(34) Stroke Cinta

1.7K 57 2
                                    

🍳🍳

Kamu itu semacam penyakit tapi juga obatnya. Baru aja sakit langsung aja sembuh.

~Karina Valenssia

🍳🍳

"KAK Kevin nembak Karinnya kapan?" Pertanyaan itu kembali terulang tanpa rasa malu sedikitpun. Kevin langsung berdehem kecil.

"Sekarang pertanyaan lo ganti, ya?" Kevin tersenyum kecil melirik Karin. Karin mengangguk mantap.

"Iya dong! Kak Kevin kan udah sayang Karin. Jadi, kapan pacarannya?"

"Itu..eh, Karin, ayo pulang. Gue harus ke rumah sakit buat ngurus Linda dulu."

Linda.

Nama itu lagi yang ia dengar. Seketika Karin menatap Kevin gamang. Namun, gadis itu tetap mengangguk kecil sambil tersenyum. Akhirnya, ia pun kembali naik ke motor Kevin dan meninggalkan taman itu. Dalam perjalanan pulang, Karin hanya diam. Tak mau berbicara lagi. Otaknya sudah dipenuhi dengan nama Linda yang membuatnya berpikir negatif. Mengapa Kevin perhatian sekali dengan cewek itu?

"Karin?" Panggil Kevin.

"Iya?"

"Karin gak marah, kan?"

"Enggak dong. Kan Karin itu kaya Princess Cinderella yang baik hati. Walaupun upik abu." Jawab Karin sambil tertawa kecil.

Kevin tersenyum mendengarnya. Dalam perjalanan yang memakan waktu cukup lama itu, tidak ada yang bicara lagi.

"Karin?" Panggil Kevin tiba-tiba memecah keheningan walaupun ramai suara kendaraan.

"Iya?"

"Kalau gue gak mau jadi pacar lo gimana?"

🍳🍳

"Tuh dua orang kemana sih? Nggak tau apa kita khawatir gini?" Protes Sungut sambil berjalan bolak-balik di depan rumah tak tentu arah.

"Gue perkirakan kalau Karin ketemu singa terus digigit sampe mati." Ucap Tanduk yang membuat Sungut dan Ana mendelik. Ana pun melemparkan tas milik Karin yang jatuh di jalan masuk hutan pinus tadi pada Tanduk.

"Huss!! Kak Tan bibirnya jahat!" Seru Ana kesal.

"Perlu disleding lo?! Sini, woi!!" Seru Sungut sambil memukuli Tanduk dengan tas Karin yang lumayan berat.

"Eh, eh, monyet! Gue becanda doang kali! Sensitif amat lo kaya ibu hamil!" Seru Tanduk menghindari serangan Sungut.

"Gak lucu, nduk!" Balas Sungut sambil menghentikan penyerangan mendadaknya.

"Lucu dong! Tanduk aja imut-imut gini masa dibilang gak lucu?" Tanduk mengglayut manja di lengan Sungut membuat cowok itu langsung berjengit risih.

"Jijik, anjir!" Serunya geli.

"Lo homo, ya?" Kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Ana membuat Tanduk menghentikan aksinya.

"Ha? Homo apaan! Gue normal, anjay!" Tanduk menatap Ana garang.

"Makanya cari cewek yang bener jangan main cewek!" Sungut menjitak kepala Tanduk dengan keras.

"Lu kata gue Dylan kali!" Protes Tanduk tak terima.

Memang, Dylan adalah cowok paling playboy diantara mereka berenam--Kevin, Sungut, Tanduk, Andre, Tintin, dan Dylan. Tapi, tentu saja dia punya modal besar untuk bisa berganti cewek setiap jamnya. Siapa yang tak kenal Dylan di seluruh club se-provinsi? Dia adalah anak orang kaya. Ditambah tampangnya yang lebih rata-rata lagi. Sayangnya, hobinya itu selalu kelewatan. Sampai sekarang belum ada seorang pun yang benar-benar merebut hatinya.

KARIN✔Where stories live. Discover now