Brakk!

"Tai harum!"

"Eh, upil manis!"

"Asu!"

"Cendol iler!"

Dan di sambut latahan orang yang berada di dalam mansion.

"Eh, bu bos kenawhy tuh?" tanya salah satu pria dengan berbisik.

"Mana saya tempe," jawab temannya.

"Yah, sayang banget... bawahan kemarin baru di bunuh sama tuan Daniel,"

"Wah, terus gimana donk? Susah kalo udah gini."

Dan mereka hanya mengangkat bahu mereka. Ainelis yang melihat bawahannya sedang mengobrol pun menghampiri mereka.
Sedangkan bawahannya sudah berkeringat dingin.

"Salam Queen," sapa mereka kompak.

"Dimana yang lain?" tanya Ainelis dengan nada dingin.

"Sudah tidur, Queen." jawab salah satu bawahannya.

"Ada boneka?" tanya Ainelis lagi.

Mereka yang paham menggelengkan kepala mereka kompak.

"Ti-tidak ada, Queen."

"Bawakan Wisky keruangan saya."

"Baik, Queen!"

Ainelis hanya mengangguk dan melangkah menuju ruangan pribadinya.

Beberapa menit kemudia Ainelis mendengar suara ketukan pintu.

"Masuk." Ainelis duduk di sofa hitam.

Cklek!

"Wiskynya queen," kata bawahannya menunduk membawa nampan bersisi sebotol wisky.

Brakk!

"Udah berapa kali saya katakan, tatap mata saja saat bicara dengan saya!" seru Ainelis menggebrak meja di depannya.

"Ma-maaf, Queen." ucap bawahan itu gugup dan gemetar.

"Huf! Ya, taruh aja di situ." tunjuk Ainelis pada meja di depannya.

"Ba-baik queen."

Saat akan berbalik pergi, ia terhenti.

"Tunggu! Panggil anggota inti sekarang juga," kata Ainelis datar.

Beberapa saat kemudian,

Cklek!

"Kamu kenapa lagi?" tanya Daniel saat memasuki ruangan itu menatap Ainelis yang sudah terpengaruh dengan akohol.

Ia khawatir saat tidurnya terganggu dan keadaan Ainelis yang kacau. Saat dia masuk, ia melihat Ainelis yang menatap kosong pada gelas sambil menggoyangkan gelas yang berisi wisky di tambah wajah penuh memar dan kepala yang dililit perban.

Sedangkan Ainelis menoleh saat mendengar suara seorang yang dia kenal.

"Kamu kenapa bisa kaya gini, hm?" tanya Daniel sekali lagi menangkup wajah Ainelis.

"Arghh, Sakit begok!" seru Ainelis menepis tangan Daniel.

"Biar gue yang ambil obat," kata Pandu yang juga baru datang.

"Kalo gitu gue ambil es batu dulu." sahut Adam.

Mereka berdua pun keluar ruangan. Dan tinggallah Daniel dan Ainelis di dalam ruangan.

"Jelasin, siapa yang ngelakuin ini?" tanya Daniel menatap Ainelis tajam.

"Lo berani natap gue kaya gitu?" Anelis menatap Daniel datar.

Daniel yang paham jika suana hati Ainelis buruk pun menarik pandangannya dan duduk di samping Ainelis.

Helaan nafas terdengar dari bibir Ainelis, ia menunduk dan berkata, "Gue di usir."

Daniel menoleh ke Ainelis, sebelum dia membuka suara seseorang mendahulinya.

"Dari keluarga William?" tanya Pandu yang baru masuk dan dijawab anggukan Ainelis.

"Bagus donk, jadi lo bisa bales keluarga bangsat itu." Adam mengompres memar Ainelis dengan Es namun tidak ada ekspresi sakit dari Ainelis.

"Tumben otak lo encer," sarkas Pandu.

"Nyeyeye," ejek Adam pada Pandu.

"Hm, gue akan. Gue juga bakal pakai nama asli gue," kata Ainelis menenggak wiskynya.

"Kita bakal dukung keputusanmu." Daniel memeluk Ainelis membuat Ainelis menyergit tidak suka.

"Terus rencanamu apa?" tanya Adam penasaran.

"Gue denger 1 minggu lagi ada lomba olimpiade fisika di uneversitas AS." Ainelis menatap bahawannya.

"Terus lo mau ikut?" tanya Pandu.

"Hm. Kepala sekolah majuin gue buat ikut serta," jelas Ainelis.

"Jadi rencananya gimana?" tanya Pandu lagi.

Anelis pun memberi tau rencananya.

"Gak ada cara lain, Bos?" tanya Adam tidak terima dengan rencana Ainelis.

"Kalian hanya perlu lakukan saja. Dimana Lucas?" tanya Ainelis yang tidak melihat Lucas.

"Oh, iya lupa... kitakan punya amggota baru." Adam memukul keningnya sendiri.

"Ya sudah, suruh dia pantau terus Ayu dan Bella."

"Nanti biar aku yang ngasih tau dia," sahut Daniel.

"Hm, kalian harus hati-hati. Jangan ceroboh," kata Ainelis memperingati mereka dan dibalas anggukan mereka kompak.

Dilain tempat.

"Ah, akhirnya gue bisa nyingkirin jalang itu," kata Ayu tertawa puas.

"Bagus...

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lanjut?



i'm ClaraWhere stories live. Discover now