"Segitu miskinnya lo Vi, sampe beli sabun aja yang gocengan?" tanya Chira.

"Ngga gitu. Sayang aja beli sabun mahal-mahal kalo ujung-ujungnya juga disiram. Mana ngga bikin glowing lagi."

"Bener tuh. Pernah dulu gue beli sabun cair mahal yang katanya sekali pake langsung glowing. Eh ternyata pas gue pake. Biasa aja tuh kulit gue," tambah Resti.

"Pake soklin pemutih aja kali ya biar kulit kita putih." ceplos Via asal.

"Bego lu. Kulit kita tuh udah putih-putih tau. Ngga mandi satu minggu juga kayaknya masih putih," timpal Resti. Memang benar kan kulit mereka putih-putih dan glowing-glowing shining lighting semriwing.

"Iya juga ya"

"Udah ah cepet mana air mana?!"

***

"Jangan di abisin ih!"

"Ini jajan apa sih? Kok enak?" tanya Bara dengan mulut penuh ciki kesukaan Salju. Tangannya menyembunyikan ciki bernama Tic Tic cruncy stick itu dari hadapan Salju agar Salju tidak bisa memgambilnya.

Kini mereka tengah dalam bus perjalanan pulang.

"Itu namanya tik tik! Jangan diabisin!"

"Gue abisin ajalah. Lagian ini beli pake duit gue kan?"

Salju mengangguk.

"Nanti beli lagi sepuas lo."

"Benel?"

"Iya. Yang ini buat gue ya?"

Salju mengangguk antusias. "Yaudah. Salju makan kindel joy aja,"ujar Salju lantas mengambil Kinder Joy di dalam kantong plastik berlogo alfamidi. Di kantong plastik berukuran besar itu terdapat banyak makanan ringan. Hanya saja tinggal beberapa karena sudah Salju makan kemarin. Semua makanan ringan itu dibeli dengan uang Bara tentunya. Mulai dari Kinder Joy 3 bungkus, Tic Tic 2 bungkus, Tango 1 bungkus, coklat, dan masih banyak lagi.

"Bala nggausah minta!"

"Ck ngga doyan begituan gue. Makanan anak kecil!"

"Enwak tau ada bolwa-bolwanya mmm," ujar Salju dengan mulut penuh Kinder Joy. Bahkan hanya butuh satu suap saja Salju memakan Kinder Joy-nya.

Bara menoleh, memperhatikan gadisnya yang tengah mengunyah Kinder Joy dengan penuh semangat. Sangat menggemaskan.

"Bala kenapa liatin Salju telus? Bala mau kindel joy? Ngga akan Salju bagi ya!" ketus Salju. Ya iya lah ngga akan di bagi. Orang udah habis.

"Siapa yang liatin lo dih?!" Bara mengangkat satu alisnya sinis.

"Itu tadi Bala liatin mulut Salju telus. Pasti Bala pengen kindel joynya kan?" tuding Salju.

Bara gelapan. Memang benar Bara memerhatikan mulut Salju. Ralat, lebih tepatnya bibir Salju yang bergoyang. Bukan karena mau Kinder Joy. Tapi... tau sendiri lah ya??.

"Ngga! Idung lo ada upil makanya gue liatin," elak Bara asal.

Salju reflek mengangkat jari telunjuknya yang penuh cokelat karena habis mencolek Kinder Joy lalu memasukannya ke lubang hidung.

"Bego! Bego!" Bara menarik tangan Salju.

"Mana upilnya ih?!"

"Ngga ada upil. Adanya coklat noh" Bara menekan hidung pesek Salju.

Salju mencebikkan bibirnya kesal. Salju mengendus-ngendus ketika menghirup aroma coklat yang begitu dekat dengan hidungnya.

"Bala. Idung Salju kok wangi banget ya?"

My Lisp Girlfriend [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang