RED 09

14.6K 874 1
                                    

Melihat Nasta yang baru keluar dari ruangan Tavish, membuat jantung Sierra berdetak dengan tidak beraturan. Dia takut, apakah si bos besar tidak menginginkannya menghandle project ini. Sedangkan dirinya sudah tertarik dengan cerita dari client nya.

Ketika Nasta membicarakan tentang penulis 'The Ocean Lady' , detik itu juga Sierra mencari karya - karyanya. Dan, hasil pencariannya cukup membuahkan hasil yang menakjubkan.

Client - nya ini memiliki pengikut di blognya lebih dari lima puluh juta orang. Dan, setiap chapter dan series yang di publishnya selalu dibaca jutaan kali dan mendapatkan like dengan jumlah besar. Karena penasaran, dirinya sudah membaca beberapa chapter. Dan, tidak perlu waktu lama untuk Sierra menyukai seorang penulis hebat seperti 'The Ocean Lady'. Dia sungguh merasa beruntung Nasta memberikan projek ini padanya.

Tapi, jika Tavish tidak menginginkan dirinya untuk menghandle projek besar ini. Sudah dipastikan Sierra akan merasa sangat kecewa.

"Gimana? Is he ok with me?" Tanya Sierra begitu Nasta sampai didekat kubikelnya.

Pria itu mengangguk dengan penuh senyum. "Tentu, dia nggak akan bisa nolak karena nggak akan ada orang lain yang bisa handle." Jelasnya.

"Jadi, perihal gua kerja sama dia itu .."

"Benar." Potong Nasta. "Lo akan berada dibawah pengawasannya. Gua rasa, dia bener - bener suka sama si the ocean lady ini." Nasta memberikan tanda kutip ketika mengatakan kata 'suka' yang di maksudnya.

Sierra sempat termenung karena mendengar ucapan Nasta yang mengatakan jika Pria itu akan mengawasi kerjanya kali ini secara langsung. Tapi, dia bingung, kenapa seorang Tavish mau turun tangan secara langsung. Hal yang sangat tidak biasa. Dan, begitu Nasta mengatakan jika si bos besar menyukai client-nya. Bisa dipastikan hal itu pasti memiliki maksud lain.

"Memangnya dia pernah ketemu sama si the ocean lady?" Tanya Sierra penasaran.

"Enggak. Tapi feel gua aja yang ngerasa ada something special di project ini."

Sierra mengernyitkan dahinya "sesuatu? Apa?"

Nasta mengangkat kedua bahunya dan mengatakan tidak tahu menahu maksud si bos. "Tapi, pasti ada sesuatu. Baru pertama kali gua denger dia nggak mau kalau project ini dipegang sama siapapun. Selain lo dan dia tentunya."

"Kenapa gua?"

"Karena lo editornya. Dan, dia juga nggak mau kalau pak Bernand ikut campur dalam project ini."

Sierra terdiam. Segitu tergila - gilanya kah seorang Tavish hingga menutup akses siapa saja untuk mengetahui projek besar ini. Tapi, kenapa Nasta memberi kerjaan ini padanya.

"Dan, bos besar panggil lo buat ke ruangannya." Kalimat Nasta langsung selanjutnya langsung membuat Sierra mematung.

^^^

"Masuk." Suara yang menyahut dari dalam membuat bulu kuduk Sierra berdiri. Dia menelan ludahnya dengan kasar. Sierra menghembuskan nafasnya terlebih dulu sebelum memasuki ruang eksekusi ini.

"Oke Sierra. Ini bukan hukuman. Dia cuma manggil lo. Inget! Cuma manggil!" Sierra terus menyamangati dirinya sendiri.

Hingga akhirnya dia mengarahkan tangannya ke handle pintu kantor Tavish dan membukanya.

"Permisi pak. Kata pak Nasta, bapak mencari saya." Ucapan pertama Sierra ketika berhadapan dengan Tavish. Seumur - umur, baru ini pertama kalinya Sierra berbicara empat mata dengan seorang Tavish.

"Ya. Please have a seat." Balas Tavish tanpa memandang Sierra. Fokusnya masih mengarah ke laptop yang menunjukkan karya penulis novel yang akan menjadi tanggung jawabnya secara langsung.

"Jadi Sierra, saya hanya ingin mengatakan ke kamu. Kalau kali ini project Nadine akan saya handle bersama dengan mu sebagai editor-nya."

Sierra masih mendengarkan kalimat - kalimat Tavish tanpa berani menyela sama sekali. "Saya ingin anda bertanggung jawab penuh dengan project ini. Karena ini akan menjadi salah satu gebrakan besar yang akan saya lauching satu atau dua bulan ke depan kurang lebihnya. Jadi saya harap kamu bisa mengerjakannya dengan sangat baik dan sempurna."

Sierra hanya bisa menganggukkan kepalanya tanpa mengatakan apapun.

Tavish merasa heran karena sejak tadi Sierra tidak membalas pertanyaannya.

"Anda mengerti kan, Sierra?" Tanya Tavish lagi dengan tegas.

"Iya pak. Saya akan bekerja dengan baik dan sempurna untuk project ini."

"Bagus. Karena kalau sampai ada kesalahan nantinya. Anda akan langsung berhubungan dengan saya. Anda paham konsekuensinya?"

Glek! Sierra kembalj menelan ludahnya kasar. Nasta sialan! Kalau tahu hidupnya akan berada di zona hidup dan mati. Lebih baik Sierra tidak menerima tugas ini sama sekali. Lebih baik memegang projek banyak dari pada hanya satu project tapi bisa membuat masa depannya terlihat gelap.

"Iya pak. Saya paham."

^^^

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Where stories live. Discover now