13. Tanggal merah

64 17 0
                                    

Ting!

Bunyi suara notifikasi dari handphone yang tergeletak di atas meja belajar itu sontak mengalihkan atensi si pemiliknya.

Gadis yang sedari tadi tengah berkutat di depan cermin itu perlahan mengambil ponselnya di atas meja, dilihatnya satu pesan masuk dari seseorang.

Jeje🐒 :
Gue udh di dpn rmh lo. Cepat keluar!

Begitu pesan yang diterima Dahnia dari Jevan. Seperti yang direncanakan tadi malam, Jevan, Dahnia dan yang lainnya benar-benar akan pergi ke cafe milik abangnya Danang hari ini. Dan tentu saja, Jevan lah yang menjemput Dahnia.

Dahnia pun segera mengetikan jawaban pada Jevan untuk menunggunya sebentar lagi, lantas ia buru-buru menyambar tas selempang yang sudah ia siapkan di atas kasur lalu memasukan handphone nya ke dalam tas itu.

Lantas ia berjalan cepat menuju pintu depan, takut kalau-kalau Jevan akan mengomel karena ia lama membukakan pintu.

Namun, ketika sampai di ruang tamu, Dahnia terkejut saat Jevan justru sudah duduk di sofa bersama Alex dan tengah berbincang-bincang, ntah membahas apa. Rupanya Alex sudah lebih dulu membukakan pintu untuk Jevan.

Melihat kedatangan Dahnia, kedua lelaki itu langsung menoleh ke arahnya.

"Bang, Nia mau main ya," izin Dahnia pada Alex.


"Mau main ke mana sih?" tanya Alex sambil menatap Dahnia dan Jevan secara bergantian.

"Mau ke cafe punya abangnya teman Nia, nggak berdua doang kok, ntar juga ketemu Ricko, Diva, sama yang lainnya. Ini kebetulan aja yang bisa jemput Nia itu Jevan, gitu Bang," jelas Dahnia.

Alex mengangguk paham. "Yaudah, pulangnya jangan kesorean," pesan Alex yang langsung diangguki oleh Dahnia.

"Kalau gitu Nia sama Jevan jalan dulu ya Bang. Assalamu'alaikum," pamit Dahnia sambil mencium punggung tangan Alex diikuti oleh Jevan.

"Wa'alaikumsalam."

"Hati-hati di jalannya, jangan ngebut!" perintah Alex pada Jevan.

"Iya Bang," jawab Jevan. Lantas keduanya berjalan keluar rumah menghampiri motor Jevan yang terparkir di pekarangan rumah Dahnia.

Setelah Dahnia naik, Jevan pun mulai melajukan motornya perlahan, lalu sambil melambaikan tangan pada Alex yang masih memperhatikan mereka dari ambang pintu, akhirnya keduanya pun melaju pergi hingga tak terlihat lagi oleh pandangan Alex.

Lelaki itu hendak kembali masuk ke dalam rumah ketika satu adiknya sudah dirasa aman pergi bersama temannya, namun saat membalikan tubuhnya, Alex terkejut dengan gadis yang sudah tersenyum riang sambil menatapnya. Gadis dengan wajah yang sama dengan gadis yang baru saja pergi barusan.

Itu Dahlia, saudara kembar Dahnia.


"Ngapain sih Li di sini? Ngagetin abang aja," ujar Alex yang sedikit terkejut saat melihat Dahlia begitu ia membalikan badan.

Dahlia malah menyengir penuh arti. "Hehe, Lia mau main juga Bang, minta uang dong," pinta Dahlia sambil mengulurkan telapak tangannya.

RIVAL Where stories live. Discover now