Dua Puluh Empat

4K 540 103
                                    

Waw aku update!

Kangen banget ga sih? Aku kangen soalnya huhuhuuuu

Vote dulu ah!

Jangan lupa komen juga yaww

Play lagu Our First Song pas baca part ini yaa hahaha

Selamat membaca~

***

Hana kembali menatap Hamam yang sedang menatap lautan lepas. Laki-laki itu sudah hampir tiga puluh menit duduk diam di pasir pantai sambil menghadap laut dengan tatapan yang sama—lembut dan penuh cinta, membuat Hana kembali penasaran tentang apa yang sebenarnya Hamam pikirkan saat melihat laut.

Setelah sarapan tadi Hamam memang mengajak Hana untuk pergi ke pantai, untuk melihat laut, meski sebenarnya Hamam tidak memaksa Hana untuk ikut dengannya. Tapi Hana sendiri tidak memiliki kegiatan yang berarti, jadi ia mengiyakan ajakan Hamam, walaupun ia sendiri tidak terlalu bisa menikmati laut.

Hana mengernyitkan keningnya ketika sinar matahari menyilaukan pandangannya, sepertinya hari sudah semakin siang, Hana bahkan lupa sudah berapa lama ia dan Hamam berada di pantai.

"Mau ke tempat lain?"

Hana mendongak, menatap Hamam yang juga sedang menatapnya—menunggu jawaban. "Mau ke mana?" Hana menjawab dengan pertanyaan.

"Jalan-jalan," jawab Hamam sambil berdiri dan membersihkan celananya. "Ayo," Hamam mengulurkan tangannya, berniat membantu Hana berdiri. Namun belum sempat Hana menyambutnya, Hamam sudah lebih dulu mengambil tangan Hana. "Ada tempat jualan oleh-oleh di sekitar sini, kamu bisa beli oleh-oleh buat orang rumah. Ada pasar ikan juga, kita bisa makan siang di sana. Kamu enggak keberatan kita makan di sana, kan?"

Hana menggeleng pelan. "Enggak sama sekali, ayo."

Hamam bergegas membawa Hana ke tempat yang ia maksud. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan dengan Hamam yang terus posesif melindungi Hana dari orang-orang yang juga sedang berjalan di pedestrian. Karena memang jaraknya tidak terlalu jauh, mereka kini sudah berada di tempat tujuan mereka yang membuat Hana kagum karena terlalu banyak pernak-pernik yang bisa dijadikan oleh-oleh. Hana kini bahkan sudah menarik Hamam ke sebuah toko yang lumayan ramai pengunjung dan mulai memilih-milih oleh-oleh yang akan ia bawa pulang. Sedangkan Hamam memilih duduk di salah satu kursi tunggu, membiarkan Hana berbelanja sendiri karena ia tidak pandai dalam memilih pernak-pernik untuk oleh-oleh.

Setalah hampir dua jam, akhirnya Hana selesai berbelanja. Hamam mengambil alih barang belanjaan Hana dan membawa wanita itu ke sebuah warung makan. "Di sini kamu bisa langsung milih ikan yang mau kamu makan," ujar Hamam menjelaskan. "Kamu tinggal pilih terus bilang mau dimasak apa."

Hana mengangguk-angguk mengerti, tanpa diberi penjelasan dua kali Hana langsung menuju kotak-kotak berisi ikan segar. "Kamu mau makan apa?" tanya Hana pada Hamam yang memang mengikuti Hana.

"Apa aja yang kamu pilih."

"Waduh, pengantin baru emang lagi anget-angetnya ya, sampai mau makan apa aja terserah istrinya," ujar seseorang yang membuat Hana dan Hamam menoleh menatap orang itu. "Suami saya dulu juga gitu, Mbak, tapi di awal nikah aja. Habis itu.. ya suka-suka dia mau makan apa."

Hana hanya tersenyum canggung menanggapi ucapan yang terdengar tidak sopan dari wanita paruh baya yang tiba-tiba ikut dalam obrolan antara dirinya dan Hamam. "Oh ternyata kami masih terlihat seperti pengantin baru ya, Bu?" wanita paruh baya itu menatap Hamam bingung. "Saya bersyukur karena kami masih terlihat begitu padahal kami sudah memiliki anak berusia lima tahun dan sekarang ini sedang menunggu kelahiran anak ke-dua kami."

Me After YouWhere stories live. Discover now