Chapter 13

1.7K 136 16
                                    

~Happy Reading~









DISARANKAN UNTUK MEMBACA CERITA STORY WITH MANTAN TERLEBIH DAHULU!!







"Papah?"


Jihan bangkit berdiri saat seorang pria yang ia panggil dengan sebutan papah melangkah mendekatinya sambil tersenyum tipis. Dia masih tidak menyangka bertemu dengan papahnya di tempat dan waktu yang tidak pernah di duga. Apa ini benar papahnya, atau cuma halusinasi Jihan yang belakangan ini merindukan sang papah? Tanyanya dalam hati.


Mata Bramantyo menyusuri penampilan sang putri yang tampak lebih dewasa setelah delapan tahun lamanya. Tangannya bergetar saat menyentuh dan mengusap wajah Jihan, putri kecilnya yang dulu sering ia sakiti baik fisik maupun batin. "Kamu sudah semakin dewasa sayang..." Lirihnya dengan mata berkaca-kaca.


Sedangkan Jihan hanya diam membeku dengan wajah datar saat kembali mendengar suara yang dulu selalu membentaknya. "Kenapa anda menemui saya lagi?" Hanya itu yang mampu Jihan keluarkan dari dalam mulutnya. Luka di hatinya dulu kembali terbuka lebar menganga hingga menimbulkan rasa pedih yang tak tertahan.


"Papah kesini sehabis dari makam tante shireen dan tidak sengaja melihat kamu. Papah rindu kamu nak, sudah delapan tahun lamanya sejak kamu menemui papah di sel tahanan terakhir kali"


Tangan Bramantyo terbuka lebar berusaha membawa Jihan kedalam pelukannya namun di tolak mentah-mentah oleh sang anak. "Tolong menjauh dari kehidupan keluarga saya jika tidak ingin membuat luka lama di hati putri anda ini terbuka lagi"


"Kamu masih belum mau memaafkan papah sayang?" Tanya Bramantyo dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya yang mulai mengeriput. "Apakah dengan dipenjara selama delapan tahun tanpa di kunjungi belum cukup membuat kamu meghukum papah?"

"Kalau aja hukuman itu bisa menghilangkan memori buruk saya tentang papah, mungkin sekarang Jihan menyambut anda dengan pelukan pah..."


Bramantyo jatuh berlutut di atas tanah sambil menyatukan kedua tangannya coba memohon pada Jihan agar mau memaafkannya. "Papah mohon maaf sayang, papah benar-benar menyesal telah menghancurkan keluarga papah..." Pinta Bram berharap Jihan mau memaafkan dan menerimanya kembali. "Papah sudah cukup hancur saat kehilangan segalanya, apalagi saat keluar dari penjara papah baru mendapat kabar jika tante Shirren telah meninggal. Semua semakin membuat papah hancur Sehancur-hancurnya sayang..."


Tangan Jihan menuntun Bramantyo untuk berdiri."Jangan berlutut pah, Jihan tidak ingin semakin berdosa karena tidak mengunjungi papah selama delapan tahun ini" Air mata Jihan jatuh menetes. "Dan lebih berdosanya lagi aku tidak menjadikan papah sebagai wali di pernikahan aku kemarin"

Bramantyo terpaku. Jadi putri kecilnya ini telah menikah? Sekali lagi dia benar-benar merasa tidak berguna menjadi seorang ayah untuk anak-anak nya.


"K-kamu sudah menikah? P-putri kecil ayah ini sudah bukan lagi anak remaja yang dulu setiap harinya selalu bertengkar dan menjahili Jayden?"


Jihan mengangguk sambil menutup mulutnya dengan sebelah tangan menahan isakan. "Jihan sudah menikah dengan Titan pah, Hiks..."

TEARS OF DISSAPOINTMENT {END} Where stories live. Discover now