RED 41

9.1K 489 17
                                    

Dress maxi berwarna peach yang melekat di tubuh Sierra malam ini entah kenapa membuatnya terlihat semakin cantik. Baju ini juga cukup tertutup dan sopan untuknya. Tavish memang benar - benar pria posesif yang sampai memperhatikan bagaimana baju yang digunakan Sierra untuk bertemu keluarganya. Baju ini adalah baju pilihan Tavish yang langsung di pesan kan oleh pria itu setelah mendapat telepon dari para sepupunya.

"Apa mereka akan menyukaiku?" Tanya Sierra yang masih menatap dirinya di depan kaca. Melihat penampilan nya yang cukup sopan membuat dirinya yakin jika penampilan malam ini tidak terlalu berlebihan.

"Mereka pasti akan menyukaimu, Sierra." Sosok yang sejak tadi berdiri di depan pintunya membuat Sierra terkejut.

"Kenapa bisa masuk ke kamar ku?"

Tavish melangkah memasuki kamar Sierra dan berdiri di belakang wanita itu. Sejak tadi Tavish melihat tingkah Sierra yang sangat menggemaskan. Wajah Sierra yang sedang berlatih berbagai jenis senyuman menurutnya sangat lucu.

"Karena kamu lupa menutupnya rapat - rapat."

Sierra langsung memutar tubuhnya. "Berarti kamu lihat aku ganti..."

Anggukan Tavish langsung membuat wajah Sierra memerah. "Tavish! Kenapa kamu ... Ya ampun!" Sierra berbalik memunggungi Tavish sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

Tavish menarik Sierra kedalam pelukannya. Ia melihat wajah Sierra yang pipinya kini semakin merona.

"Aku hanya tidak ingin membuang kesempatan yang ada." Godanya. Sierra semakin menundukkan wajahnya yang memerah.

Ya ampun! Bosnya yang baru saja merangkap jadi pacar melihat nya ganti baju.

"Ya Tuhan!" Gumam Sierra yang masih cukup terdengar oleh Tavish.

Dia memutar tubuh Sierra hingga benar benar menghadap ke arah nya. "Jangan sembunyikan wajah memerah mu Sierra." Tavish mencoba menarik tangan Sierra yang menutupi wajah wanita itu.

"Kamu sangat cantik." Pujinya. Dia bahkan sempat terpana beberapa waktu lalu. Tubuh Sierra benar benar... Damn!

"Daan!" Sierra memukul dada Tavish karena melihat pria itu yang sepertinya membayangkan hal-hal yang tak patut di lihat nya tadi.

"Hahaha... Maaf maaf. Aku masih terpesona. Jadi, ya kamu tahu..."

"Ck! Lupakan!" Sierra menatap Tavish kesal. "Atau aku benar-benar marah." Ancamnya.

Tawa Tavish yang menggodanya langsung berhenti. "Baiklah tuan putri. Boleh kita berangkat sekarang?" Tavish mengulurkan tangannya supaya Sierra bisa menyambutnya.

Dengan senang hati Sierra membalas genggaman itu. "Mari kita berangkat, bos pacar."

^^^

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Where stories live. Discover now