🌼Chapter 27🌼

25.4K 1K 34
                                    

Di dalam mobil keheningan melanda hanya ada suara musik yang menjadi pengisi di mobil tersebut. Semua orang sedang fokus pada pikirannya masing masing.

"Guys rencana liburan kita gimana? Jadi gak?" tanya Rissa memecahkan keheningan yang melanda

"Gue sih oke oke aja lagi pula juga masih ada waktu kan?" jawab Ara para sahabatnya pun mengangguk membenarkan perkataanya.

"Iyaa masih ada sekitar 1 Minggu lagi gimana kalau besok kita berangkat terus kita di sana sekitar 5 hari dan 1 satu hari sebelum pendaftaran kuliah kita udah balik ke Jakarta lagi" usul Key seraya mengelus rambut Melvin yang berada di pangkuannya.

"Terus perlengkapan nya gimana?" tanya Varo tanpa mengalihkan pandangan nya karena Varo lah yang sedang menyetir.

"Tenang aja babyy di villa lengkap semua kok jadi kita gak perlu sampai harus cari perlengkapannya" jawab Rissa menenangkan babyy nya itu.

Varo hanya menganggukkan kepalanya setelah itu keheningan melanda lagi. Dimana Melvin dan Ronald? Mengapa mereka tidak ikut bicara? Jawaban adalah karena mereka sedang tidur di pangkuan Key dan Ara.

Setelah tiba di rumah mereka langsung mengemasi barang-barang yang mereka bawa karena mereka akan pulang ke mansion keluarga Kenzie dan sedari tadi pun Melvin terlihat lebih rewel dari biasanya mungkin Melvin merasa tidak enak badan atau mungkin juga karena tadi Melvin sempat di bangunkan secara paksa dan mengakibatkan Melvin jadi lebih sering menangis apalagi jika permintaannya tidak di turuti seperti saat ini.

Tangisan Melvin menggema di dalam kamar itu membuat suasana kamar menjadi ramai.

"Sebentar babyy" Key tetap melanjutkan kegiatannya. Sebenarnya Key tidak tega melihat Melvin yang menangis seperti itu namun apa boleh buat jika Key menuruti keinginan Melvin sekarang bisa di pastikan bahwa Key tidak akan bisa mengemasi barang-barang seperti yang di lakukannya sekarang.

"HIKSSSSS...HIKSSS...HUAAAAAA..." tangisan Melvin yang semakin kencang pun membuat Key terpaksa meninggalkan kegiatannya itu dan menghampiri Melvin dengan membawa pouch sling.

"Cup..cup.. Udah ya babyy jangan nangis lagi nanti pusing loh sayang..." Key menghapus air mata yang mengalir di kedua pipi chubby milik Melvin lalu mencium keningnya.

Setelah tangisan Melvin mereda Key segera memasukkan sisa baju yang belum masuk ke dalam tas beruntungnya Key maupun Melvin tidak membawa baju terlalu banyak jadi Key bisa lebih mudah membawanya. Lalu Key pun mengambil ransel yang berisi baju miliknya dan beberapa pasang baju milik Melvin dan berjalan keluar kamar dengan tangan kiri menyangga tubuh Melvin sedangkan tangan kanan di gunakan untuk membawa ransel nya jangan lupakan sling bag yang berada di bahu nya.

"Udah beres semua sayang?" tanya Bunda ketika Key sudah berada di anak tangga paling bawah.

"Udah kok Bun kita juga sekalian mau pamit besok kita mau ke puncak" ucap Key seraya memegang tangan Bunda nya itu dan untuk masalah ransel yang di pegang oleh Key tadi sudah di masukkan ke dalam mobil oleh bibi.

"Puncak? Berapa hari kalian di puncak? Terus kalian mau tidur dimana? Villa milik keluarga kita? Apa perlu Bunda bilang ke penjaga villa nya kalau kalian mau menginap di sana?" tanya Bunda dengan heboh membuat Melvin menggeliat di gendongan Key dan berakhir dengan tangisan.

"Hikss..hikss.." Melvin menangis di dada Key. Dengan sigap Key menenangkan Melvin agar tangisan nya mereda.

"Bunda suaranya jangan keras keras"

"Maaf ya sayang hehe.."

"Masalah penginapan kita mau pakai villa keluarga Rissa aja Bun dan untuk waktunya kita cuma 5 hari doang"

MY BIG BABY (COMPLETED) Where stories live. Discover now