Chapter 15

2.1K 149 26
                                    

~Happy Reading~











DISARANKAN UNTUK MEMBACA CERITA STORY WITH MANTAN TERLEBIH DAHULU!!









DI DALAM mobil hanya keheningan yang mengisi. Jihan dan Vito tidak tau harus membicarakan tentang apa, suasana sangat canggung jika harus bersikap seperti dulu mengingat saat ini Jihan sudah menjadi istri seorang Titan. Keysha yang biasanya menjadi pengisi kekosongan dan pembuka topik diantara mereka kini tertidur lelap di kursi belakang, mau tidak mau mereka harus terus begini sampai ada yang mengalah dan memilih membuka suara.


"Berhenti di sini kak" Titah Jihan.


Vito menghentikan mobilnya dan mengerutkan alis merasa heran. "Kamu yakin mau mencari om Bramantyo disini?"


Jihan memang sudah menceritakan semuanya pada Vito mengenai sang papah. Lelaki itu juga sama terkejutnya dengan dia seperti saat pertama kali mendapat kabar ini dari Rachell. Setelah mempertimbangkan, Jihan rasa Vito orang yang tepat untuk di beri tau soal papahnya setelah Titan, meski respon kedua lelaki itu sangat jauh berbeda. Vito dengan rasa penasarannya dan Titan dengan sikap acuhnya. Mungkin perdebatan tadi pagi yang membuat suaminya bersikap dingin padanya.


"Aku coba keluar buat cari papah, kakak tunggu disini aja ya sekalian jagain Keysha. Aku takut nanti dia bangun tapi nggak ada siapa-siapa dan malah nangis"


Meski ragu membiarkan Jihan menemui Bramantyo sendiri, Vito akhirnya memilih mengangguk setuju. "Yaudah, tapi kalau kamu butuh bantuan langsung kembali temui kakak ya"


"Iya kak"


Jihan mengedarkan pandangannya setelah keluar dari mobil. Dalam hati ia berharap papahnya masih berada di sekitar sini, karena jika tidak dia tidak tau lagi harus mencari kemana.


"Maaf bu saya mau tanya, ibu pernah lihat orang ini nggak?" Tanya Jihan menunjukkan foto Bramantyo pada salah satu pejalan kaki yang lewat.


Orang itu terlihat mengingat sesuatu lalu tersenyum mengangguk. "Iya mbak saya liat, orang itu tadi baru aja diusir sama penjaga restauran disana karena udah berantakin tong sampah mereka" Ujarnya menunjuk salah satu restauran minimalis yang berada tidak jauh dari tempat mereka berdua berdiri.


"Ibu tau nggak sekarang bapak itu kemana?"


"Sepertinya dia masih berada di dekat restauran itu mbak, karena saya liat biasanya dia selalu menunggu para pengunjung restauran membuang sisa makanan di tong sampah untuk di pungutnya kembali" Jelas orang itu lagi. "Kasian ya udah tua ditelantarin gitu sama keluarga nya, padahal saya rasa dia bukan orang gila"


Hati Jihan tertusuk oleh kalimat yang seperti sindiran untuknya, meskipun dia tau ibu di depannya ini tidak bermaksud untuk menyindir dirinya yang sebenarnya memang keluarga dari pria yang sedang mereka bicarakan. "Emm makasih ya bu, kalau gitu saya pergi dulu"


"Tunggu mbak"


Langkah Jihan tertahan saat ibu yang memberinya informasi tadi menahan pergelangan tangannya. "Iya kenapa bu?"


TEARS OF DISSAPOINTMENT {END} Where stories live. Discover now