng tanpa ada penolakan atau kritikan seperti biasanya.

Dia bahkan mengelus lengan Tavish pelan dan sedikit mendekatkan tubuhnya ke arah kekasih Sierra itu. "Thanks Tav sudah memilih kan cover untuk novel ku. Aku tahu pilihan kamu selalu sempurna."

Sierra bergidik ngeri melihat tingkah Nadine yang seperti wanita kurang belaian. Dia bahkan langsung menghentikan makannya. "Jika Ms. Nadine sudah setuju. Saya akan buat design ini. Kalau begitu saya permisi. Saya harus kembali bekerja. Siang Pak, Ms. Nadine."

Tanpa mau mendengarkan kalimat balasan apapun dari kedua makhluk berbeda jenis itu. Sierra langsung mengangkat tempat makannya dan pergi menjauh dari kantin. Hatinya cukup panas melihat kedekatan Tavish dan Nadine tadi. Dan dia tidak mau semakin lama disana. Bisa - bisa air matanya keluar dan justru dia akan mempermalukan dirinya sendiri di hadapan Tavish dan Nadine.

^^^

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Where stories live. Discover now