Salju menggelengkan kepalanya tanda tidak kuat. "Mau minum" rengek Salju.

Kebetulan sekali disisi jalan ada sebuah kursi panjang. Segera Bara menggendong tubuh Salju ala bridal style dan mendudukkan Salju dikursi itu.

"Lo di sini aja. Gue mau beli minum" ujar Bara lantas pergi meninggalkan Salju.

"Jangan lama-lama!"

"Bawel lo!"

Salju mencebikkan bibirnya kesal. Baru ngomong satu kalimat saja sudah dibilang bawel. Lantas Bara yang daritadi nyerocos terus dibilang apa? Bakwan?

Sekitar lima menit, Bara kembali dengan membawa dua botol mineral beserta kantong kresek putih yang entah apa isinya.

"Nih" Bara menyodorkan satu botol air mineral pada Salju yang langsung diterima.

"Kok ngga dingin?" protes Salju.

"Ngga baik minum air dingin kalo abis olahraga" jawab Bara.

Salju mengangguk tanpa memprotes lagi dan langsung menenggak air mineral itu dengan rakus. Setelahnya Salju membuka kantong kresek disebelahnya yang ternyata isinya roti dan berbagai makanan ringan. Ah Bara tau banget Salju lagi laper.

Tanpa izin terlebih dulu pada yang membelinya, Salju merangkul kresek itu. "Ini punya Salju semua!".

Pria dengan setelan kaos hitam tanpa lengan beserta celana kolor pendek hitam itu menoleh. Melihat tingkah kekasihnya yang sangat lucu, ia jadi gemas sendiri dan langsung mengelus rambut kuncir kuda kekasihnya. "Iya, buat lo semua. Makan sekalian kreseknya kalo bisa".

"Kalo kleseknya bisa dikunyah mah pasti Salju makan" ujar Salju enteng seakan apa yang ia katakan itu wajar.

"Yaudah sini gue bakar biar meleleh trus lo telen dah nggausah dikunyah"

"Gosong dong tenggolokan Salju!" gas Salju.

"Derita lo" ketus Bara membuat Salju mencebikan bibirnya kesal.

"Bala ngga lapel ya?" tanya Salju. Pasalnya Bara terlihat biasa-biasa saja setelah berlari dengan jarak cukup jauh. Padahal tadi pagi juga mereka belum sarapan.

"Ngga. Minum air mineral ini aja cukup" jawab Bara seraya mengangkat satu botol air mineral yang habis ia minum.

"Salju lapel. Pengen mam mam". Salju mulai memakan roti dan makanan ringannya dengan semangat membuat Bara terkekeh gemas.

"Abisin semua"

"Siap bapak negala!" seru Salju seraya berlagak hormat membuat Bara langsung mencubit hidung Salju dengan gemas.

Tak ada bosan-bosannya Bara memandangi kekasihnya yang tengah mengunyah snack hingga pipi chubby-nya semakin mengembung. Rasa lelahnya hilang begitu saja setelah melihat kegemasan Salju. Mungkin jika Bara disandingkan wanita cantik dan seksi, Bara akan tetap memilih memandangi wajah menggemaskan kekasihnya.

Bara jadi berfikir, kenapa dirinya sejatuh cinta itu dengan Salju. Menurut Bara, semua yang ada pada diri Salju itu istimewa. Mulai dari wajahnya, lugunya, polosnya, manjanya, childish-nya, cadelnya, dan semuanya.

Sesekali Bara mengusap sudut bibir Salju yang terkena noda makanan. Jika bukan Bara yang melakukannya, siapa lagi. Salju? Tidak akan. Salju akan membiarkannya hingga waktu cuci muka tiba. Sengaja dibiarkan atau mungkin memang tidak sadar.

"Balwa pijitin kaki Swalju!" titah Salju. Tanpa aba-aba Salju mengangkat kedua kakinya lalu menjatuhkannya dipangkuan Bara, siap untuk dipijit.

My Lisp Girlfriend [ REVISI ]Where stories live. Discover now