10. Bertaruh

74 20 0
                                    

Setelah jam pelajaran dimulai, dari awal jam pelajaran pertama hingga akhirnya bel istirahat yang selalu ditunggu-tunggu oleh setiap murid pun berbunyi.


"Guys! Ayo ngantin, Danang traktir!" pekik Ricko heboh.

Jevan yang awalnya sudah hendak keluar kelas, kemudian kembali masuk ketika mendengar pekikan Ricko barusan. Siapa sih yang akan menolak jika dapat traktiran?

"Weh, serius? Ada apa nih, tumben traktir?" tanya Divana mewakili yang lain.

"Tuh kan, mereka aja gak ingat kalau gue hari ini ultah, gak jadi traktir ah. Males!" kesal Danang lalu cemberut.

"Jangan ngambek dong Nang, kita ingat kok. Si Diva cuma pura-pura aja, iya nggak Va?" tanya Jevan, yang segera dibalas anggukan meyakinkan dari Divana, padahal tadi Divana memang benar-benar lupa jika Danang hari ini berulangtahun.

"Iya Nang, gue ingat kok. Tadi cuma pura-pura lupa aja, udah gak usah marah, yuk ke kantin," dusta Divana dengan senyum kikuk, seraya menarik lengan Danang dan menyeretnya ke kantin, membuat lelaki itu sedikit terkejut.

"Bhahaha Danang digandeng Diva aja mukanya langsung merah," ejek Ricko sambil tertawa, ketika melihat ekspresi wajah Danang saat digandeng oleh Divana barusan.

"Nah, berhubung Diva sama Danang, lo sama gue aja yuk Ty," ajak Ricko pada Christy sambil menaikturunkan alisnya.

"Gue mau sama Dahnia dan Nindya aja," tolak Christy.

"Dahnia mau sama Jevan, udah lo sama gue aja, kuy, kita nyusul si dua D itu," ujar Ricko tanpa penolakan. Ia langsung meraih lengan Christy dan menggandengnya lalu berjalan bersama gadis itu.

"Lah, Jevan sama Nia? Gue sama siapa dong?" tanya Nindya kebingungan.

"Sama Ragil aja Nin! Kosong tuh!" sahut Ricko dengan berteriak.

"Yakali Ragil mau sama gue," ujar Nindya sambil mengerutkan bibirnya.

Ragil yang sedari tadi masih duduk diam di bangkunya akhirnya beranjak, lalu menepuk pundak gadis pendek yang sedang cemberut itu.

"Ayo lah nyusul," ajaknya pada Nindya.

Sontak Nindya begitu terkejut, namun tak seperti dugaannya, Ragil malah berjalan duluan setelah mengatakan itu padanya.

"Hih! Gil, guenya gak digandeng?"

"Ogah," kata Ragil.

Nindya menghentakan kakinya ke lantai dengan kesal. Mendengus pelan, lantas memilih menyusul lelaki cuek itu.

"Diva sama Christy digandeng, masa gue nggak?" cibir Nindya.

Ragil hanya meliriknya datar. "Dih, pengen banget digandeng gue?"

"Ya nggak juga sih. Tapi gandeng aja dong! Biar gue gak kelihatan banget jomblonya."

"Memang jomblo kan? Udah kelihatan juga."

"Ih, nyebelin juga lo Gil," kesal Nindya.

Ragil terkekeh, namun perlahan tangannya itu meraih tangan mungil milik gadis di sebelahnya.

"Eh?"

RIVAL Where stories live. Discover now