(48) Tante Kinar

1.3K 63 2
                                    

🍳🍳

Iya, aku terlalu sayang sama kamu

Karina Valenssia

🍳🍳

"EH, Mita." Ucap Karin buru-buru berdiri. Mita menampakan seluruh tubuhnya dengan gugup.

"Bisa ngomong bentar?" Lirih Mita. Karin menoleh pada Kevin yang sekarang menatap Mita tajam.

"Kak, Karin.."

"Iya, aku pause filmnya." Jawab Kevin tanpa menoleh. Karin pun berjalan menghampiri Mita.

Menarik tangan temannya itu agak menjauh dari kamarnya. Karin menghela nafas melihat Mita yang nampak gelisah.

"Mita mau ngapain? Karin sibuk." Lirih Karin. Ia tak tega mengatakan itu pada Mita. Namun, bagaimana lagi? Ia masih ingat jelas bagaimana Kevin marah besar padanya karena Mita yang melanggar janji. Seakan menganggap persahabatan mereka tak ada artinya.

"Gue mau ngasih tau bentar tentang kejadian waktu itu,"

"Mau jelasin apa? Semuanya udah jelas kok, Mit. Karin lagi nggak mood denger penjelasan."

Mita terdiam menatap Karin sendu. Memang yang paling dirugikan olehnya adalah Karin. Ia pikir Karin akan lebih mudah memaafkannya. Namun, sepertinya tidak.

"Bukan gitu. Gue minta maaf buat yang waktu itu."

Karin tersenyum kecil sembari mengangguk, "iya. Karin maafin. Tapi, udah ya? Jangan ganggu Karin lagi. Karin bukan teman yang baik buat Mita."

Mendengar kalimat penolakan halus itu membuat Mita terkejut. Ia tak menyangka respon Karin seperti ini.

"Karin.. lo dengerin gue dulu."

Karin menggeleng kecil. "Karin tau semua. Mita nggak perlu jelasin. Karin ngerti kok." Jawab Karin.

"Lo.. tau?"

Karin menghela nafas. "Maaf ya, Mita. Karin gak bisa jadi teman Mita lagi. Karin gak mau Mita kecewa punya teman kaya Karin."

Mita menggeleng tegas. "Bukan itu maksud gue, Rin. Gue gak masalah temenan sama lo, ini cu-"

"Mita mending pulang." Tegas Karin. Mita kembali diam. Lagi-lagi kalimat penolakan. Ia sudah mengumpulkan banyak keberanian untuk bisa sampai ke sini dan berniat memberitahukan semuanya. Ia sendiri tahu ia salah. Ia juga ingin mengakui kesalahannya. Namun, Karin benar-benar tak ingin mendengarnya. Apa lagi yang harus ia lakukan? Bukankah ini artinya, datang ke rumah Karin adalah sia-sia?

Akhirnya, Mita memilih mengangguk saja. "Yaudah, gue pergi." Lirihnya lalu berbalik. Karin menggigit bibirnya gelisah. Ia tak tega melihat wajah sedih Mita. Bagaimanapun juga mereka bersahabat, walaupun dulu.

"Mita," panggil Karin lagi. Mita menahan nafas tegang lalu membalikan badan. Berharap Karin ingin mendengarnya saat ini.

"Maaf Karin gak bisa jadi teman yang baik buat Mita."

  🍳🍳

Panas terik matahari nampaknya sangat senang membuat warga yang berada dinaungannya tersiksa. Polusi semakin meningkat ketika matahari semakin memanas. Buliran keringat menetes perlahan di pelipis Karin. Ia berada di halte saat ini, menunggu Kevin yang sangat lama mengeluarkan motornya. Memang biasanya seperti itu. Parkiran SMA Nusantara tak terlalu besar. Motor Kevin terjebak di tengah-tengah.

KARIN✔Where stories live. Discover now