Chapter 18

2.1K 163 32
                                    

~Happy Reading~











DISARANKAN UNTUK MEMBACA CERITA STORY WITH MANTAN TERLEBIH DAHULU!!












DERING ponsel di saku jas kantornya membuat langkah Titan yang ingin beranjak menaiki tangga terhenti. Segera ia merogoh sakunya dan melihat adanya nama Jonathan di layar ponsel. Mata Titan melihat sebentar ke arah jam di tangan lalu teralih kembali menatap ponsel yang masih terus berdering.


Ada apa Jonathan menelfonnya ditengah malam begini? Jika hanya salah sambung seharusnya panggilan ini sudah mati. Matanya menyusuri sekeliling ruangan rumah, lalu memilih berjalan ke ruang tamu untuk mengangkat panggilan. Jihan dan Leyna bisa terbangun jika ia membuat suara yang mengganggu tidur mereka.


"Malam Mas" Sapanya berusaha sehangat mungkin. "Tumben nelfon malam-malam begini? Apa ada hal penting yang mau Mas bicarakan?" Lanjut Titan bertanya.


"Apa Jihan sudah tidur?"


Titan terdiam. Bagaimana mungkin dia tau? Setelah pulang dari restauran bersama Leyna, Titan memilih melanjutkan pekerjaan kantornya di ruang kerja dan belum mengecek keadaan Jihan di kamar. Istrinya juga tidak terlihat keluar kamar dan menyambut kepulangannya seperti biasa, mengingat pesan yang ia kirim tadi sepertinya Jihan menuruti perintahnya untuk tidur lebih dulu.


"S-sudah Mas, Jihan baru aja tidur. Apa ada hal atau pesan yang ingin Mas titip ke aku untuk Jihan?"


Jonathan tertawa kecil atas jawaban Titan yang terdengar gugup. Sepertinya dia sudah mengacaukan malam romantis kedua pengantin baru itu. Salahkan saja Iren yang memaksanya untuk mengabari Titan jika tadi dia sudah mengajak Jihan untuk makan malam bersama hingga pulang larut, agar suami dari adiknya itu tidak khawatir dan salah paham pada Jihan.


Jonathan menyesal memberi tau sang istri jika tadi ia mengajak Jihan pulang bersama. Kalau tau akan disuruh menelfon Titan ditengah malam begini, lebih baik ia tutup mulut saja tadi. Menyebalkan!


"Mas cuma mau bilang, kalau tadi Jihan pulang larut karena Mas mengajaknya untuk pulang bersama, sekalian makan malam berdua di luar" Ujar Nathan. "Mas takut kamu memarahinya karena sudah pulang larut tanpa izin"


Titan menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal. Bahkan dia saja tidak tau jika Jihan pulang terlambat, karena tadi dirinya dan Leyna masih berada di restaurant untuk makan malam bersama juga. Tapi bukankah Jihan bilang dia sudah berada dirumah tadi? Istrinya itu selalu membuat kepalanya pusing.


"Iya mas nggak papa, lagian perginya kan juga bareng Mas Nathan"


"Tapi Tan, Jihan tiba-tiba ngeluh pengen pulang dari restaurant karena ngerasa pusing. Coba nanti kamu tanyakan ke dia ya masih sakit atau tidak. Mas khawatir karena dia sampai nangis gitu di mobil"


"Jihan sakit Mas? Bukannya tadi pagi dia baik-baik aja ya?" Ucap Titan balik bertanya dengan nada khawatir. "Apa mungkin dia salah makan Mas? Mas bawa dia makan di pinggir jalan? Atau–"


TEARS OF DISSAPOINTMENT {END} Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt