Chapter 9

1.7K 153 23
                                    

~Happy Reading~








DISARANKAN UNTUK MEMBACA CERITA STORY WITH MANTAN TERLEBIH DAHULU!!




DISARANKAN UNTUK MEMBACA CERITA STORY WITH MANTAN TERLEBIH DAHULU!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


LIMA menit lalu pernikahan yang sejak kemarin telah dipersiapkan, sudah selesai di lakukan dalam rencana yang sangat berbeda dari yang sudah di rencanakan. Undangan para tamu, resort mewah, catering makanan harus terbuang sia-sia tak terpakai.


Dari mulai masalah tanggung jawab Titan pada gadis yang telah ia tabrak, kondisi Rani yang semakin menurun, juga karena permintaan wanita itu untuk melihat Jihan dan Titan menikah di hadapannya membuat kedua pasangan itu mau tidak mau melangsungkan pernikahan mereka di rumah sakit dengan hanya di saksikan oleh anggota keluarga.


Sedikit rasa bersalah terbesit di benak Titan karena sudah gagal dan menghancurkan segala pernikahan impian Jihan meski gadis itu bersikap seolah baik-baik saja dan mengatakan bahwa hal ini bukanlah masalah besar. Titan tau setiap perempuan pasti memimpikan sebuah pernikahan meriah, layaknya ratu yang berjalan anggun menggunakan gaun mewah dengan pangeran tampan yang menyambut uluran tangannya. Sangat di sayangkan ia telah mematahkan impian itu dari Jihan.


Satu yang Titan kagumi dari gadis yang sudah sah menjadi istrinya itu, Jihan masih bisa tersenyum bahagia walau harus menikah secara sederhana. Dia masih bisa menebar senyum keseluruh anggota keluarga walau Titan tau di dalam lubuk hatinya yang terdalam ada ke kecewaan yang di sembunyikan gadis itu dan penyebab utamanya adalah Titan sendiri.


"Udah menjadi suami istri jangan lagi suka bertengkar seperti anak remaja, sekecil apapun masalahnya usahakan untuk di bicarakan berdua. Dan intinya, yang paling penting itu harus saling percaya" Pesan Rani lirih sembari menyatukan tangan Jihan dan Titan dalam genggaman tangannya. "Kalian harus janji bagaimanapun masalah yang menerpa rumah tangga kalian nanti, tolong jangan pernah berfikir untuk saling meninggalkan ya..."


Jihan tersenyum manis lalu mengangguk sebagai balasan. "Iya tante, Jihan janji"


"Mamah kali Ca, Oon banget sih jadi orang" Celetuk Jayden datar sontak mengundang tatapan tajam dari Jihan dan tawa dari seluruh anggota keluarga.


Mendengar suara tawa untuknya membuat pipi Jihan memerah bak kepiting rebus. Ia masih belum terbiasa memanggil Rani dengan sebutan mamah, apa mereka tidak mengerti akan itu? Sangat menyebalkan!!


Titan yang tadinya ikut tertawa kecil menatap Jihan, kini menoleh ke arah Rani saat merasakan genggaman sang mamah di tangannya mengendur perlahan. Rani terlihat menutup matanya sambil tersenyum tipis, melihat itu Titan jadi ikut merasakan kebahagiaan yang tengah mamahnya rasakan. "Mamah pasti ngantuk ya" Ucapnya menatap Rani membuat seluruh pasang mata terfokus pada ibu dan anak itu.

TEARS OF DISSAPOINTMENT {END} Where stories live. Discover now