RED 46

8.8K 448 5
                                    

Kedatangan Joshua dan Kennathan ke ruang tengah dengan wajah mendengus kesal tak di hiraukan sama sekali oleh Tavish. Sierra di satu sisi justru merasa bersalah. Karena dirinya, Tavish jadi membuat kedua sepupunya yang baru saja tiba di Singapura jadi harus mandi air dingin pagi-pagi.

Tatapan datar Tavish seperti biasa makin membuat kejengkelan di wajah Kennathan dan Joshua. Kedua pria itu bahkan berniat ingin melemparkan bantal yang ada di pangkuan mereka saat ini. Tenang, hanya berniat. Mereka tidak ingin mandi untuk yang ketiga kalinya.

Jadi, demi membuat suasana tidak menjadi dingin. Joshua mencoba mengobrol dengan Sierra.

"Hei! Maaf sebelumnya." Kata Joshua dengan senyuman manisnya.

"Kami sebenarnya mendengar perjanjian kalian berdua di luar sana." Tatapan mata Sierra membulat. Dia menatap Tavish dengan wajah merengut. Dia takut di nilai tidak baik oleh kedua sepupunya.

"Bukan! Bukan!" Joshua langsung mengerti jika Sierra memiliki pemikiran yang berbeda dengannya. Kode keras dari Tavish yang menatapnya tajam membuat Joshua tersadar.

"Bukan maksud kami ingin membuat mu buruk. Kami hanya ingin kamu yang menang taruhannya." Jelas Joshua. Kennathan yang sedari tadi diam hanya ikut mengangguk membenarkan kata-kata Joshua.

"Naik gaji 5 kali lipat kan?" Tanya Kennathan yang memastikan jika tadi pendengaran nya benar.

Sierra mengangguk kaku. "Iy..iya."

Senyuman di wajah kedua pria itu melebar. Tapi tak lama. Kedua wajah tampan yang masuk dalam 10 besar anak mudah yang sukses dengan wajah sempurna itu terlempar oleh bantal. Tersangka utama tak lain adalah Tavish.

Sejak tadi, meskipun dia diam tidak menanggapi ocehan Joshua dan Kennathan. Tapi Tavish masih punya telinga untuk mendengar alasan kenapa drama picisan itu terjadi.

Bocah kurang ajar! Geramnya setelah tahu jika niat drama itu terjadi untuk membatalkan usahanya mendapatkan hadiah utama dari Sierra.

"Daan!" Teriak Joshua dan Kennathan yang kesal karena terkena lemparan bantal.

"Apa?!"

Joshua merapikan rambutnya yang rusak karena lemparan bantal dari Tavish. "Kamu kenapa malah nimpuk aku pake bantal?!"

"Karena kalian berdua memang pantas mendapatkan nya."

Kennathan pun membalas Tavish dengan melepar bantal itu kembali. "Huh! Kamu juga pantas mendapatkan nya."

"Ck! Berhentilah menggangguku!" Ucapnya penuh kesal. Tavish kembali melempar bantal hingga mengenai kedua pria itu secara bersamaan.

"Daan! Wah! Kamu seperti nya memang benar ingin mengajak kami bertengkar." Joshua dan Kennathan kini berdiri dan mengambil beberapa bantal untuk menjadi senjata mereka.

Tavish pun melakukan hal yang sama. Dia juga kini mulai menantang kedua sepupu bodoh nya itu dengan beberapa bantal di tangannya.

"Oke! Jika kamu tidak mau ada perdamaian. Maka kita selesaikan ini dengan cara lain." Ujar Kennathan.

Ketiganya sudah berdiri dengan posisi masing - masing. Joshua dan Kennathan menjadi tim. Sedangkan Tavish akan berdiri sendiri. Selalu.

Sierra yang sejak tadi berada disana merasa benar - benar salah tempat dan salah waktu. Dia menatap ketiga nya dengan tatapan terkejut.

Ketiga pria tampan di depannya ini adalah role model semua pria. Mereka adalah idaman para wanita yang rela antri untuk mendapatkan perhatiannya. Tapi, melihat kelakuan konyol mereka sekarang didepannya. Sungguh membuat gambaran itu hilang.

Benar - benar persaudaraan yang aneh. Batin Sierra.

Kini, pikirannya justru semakin pusing melihat ketiganya sudah bertengkar dengan saling melempar bantal. Meskipun Tavish sendiri. Tapi pria itu bisa dengan mudah menyerang kedua sepupunya.

Joshua yang semula bergabung menjadi tim Kennathan. Kini justru menyerang pria itu. Tapi dia juga tetap menyerang Tavish. Hingga kini tak ada lagi tim - tim an. Yang ada hanya suara teriakan ketiganya yang terus perang dengan bantal mereka masing - masing tanpa ada yang mau mengalah.

^^^

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Where stories live. Discover now