RED 65

8.1K 367 6
                                    

Di sebuah ruang tengah yang besar dan megah, seluruh keluarga Hopper sudah berkumpul untuk membahas masalah yang sedang terjadi terhadap Anna.

Anna duduk di rangkul ibu dan ayahnya, yang menatapnya dengan penuh kasih sayang. Tapi di balik itu, ada kesedihan yang mereka tutupi setelah tahu berita yang mengguncang putri mereka satu-satunya.

Orang tua mana yang tidak sakit hati anak perempuan kesayangan mereka disakiti hatinya dan dihina harga dirinya. Jelas Geraldino murka mendengar berita murahan. Selama ini dia sudah menahan untuk membiarkan Anna dewasa sendiri dengan jalan pilihannya. Tapi ternyata dirinya salah.

Meskipun hidup sebagai anak konglomerat yang sekarang masuk dalam tiga besar di Asia. Anna tidak pernah mau menunjukkan hal itu pada seluruh dunia. Tapi, jika ternyata dengan berpura-pura menjadi orang biasa dan mencoba melepas status anak konglomerat yang dimilikinya justru mendapatkan perilaku yang menyakiti dirinya. Geraldino jelas harus membalas semuanya.

Di tengah situasi tegang. Kini semua duduk menunggu berita yang sejak kemarin ingin di sampaikan oleh kakek dan nenek Tavish.

"Jadi,..." Kakek Tavish menatap seluruh keluarganya sebelum dia memulai penjelasan yang akan berdampak besar bagi mereka. Berita yang sudah lama ditutupi nya demi membuat keluarga nya aman dari serangan berita manapun.

"Untuk masalah Anna, aku sendiri sebagai kakeknya yang akan turun tangan." Katanya dengan pasti.

"Tapi ayah, biar kami saja." Balas Geraldino. Ayah Tavish tidak ingin membuat kedua mertua nya kerepotan mengurus hal ini.

"Tidak. Kalian tidak akan bisa membuat orang-orang yang gila akan status darah biru nya itu berhenti." Tegasnya lagi.

"Mereka harus tahu jika mereka berurusan dengan kita. Mereka akan dalam masalah." Ujar Tavish. Dia geram karena saat ini belum diperbolehkan untuk membalas semua perbuatan orang-orang yang menyakiti adiknya.

"Iya, Daan. Tapi bukan begitu cara kerjanya untuk keluarga kita." Kakek Tavish mencoba menenangkan cucu pertamanya itu.

"Memang kakek akan menyarankan apa?" Sahut Joshua. Dia tahu sejak kemarin kakeknya sudah terlihat memiliki rencana sendiri.

"..."

"Ayah! Apa yang akan ayah lakukan?" Tanya Sania yang masih menunggu jawaban orang tuanya.

"Status kalian." Kata kakek Tavish.

"Kenapa dengan status kami?" Balas Ken yang kini juga ikut penasaran.

"Ayah! Ayah pasti menutupi sesuatu dari kita kan?" Kini sahutan datang dari ibu  Joshua, Aubrey. Adik kedua dari mama Tavish ini sudah penasaran dengan berita yang akan di berikan orang tuanya.

"Cepat beri tahu kami ayah." Tambah Ruby, mama Kennathan, adik bungsu ibu Tavish.

"Setelah ini, hidup kalian pasti tidak akan sama lagi. Berita di luaran sana akan semakin mencari kalian. So, I want you guys to be prepared."

Wajah nenek Tavish sejak tadi masih terdiam. Dia hanya membiarkan suaminya yang berbicara. Setelah ini keluarganya pasti akan semakin tidak tenang karena kejaran media massa. Tapi tidak ada pilihan lain selain demi untuk membuat nama keluarga mereka tidak tercoreng.

"Apa kek?!" Tuntut Kennathan. Seluruh pasang mata di ruangan itu kini menanti penjelasan dari orang tua yang saat ini terlihat pasrah. Dia menggenggam tangan istrinya untuk mendapatkan kekuatan.

"Beri tahu kan saja." Kata istrinya dengan pelan.

"Baiklah. kakek dan nenek ingin kalian semua untuk tahu satu hal penting. Satu hal yang sejak dulu selalu kita tutup rapat karena ini adalah salah satu wasiat yang di inginkan nenek buyut kalian."

"Keluarga dari nenek kalian ... Kalian tahu dari mana nenek kalian berasal?"

"Jepang, yah." Tanya Sania.

Kakek Tavish mengangguk. "Dan sejak kalian lahir. Kalian sudah hidup di Singapura. Hanya aku dan istriku saja yang tinggal di Jepang."

"..."

"Dan ada alasan di balik itu semua. Kalian ..." Tunjuknya kepada ketika anak perempuan nya.

"Kalian bertiga adalah keturunan darah biru yang kalian dapat dari keluarga ibu kalian."

"...."

Seluruh orang terdiam. Bahkan ibu mereka pun yang merupakan anak-anak dari sang nenek masih tidak bisa berbicara. Semua terkejut dengan berita ini.

"Maksud ayah?" Tanya Sania. Dia ingin memastikan jika ayahnya ini tidak sedang melantur.

"Ibu kalian adalah seorang putri keluarga kerajaan. Dan kalian adalah keturunan keluarga kerajaan kesepuluh dari sebuah kota kecil di Jepang."

"What!" Semua orang berteriak heboh. Berita yang sungguh mencengangkan baru saja membuat seluruh keluarga Hopper terpaku.

Sebentar lagi, ketentraman keluarga mereka jelas terganggu karena kejaran media massa.

^^^

RED: He is A Mr. Perfect (Revision)Where stories live. Discover now