Chapter 33

7.4K 312 42
                                    

~Happy Reading~











DISARANKAN UNTUK MEMBACA CERITA STORY WITH MANTAN TERLEBIH DAHULU!!











SUARA kursi yang digeser membuat tangan Jihan meraba ke samping ranjangnya. "Titan ini kamu? Tadi katanya mau pulang sebentar, kenapa balik lagi?"



"Ini kita Han. Rachell, Jea sama Lista, Bukan Titan" Ucap Rachell.



Jihan tersenyum miris. Sudah hampir lima kali dia salah mengenali kedatangan seseorang, menjadi buta membuatnya merasa seperti orang linglung. "M-maaf, gue kira Titan"



Rachell, Jea dan Lista saling memandang satu sama lain kemudian kembali menatap Jihan dengan gurat kesedihan. Perban di mata wanita itu memang sudah di lepas tiga hari yang lalu, tapi matanya tetap tidak bisa melihat isi dunia ini lagi. Kondisi Jihan membuat mereka seolah tidak berdaya, ingin membantu tapi dalam hal apa? Menyemangati? Jihan pasti sudah terlalu muak dengan bantuan seperti itu, tanpa diberi semangat sahabat mereka itu juga pasti akan selalu semangat untuk menjalani hidupnya. Jihan wanita yang tegar.



Jea meraih tangan Jihan dan mengusapnya lembut dengan senyuman manis yang meski wanita itu tidak bisa lihat. "Kenapa lo terima Titan lagi sih Han?"



Jihan tersenyum tipis. Pertanyaan itu lagi, pikirnya. "Dia bisa terima kekurangan gue sebagai wanita buta, kenapa gue nggak bisa nerima dia dan kekurangannya juga? Kesalahan dia bukan jadi patokan buat gue membenci dia sampai berpikir untuk pisah"



"Dia terima lo karena dia tau semua yang lo alami sekarang, dia yang jadi penyebabnya Han" Tegas Rachell. "Lo yakin dia bisa nerima kekurangan lo ini sampai kedepannya? Hari ini dia mungkin bilang bisa, kita nggak tau di masa depan dia bisa aja ngelirik wanita lain yang lebih semp–"



"Berhenti Chell!" Bentak Lista melirik tajam sahabatnya itu. "Gue maklumi mulut lo pedes, tapi cukup ditempat dan waktu yang tepat. Jihan bisa tersinggung sama kata-kata sempurna yang mau lo bilang. Mikir lain kali kalau mau bicara!!" Bisik pelan Lista dengan penuh penekanan.



Rachell terdiam. Dia tidak bermaksud menyinggung Jihan, hanya saja rasa perduli dan sayang membuatnya ingin berterus terang saja pada Jihan mengenai pemikirannya. "Maaf, gue kalap" Gumamnya pelan.



Helaan nafas kasar pada Jea mengalihkan pendengaran Jihan. Wanita itu terlihat mencari sumber suara sembari meraba sekitarnya. "Jangan bawa kekurangan lo Han. Jujur sama kita apa alasan lain lo masih nerima Titan sebagai suami dengan begitu mudahnya. Kesalahan dia cukup fatal loh" Ujar Jea.



"Gue cinta sama dia, apa itu masih kurang jelas?" Tegas Jihan dengan mata melebar menandakan wanita itu serius dengan ucapannya. Jihan sudah terlalu bosan terus diberi pertanyaan seperti itu sejak tadi oleh keluarga dan sekarang para sahabatnya.



Tangis Rachell pecah. Dia menubruk tubuh Jihan untuk dibawa ke dalam pelukannya. "Hiks... Cinta lo nyakitin diri lo Han, gue nggak suka liat sahabat gue terluka. Kenapa sih lo harus sekuat ini"


TEARS OF DISSAPOINTMENT {END} Where stories live. Discover now