Epilog

17.7K 881 151
                                    

Jan lupa baca note di bawah...

****

Anak itu tersenyum cerah saat melihat ada seekor kucing yang sendirian, ada rasa kasih pada kucing yang tak ada induknya itu. Tak lama ada kucing yang berwarna serupa dengan anak kucing itu, lalu menghampiri anak kucingnya, itu sepertinya ibu kucingnya.

Matanya menjelajahi lagi taman yang cukup ramai, karena hari ini sudah memasuki liburan sekolah. Perhatiannya sepenuhnya terkunci pada sebuah keluarga bahagia yang terdapat ibu, ayah, dan anak satu. Saking fokusnya anak itu tidak menyadari ada yang duduk di sampingnya.

Wanita yang duduk disamping putranya mengikuti arah pandang Angga yang terkunci pada keluarga orang lain. Setetes air mata jatuh, sebab tahu apa yang Angga rasa.

"Sayang," panggilnya menyadarkan Angga.

Angga tersenyum saat mendapati ibunya  yang tengah memperhatikannya. "Ini es krim kamu."

"Makasih."

Angga tersenyum bahagia mulai menyantap es krim itu, tapi dia selalu merasa ada yang kurang dalam hidup dan dirinya. Angga sangat bahagia memiliki ibu yang sangat perhatian, tapi seperti orang yang kurang bersyukur Angga selalu menanyakan keberadaan ayahnya.

"Jangan anggurin es krimnya dong, Ga. Makan atau nanti Mama nangis lagi?"

Angga langsung saja menyantap es krimnya dengan terburu-buru, takut ibunya menangis.

"Anak Mama udah mau SD aja ya?" tanya Dessi tak percaya.

"Iya, Aga udah gede. Gak mau tidur bareng Mama lagi."

"Kenapa?" tanya Dessi pura-pura kecewa.

"Harusnya Mama itu tidur bareng Papa. Aga tidur sendiri." Perkataan Angga meruntuhkan pertahanan yang Dessi buat, air matanya mengalir tanpa bisa ia cegah.

"Papa Aga ada, kan, Ma?"

Air mata Dessi semkain deras keluar, pertanyaan sangat mudah saja ia tidak mampu menjawab. Kejadian 6 bulan lalu masih sangat berbekas di hati dan ingatannya. Mengingat hal itu sangat membuat dirinya merasa sangat malu.

"A-ada.. Papamu lagi kerja, bentar lagi pulang."

"Kerja di mana? Kenapa gak pernah pulang-pulang?"

"Sebentar lagi. Aga tunggu aja."

Isakan Dessi berusaha disembunyikan dari Angga, anaknya tidak boleh mengetahui bahwa ia serapuh itu menyangkut Diaz. Dessi harus kuat, sebab ada Angga yang menjadi tanggung jawabnya setelah perginya Diaz.

Mungkin benar kata Kakaknya, Dessi harus memulai mencari tambatan hati yaag baru dan melupakan Diaz. Itu dilakukan demi Angga.

Angga masih kecil untuk mengerti semuanya.

"Papa Aga bentar lagi pulang," ujar Dessi meyakinkan.

****
TAMAT

Gengs, cerita ini tamat, tapi aku punya kelanjutan ceritanya. Kalian mau anggap ini tamat boleh, kalau mau lanjut silahkan..

Dan, ini memang tidak sama dengan novel. Ada beberapa pihak yang membuat aku merasa rugi dalam penulisan novel kemarin. Tapi, sekarang aku mau lanjut sesuai keinginan aku dari awal...



Kalian bisa langsung cek lapaknya, sebab nanti saing aku bakal up di cerita Erlangga:)

Salam

Ratih Anita

My Dad [END]Where stories live. Discover now