🍳🍳
Jika aku sakit, maka kamu harus ada di dekatku karena kamu lah obatku untuk sembuh
Karina Valenssia
🍳🍳
BAU obat-obatan menyengat masuk ke dalam hidung Karin. Ia mengernyit. Dimana ia sehingga bau seperti ini bisa tercium olehnya? Rumah Sakit? Karin mencoba membuka matanya walaupun sangat berat. Cahaya putih langsung masuk ke matanya. Ia mengerjap beberapa kali. Kemudian, ia membuka matanya dan sekarang terlihat jelas ia ada dimana.
"Karin di rumah sakit, ya?"tanya Karin parau. Entah ia bertanya pada siapa. Ia tak melihat satupun orang di sekitarnya. Saat ia ingin menoleh, kepalanya sangat berat. Hingga ia hanya bisa menatap ternit berwarna putih.
"Karin!!!"teriak dari suara yang sangat ia kenali. Ana. Cewek itu bergegas menghampiri Karin yang baru saja sadar. Seketika, pelukan Ana langsung terasa mencekik Karin.
"Bego lo! Karin sesak!!"seru suara lain, Mita. Ia berada di samping Karin.
"Karin, kamu nggak papa?"tanya Sungut khawatir. Karin mengerjap lagi.
"Karin, lo pusing?"tanya Tanduk.
Karin tersenyum. Semua orang memperhatikannya. Menyayanginya. Ia mengedarkan pandangan. Tatapannya jatuh kepada Kevin yang menatapnya kesal. Wajahnya masih tidak beraturan. Lebam dimana-mana. Namun, darahnya sudah mengering.
"Kak Kevin gak papa?"tanya Karin khawatir.
"Kok malah tanya keadaanya Kevin sih? Lo sendiri sakit kan?"Sungut terlihat sedikit emosi.
"Iya, lo nggak usah tanya dia! Lo yang jadi korban di sini!"seru Mita mendukung.
"Karin udah nggak pusing lagi? Atau gimana?"tanya Ana lembut.
"Karin udah baikan kok. Kak Kevin gimana?"tanya Karin lagi. Mita berdecak kesal.
"Karin.. disini kita khawatir sama lo, tapi lo malah khawatir sama orang yang gak perlu!"desis Mita jengkel.
"Maaf,"ucap Karin menyesal. Ia tak tahu Mita akan sesensi itu.
"Vin, lo jawab kek."tegur Tanduk.
"Gue baik."jawab Kevin dingin.
Karin tersenyum senang." Karin sayang Kak Kevin, Kak Kevin sayang Karin gak?"
"Gak."
"Belom.."
"Ogah."
"Kok gitu?"
"Ya gitu."
Karin kembali cemberut. Kevin selalu menjawab seperti itu. Ia ingin duduk namun kepalanya seperti di hantam jadi, ia kembali tiduran dan mengerang sakit.
"Hih! Kalau sakit gak usah usil, nyusahin!"seru Kevin mendahului yang lain. Karin tersenyum senang.
"Cie.. Kak Kevin perhatian."ucap Karin senang.
YOU ARE READING
KARIN✔
Teen Fiction[TEENFICTION] 15+ 🅔🅝🅓 { 𝙆𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙠𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙗𝙚𝙧𝙟𝙪𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙪𝙝 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙩𝙚𝙣𝙜𝙖𝙝-𝙨𝙚𝙩𝙚𝙣𝙜𝙖𝙝. 𝘾𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙚𝙢𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙤𝙗𝙡𝙤𝙠, 𝙮𝙖𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙜𝙤𝙗𝙡𝙤𝙠𝙞𝙣 𝙖𝙟𝙖} Dari pertanyaan rutin yang Karin, si bocah lontarkan...