RED 68

6.3K 312 2
                                    

Di hari sejak kepulangan mereka. Tavish akhirnya bisa sedikit fokus. Anna sudah ada bersama dengan seluruh keluarganya. Setelah mereka memberikan Anna waktu untuk menenangkan diri. Keadaan Anna menjadi lebih baik.

Tavish memanfaatkan waktu saat ini untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya. Karena setelah ini dia akan alihkan semuanya ke Nasta. Tavish tidak ingin ada gangguan selama masalah adiknya belum selesai.

Kennathan dan Joshua pun setuju. Mereka berdua juga meminta waktu untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dulu sebelum fokus ke masalah yang ada.

Tavish sempat terdiam ketika dia membahas tentang projek yang dijalankannya dengan Sierra. Projek yang membuat hubungan mereka terjadi. Tapi, Tavish tidak ingin ada keraguan lagi. Dia juga tidak mau ada gangguan disaat pikirannya penuh akan adik kesayangannya. Jadi secara penuh dia membuat Nasta yang menjadi penanggung jawab projek besar itu.

Jangan tanya bagaimana perasaannya ketika nama Sierra muncul begitu saja dalam pikirannya. Tavish jelas hancur dan sakit. Tapi, Sierra juga menyakitinya. Disaat dia butuh wanitanya, justru Sierra terlihat asik dengan laki-laki lain. Hancur sudah kepercayaannya melihat bagaimana gurat bahagia Sierra disaat dia paling membutuhkannya saat itu.

Kali ini dia tidak ingin lengah lagi menjaga Annastasha. Fokusnya harus kepada Anna. Tidak akan dia biarkan fokusnya teralih karena hal remeh yang sudah membuat dirinya tidak berguna dalam menjaga adiknya.  Anna sudah jelas akan ada dalam pengawasannya, keluarganya dan juga bodyguard yang akan selalu mengikutinya kemanapun.

***

Di dalam kamar yang ada di  mansion orang tuanya, Tavish terdiam. Tatapan matanya kosong seolah ada satu hal yang hilang dalam dirinya.

Semalam, sebelum dirinya memutuskan untuk pulang. Annastasha datang ke kamarnya dan menanyakan kabar Sierra. Satu hal yang sejak beberapa hari ini dia hindari. Jadi, saat pertanyaan itu muncul. Tavish jelas kembali menghindar.

Perasaannya kacau hanya mendengar nama Sierra di sebut. Ada rasa bersalah karena dirinya menyakiti Sierra dengan cara yang paling rendah. Mengingat bagaimana dia memutuskan hubungannya dengan Sierra. Seperti pria yang tidak punya hati. Tapi Tavish juga merasa hancur disaat Sierra tidak ada saat dia membutuhkannya.

"Daan!" Kennathan menatap sepupunya dengan heran. "Sejak tadi di panggil malah bengong. Kenapa?"

Joshua juga menatap sepupunya itu. Ada hal yang coba di tutupi Tavish. Dan Joshua belum bisa menebak hal itu.

"Nothing. Aku hanya sedang memikirkan pekerjaan."

"Huh! Mengelak lagi. Mau sampai kapan kamu menipu kita dengan gaya 'I am fine' mu itu?" Sergah Kennathan lagi.

"Cerita saja Daan. We're siblings after all. Kita bisa membantu kamu jika ada masalah." Tambah Joshua. Mencoba menggali isi pikiran Tavish tidak mudah. Hanya jika Tavish berbicara baru mereka akan paham apa yang ada di isi kepala pria itu. Karena Tavish adalah tipe orang yang suka menutupi masalahnya dan mencoba menyelesaikan nya sendiri tanpa bantuan orang lain.

"No. Really. I am fine. Just have some thoughts about works. That's all."

Kennathan dan Joshua mendesah pasrah. "Well, if you say so. Tapi ingat Daan. We always have each other back. Jadi, kalau kamu butuh saran atau bantuan kita. We got your back, oke?"

"Yup. Thanks bro."

Joshua mengambil beberapa kaleng bir yang ada di laci dekat kursinya dan memberikannya kepada Tavish dan Kennathan.

"Setelah ini kamu akan kemana Ken?" Crak, tanya Joshua sambil membuka minuman kalengnya.

"Aku akan ikut Daan ke Jakarta. Cek rumah sakit ku yang disana. It's been months sejak aku visit terakhir. Dan aku harus lihat ada hal apa selama aku tidak datang."

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Where stories live. Discover now