Tiga Puluh Sembilan

2.4K 425 139
                                    

Setelah sekian purnama, akhirnya aku update lagi T.T

VOTE DULU YUK!

Selamat membacaaaa~

***

Sudah lebih dari satu minggu Hana jauh dari jangkauan Hamam meski sebenarnya Hamam selalu mengetahui keadaan Hana mengingat Hammi rutin memberi tahu kondisi terkini istrinya itu, namun tidak seperti perjanjian mereka sebelumnya di mana Hamam akan menjemput Hana setelah satu minggu wanita itu bersama Hammi, kini melihat kondisi Hana berangsur membaik membuat Hamam harus rela membuat Hana bersama dengan Hammi sedikit lebih lama lagi.

"All clear," semua tenaga medis yang menjadi tim operasi di bawah komando Hamam hari ini menghela napas lega. "Terus pantau kondisi pasien dan catat semua perkembangan pasien. Thank you for your hard work."

Hamam kemudian keluar dari ruang operasi dan membiarkan yang lain menyelesaikan sisanya. Hari sudah sore ketika Hamam keluar, jadi ia memutuskan untuk pergi ke masjid untuk menunaikan ibadah ashar. Selesai beribadah, Hamam tidak langsung pergi dari masjid, ia memilih duduk dan menyandarkan punggungnya pada pilar di pelataran masjid sambil membuka ponselnya.

Hamam membuka lagi chat room miliknya dengan Hammi yang berisi seputar kondisi terkini Hana. Ia kemudian menyunggingkan senyumnya ketika melihat foto Hana bersama keponakannya yang dikirim oleh Hammi, di sama terlihat Hana sudah bisa tersenyum saat bermain dengan keponakannya itu.

Hamam merindukan senyuman Hana.

Tidak. Bukan hanya senyumnya, Hamam merindukan semua tentang istrinya, namun seberapa besar Hamam merindukan Hana, ia sadar bahwa ia tidak bisa berbuat seenaknya. Terlebih Hana mengetahui hubungannya dengan Rachel.

Hamam menghela napas berat saat tepat saat sebuah pop-up berisi sebuah pesan singkat muncul dan membuat Hamam terdiam sebentar, mencerna bahwa pesan yang baru saja ia terima adalah nyata. Untuk memastika hal itu, Hamam buru-buru membuka aplikasi pesan di ponselnya dan menemukan sebuah kontak yang memang ia pin baru saja mengirim pesan. Hana.

| Hana |

Aku di kafe rumah sakit

Kalau kamu lagi enggak sibuk, tolong temui aku

Tanpa membalas pesan singkat itu, Hamam beranjak berdiri, memakai sandal karetnya dan bergegas pergi ke satu-satunya kafe yang ada di rumah sakit tempat ia bekerja. Hamam berjalan cepat—tidak, ia berlari menyusuri lorong rumah sakit agar segera sampai di kafe tempat Hana berada. Ia tidak peduli lagi dengan orang-orang yang menatapnya, karena yang ia tahu adalah ia harus segera sampai di kafe untuk bertemu Hana.

Hamam menghentikan langkahnya ketika sudah berada di dekat kafe, ia mengatur napasnya berulang kali sebelum memasuki kafe dan mencari keberadaan Hana. Tak lama pandangan Hamam terkunci pada sebuah punggung yang sudah terekam jelas di kepalanya.

Dengan langkah pasti Hamam mendekati Hana yang duduk di sudut ruangan dekat dengan jendela besar kafe yang begitu sepi itu. "Hana," panggil Hamam lirih namun mampu membuat wanita itu menoleh yang membuat jantung Hamam hampir melesat dari tempatnya karena tidak percaya jika ini benar-benar nyata. "Kamu baik-baik aja?"

Hana mengangguk kecil. "Aku baik," jawab Hana dengan senyum kecil. "Duduk aja."

Hamam dengan patuh duduk di seberang Hana. "Aku lega lihat kamu udah mulai pulih," ujar Hamam. "Aku tahu perkembanganmu dari Karin," Hana hanya mengangguk kecil. "Kalau kamu masih butuh waktu, aku enggak akan maksa kamu buat pulang ke rumah secepatnya, aku akan nunggu sampai kamu siap pulang ke rumah."

Hana menyesap teh hangatnya sebelum menghela napas pelan. "Aku rasa sekarang aku enggak perlu pulang lagi," jawab Hana yang membuat Hamam menatapnya bingung. "Karena aku udah ada di rumahku."

Me After YouWhere stories live. Discover now