RED 35

10.2K 542 1
                                    

Tavish kembali ke kamar Sierra untuk mengecek keadaannya. Ketika masuk, Tavish melihat Sierra yang kini sudah sadar dari pingsan nya. Sierra menyandarkan tubuhnya ke belakang sandaran kasur.

Tavish langsung sigap menghampiri Sierra dan memberikannya minum. Wajah cemas Tavish tidak bisa tertutupi. Melihat Sierra yang kini memiliki pandangan kosong tentu membuatnya tak tenang.

"Ini minum dulu." Tak ada respon sama sekali dari Sierra. Wanita itu masih diam dengan sesekali memijit kepalanya yang terasa pusing.

Hingga akhirnya Tavish memegang tangan Sierra dan mengarahkan tangan wanita itu untuk meminum air yang ada ditangannya terlebih dulu.

"Masih pusing?" Tanya Tavish dengan penuh kelembutan. Sierra hanya bisa mengangguk kecil sambil sesekali meminum air yang di berikan Tavish.

"Berapa lama saya pingsan pak?"

"Hampir satu jam lebih." Sierra mengarahkan gelasnya ke arah Tavish. Dia langsung meletakkan gelas itu ke atas meja yang ada di sebelahnya.

"Apa ada yang kamu rasa lagi selain pusing?" Tavish sedikit membenarkan rambut Sierra yang berantakan di dahi wanita itu. Tak ada rasa malu dengan sikap tiba - tiba yang di lakukannya pada Sierra. Berbeda dengan Sierra yang sempat merasa terkejut akan aksi bosnya. 

Sierra masih belum mau mengatakan balasan apapun. Jiwa nya seakan hilang. Dia masih susah untuk membuka suaranya. Rasa takutnya masih tersisa dalam benaknya saat ini.

Hingga bayangan kegelapan itu tanpa di sadari nya kembali di ingatannya. Sierra langsung menutup wajahnya dengan kedua tangannya yang terlipat.

"Takut." Rintihnya pelan.

Tavish menatap Sierra dengan wajah penuh rasa bersalah. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini. Sierra terlihat sangat ketakutan.

Hingga tubuhnya yang semula biasa saja kini bergetar semakin hebat. Sierra semakin sering menggumamkan kata takut disertai isak tangisnya.

Tavish tidak bisa membiarkan Sierra terus ketakutan seperti ini. Dia langsung menarik Sierra kedalam pelukannya. Memeluknya erat sambil mengelus kepalanya dengan lembut.

"Tenang. Ada saya disini. Kamu aman Sierra." Katanya dengan pelan. Dia terus menerus menguatkan Sierra hingga tubuh bergetar wanita itu sedikit berkurang. Nafas Sierra yang semula memburu kini bisa terdengar lebih tenang.

"I am here. It's ok. You safe now." Terus menerus Tavish mengulang mantra itu untuk menenangkan Sierra.

Hingga Tavish merasa tubuh Sierra kini semakin bersandar di dadanya. Menyingkirkan rambut Sierra yang menutupi wajahnya. Tavish baru menyadari jika Sierra kembali tertidur.

Pelan - pelan dia meletakkan Sierra kembali ke tempat tidurnya. Menutupinya dengan selimut. Tavish  mengarahkan tangannya ke wajah Sierra dan mengelusnya dengan lembut.

Pipi Sierra terlihat sangat menggemaskan. Wanita ini tidak kurus dan tidak gendut. Tapi kenapa pipinya bisa sangat menggemaskan begini. Begitu chubby.

Tavish masih terus mengelusnya hingga kini tangannya mengarah ke arah bibir merah muda Sierra yang tadi baru saja di rasakan nya.

Jika bukan karena drama lift rusak tadi. Pasti Tavish sudah kembali menghukum Sierra dengan membuat wanita itu sulit bernafas karena ciumannya.

Tapi, melihat Sierra yang pingsan tadi. Dan untuk pertama kalinya bagi Tavish melihat sosok Sierra yang lemah karena trauma yang di miliki olehnya. Keadaan Sierra yang seperti itu membuat Tavish ingin menjaga wanita ini dengan bersungguh-sungguh.

"Kenapa kamu membuat aku seperti ini Sierra?" Kata - kata Tavish kepada sosok cantik yang tertidur dengan pulas malam ini.

"Kamu tahu, aku sangat takut terjadi sesuatu yang buruk pada mu tadi. Melihat mu yang pingsan membuat nafas ku sempat berhenti. Apa yang sudah kamu lakukan kepada ku Sierra?"

Tavish mengarahkan bibirnya ke kening Sierra. Memberikan kecupan lembut disana yang entah kenapa membuat hatinya terasa hangat.

"Kamu harus tanggung jawab Sierra. Karena kamu sudah membuat aku menjadi bucin. Persis seperti apa yang di ucapkan Anna untuk ku."

Tavish mengambil tangan Sierra dan tak lupa memberikan kecupan juga disana. "Karena mulai besok, kamu resmi menjadi milik ku." Hingga kini bibirnya menyentuh bibir Sierra yang kini terlihat pucat. Tanda ini Tavish berikan kepada Sierra jika mulai malam ini hanya Tavish yang bisa memilikinya.

Meski besok Sierra tidak akan mengingat akan apa yang baru saja di lakukannya. Tavish tidak akan peduli. Dia akan mengingatkan wanita itu kembali esok hari dengan keadaan wanita itu yang sudah sadar seutuhnya.

Kata - kata Annastasha kepada Tavish beberapa waktu lalu seperti nya menjadi nyata. Sang kakak yang tak pernah takluk akan satu wanita selama hidupnya. Akan menjadi "bucin sejati" jika bertemu dengan pasangan yang akan menjadi cinta pertamanya.

^^^^

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Where stories live. Discover now