3. Keluarga Dahnia

143 31 29
                                    

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, siswa-siswi SMP Tunas Harapan berhamburan keluar dari kelas. Membuat sepanjang koridor mendadak jadi ramai dan berisik.

Begitu keluar dari kelasnya, Dahnia menuju kelas sembilan F, kelasnya Dahlia--saudara kembarnya.

"Lia, buruan!" seru Dahnia sambil melambaikan tangan pada seorang gadis dengan paras yang sangat mirip dengannya. Itu Dahlia, ia baru saja keluar dari kelas bersama teman-temannya.

Dahlia langsung berlari menghampirinya kembarannya. "Kenapa buru-buru?" tanyanya.

"Gapapa, pengen buru-buru rebahan aja. Yuk, ke halte depan!" ajak Dahnia.

Keduanya berjalan ke halte depan sekolah, tempat para siswa-siswi menunggu jemputan.

Dahnia menunggu jemputan sambil bermain handphone. Sedangkan Dahlia sibuk memperhatikan orang-orang yang berlalu lalang di jalan.

"Jevan tuh udah putus belum sih sama si Nadya?" tanya Dahlia tiba-tiba.

Dahlia menanyakan itu saat tak sengaja melihat Jevan yang baru aja keluar gerbang bersama Nadya yang ia bonceng dengan sepedah gunungnya.

Mendengar pertanyaan Dahlia, Dahnia mengalihkan pandangannya dari ponsel, lalu ia melihat ke arah yang ditunjuk Dahlia. Di sana ia lihat Jevan tengah membonceng Nadya.

"Kayaknya udah putus deh. Dari gosip-gosip yang gue denger sih udah," jawab Dahnia.

"Tapi gak tau deh kenapa masih dekat begitu," lanjutnya.

Dahlia hanya mengangguk menjawab ucapan Dahnia.

"Lo masih sering berantem sama Jevan?" tanya Dahlia lagi. Kini sambil menatap Dahnia dari samping.

Dahlia mengenal Jevan, ia juga tahu kalau kembarannya sering bertengkar dengan cowok itu.

"Ya.. Gitu. Orang dianya nyebelin, gimana gue gak emosi coba?"

"Padahal Jevan auranya cool gitu menurut gue. Tapi kok malah sering berantem ya kalau sama lo?" heran Dahlia.

Dahnia melotot mendengar ucapan Dahlia.

Jevan cool? Mana ada. Batin Dahnia.

Dahlia tidak terlalu mengenal Jevan, belum tahu saja seberapa menyebalkannya cowok itu.

"Dih, lo belum tau aja seberapa menyebalkannya cowok yang namanya Jevan itu!" ujar Dahnia tegas.

"Emang nyebelin banget?" tanya Dahlia.

"Banget banget banget!"

"Awas loh, biasanya kalau yang saling sebel gitu, nanti jadi saling suka, hati-hati," goda Dahlia.

"Amit-amit ya Allah. Li, denger ya, sampai kapan pun juga gue gak bakalan suka sama tuh orang. Suka caper, belagu, nyebelin pula. Ih, ngebayangin mukanya aja gue udah kesal," ujar Dahnia.

"Jangan gitu. Kalau suatu saat nanti lo suka, gimana?" tegur Dahlia sambil terkekeh.

"Nggak akan Li!" ujar Dahnia yakin.

Tak lama kemudian, mobil jemputan mereka datang. Lantas keduanya langsung memasuki mobil, dan mobil kembali melaju menuju rumah mereka.

•••

Dahnia dan Dahlia keluar dari mobil ketika mereka sudah sampai di pekarangan rumah yang terlihat bersih dan indah.

Bunda mereka sangat suka kebersihan, jadi wajar saja jika halaman, pekarangan, dan seluruh ruangan rumah selalu terjaga kebersihannya. Bunda tidak bisa melihat hal kotor sedikitpun.

RIVAL Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon