"Cowo kok ngambekan?" goda Michel, menaikkan alis sebelah kanannya.

"Cowo juga manusia, Michella. Bisa ngambek juga. Setiap manusia diciptakan Tuhan dengan banyak perasaan, lagian setiap manusia punya HAM."

"Iya deh iya, kak wikivedia berjalan yang pinternya ngelebihin mbah google."

"Mau ngomong apa? Kasih jawaban apa? Yang kemaren, udahlah. Lupain aja!"

"Kalo gamau lupain, gimana?"

"Terserah!"

"Yah, marah lagi dah ini orang! coba ulang kalimat kak Raka pas di rumah makan!"

"Yang mana?" Raka berpura-pura lupa. Ia menahan tawa agar tak terkena tonjokkan Michel, lagi.

"Pasti kak Raka inget. Coba ulang ya!"

"Yodah gue ulang ya?"

"He em" Michel mengangguk antusias.

"Iya, gue suka sama lo. And..."

"And? Terus?"

"Apa ya?"

"Yah!"

"Wanna be mine? Michella?" Raka berjongkok dan memegang tangan Michel. Mi hel tersenyum lebar.

"I'm yours, mister Pratama." Raka terdiam, sesaat terkekeh, kemudian tersenyum lebar, beralih bangkit dari posisi jongkoknya memeluk erat Michel. Untuk pertama kalinya Raka memeluknya, karena Raka tak akan memeluk apa yang belom menjadi miliknya, dan untuk pertama kalinya pula, Michel membalas pelukan Raka. Michel memendam wajahnya yang memerah dan menangis pada dada Raka, menahan malu atas apa yang terjadi.

"Hei, why you crying princess?" Raka memegang kedua pipi Michel , melihat kedua matanya menumpahkan air mata. Michel kembali memeluk Raka dan memendam wajahnya di dada Raka.

"Dasar kak Raka tolol! Gue nangis bahagia bukan nangis karena sedih." jelas Michel memukul pelan dada Raka, membuat Raka tak henti tersenyum, keduanya terdiam sesaat. Raka membagikan kehangatan dengan memeluk Michel sedang Michel mendengar detak jantung Raka yang tidak beraturan. Keduanya tersenyum bahagia.

 Keduanya tersenyum bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bentar-bentar,"

"Ulang ya!"

"Hari ini kamis, tanggal dua puluh empat desember, pukul enam lewat 12 subuh, Raka Ulka Pratama dan Michella Raina Aksara resmi berpacaran!" seru Raka.

"Haha, ih copas Dilan ih, miskin kalimat. Huu..."

"Sebagai pacar, lo nggak boleh alias dilarang laknat dan akhlakless."

"Wle.., gamau..!" Michel berlari meninggalkan Raka yang gemas akan sikapnya, diikuti Raka berlari lebih cepat dari Michel, Raka berhasil melewati Michel, dan menangkapnya. Raka membopong Michel, hendak menjatuhkan Michel ke laut, namun Michel terus menggoyang-goyangkan kedua kakinya agar ia terlepas dari gendongan Raka. Akhirnya mereka sama-sama terjatuh ke atas pasir, mereka tertawa bahagia, seakan keindahan dunia hari ini tercipta hanya untuk mereka tanpa batas ruang dan waktu.

"Gue janji sama semesta, gue bakal selalu jaga dan sayang sama Michella Raina Aksara dalam keadaan apa pun." teriak Raka, Michel tersenyum lebar, dalam hatinya ia berharap bahwa janji Raka, bukan janji palsu.

"Beneran janji?" Michel mengangkat jari kelingkingnya.

"Bener,"

"Janji!" Raka menautkan jari kelingkingnya pada kelingking Michel. Seakan-akan skenario yang selanjutnya sudah mereka ketahui sebelumnya.

"Nah, udah janji kan? Minta restu gih ama papa."

"Itu.."

"Itu apa?"

"Itu belum berani, hehe."

"Kenapa? Bokap gue nggak galak juga kok."

"Kapan-kapan kalo gue udah siap."

"Iya.., tapi kapan?"

"Ntar kalo mau nikah ama lo. Lagian papa lo udah ngerestuin, kemaren pas jalan, masih inget nggak?, masa sekarang harus minta restu lagi?"

"Kak Raka!"

                    ________________________

AUTHOR NGOMONG^^

Thank for all readers❤
Jangan lupa ninggalin vote ama komen atas typo-typo, karena itu berharga banget buat author.
Gue mohon dukungan kalian mulai dari vote aja✨🌈
Semoga kalian suka part ini dan part-part selanjutnya...
Ini part gada benernya, gue yang nulis gue yang baper😌






Michella [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang