Tiga Puluh Enam

3K 492 240
                                    

Akhirnya aku update!

Nangys bangett ga syy😭

Sebelum baca, VOTE dulu!

Kalo udah...

Selamat membaca🥰

***

Sebuah mobil SUV putih memasuki basement sebuah gedung apartemen mewah, tak lama mobil itu terparkir di tempat parkir yang masih kosong. Setelahnya, dua orang yang menumpangi mobil itu bergegas turun dari mobil sambil membawa beberapa kantong plastik berisi barang belanjaan mereka. Sepasang manusia itu kemudian bergegas masuk ke apartemen dan menaiki lift untuk pergi menuju lantai di mana apartemen mereka berada.

Tidak lama mereka sampai di lantai yang mereka tuju dan segera masuk ke apartemen. Keduanya sama-sama meletakkan barang belanjaan mereka di meja makan dan menghela napas pelan, mereka saling pandang dan tersenyum kecil ketika menyadari baru saja melakukan hal yang sama di waktu yang sama.

"Mau dibuatin teh?"

Sang pria mengangguk kecil ketika mendapatkan tawaran dari wanita itu, ia kemudian merogoh saku celana pendeknya untuk mencari sesuatu sebelum menghela napas pelan. "Kayaknya handphone sama dompetku ketinggalan di mobil," ujar pria itu. "Aku mau ambil dulu, ya."

Wanita itu hanya mengiyakan dan membiarkan laki-laki itu keluar dari apartemen, sementara dirinya sibuk menyiapkan teh sambil membongkar barang-barang belanjaannya. Sedangkan laki-laki itu—Hamam, bergegas pergi ke area parkir untuk mengambil ponsel dan dompetnya yang tertinggal di mobil sambil mengutuk dirinya sendiri karena begitu ceroboh.

Tak butuh lama Hamam menemukan ponselnya, namun ia dibuat heran karena mendapat beberapa panggilan tidak terjawab dari telepon rumah, Gian, Dika, bahkan adiknya—Fasa. Tak lama nama Dika kembali muncul di layar ponsel Hamam, tanpa pikir panjang Hamam segera mengangkat telepon itu.

"Halo—"

"Lo di mana, Bajingan?! Hana kecelakaan!"

Bagai diguyur air es, tubuh Hamam membeku. Tak lama ia tersadar ketika mendengar Dika berteriak memanggil namanya di seberang sana. "Sekarang dia di mana?" tanya Hamam.

"Di rumah sakit kita—"

Tanpa menunggu kalimat lengkap Dika, Hamam memutus sambungan telepon dan bergegas masuk mobil sebelum pergi meninggalkan area apartemen itu. Hamam melajukan mobilnya sekencang yang ia bisa agar cepat sampai ke rumah sakit. Ia sudah tidak peduli lagi dengan keselamatannya ataupun bunyi klakson bahkan umpatan dari pengendara lain, yang ia tahu adalah ia harus segera sampai di rumah sakit dan melihat kondisi Hana.

Setelah sampai di rumah sakit, Hamam menghentikan mobilnya tepat di depan IGD rumah sakit. "Pak, tolong parkir mobil saya, kuncinya taruh aja di ruangan saya," ujar Hamam pada petugas keamanan yang ia kenal dan kebetulan sedang berjaga di depan IGD. Setelah itu Hamam buru-buru memasuki IGD dan mencari keberadaan istrinya, tetapi ia tidak kunjung menemukan sosok Hana yang membuatnya meremas rambutnya frustrasi.

"Dokter Hamam," seorang perawat memanggilnya, membuat Hamam memutar tubuhnya untuk mellihat orang itu. "Istri Dokter Hamam saat ini ada di ruang operasi, di ruang tiga."

Hamam menghela napas berat dan mengucapkan terima kasih kepada perawat itu sebelum berlari menuju ruang operasi, ia benar-benar kalut sampai-sampai saat memasuki IGD tidak menanyakan keberadaan istrinya kepada perawat ataupun dokter jaga. Saat ini yang ada di pikirannya hanyalah, ia harus segera melihat keadaan Hana dan mematikan bahwa wanita itu baik-baik saja.

"Lo dari mana aja?!"

Sebuah pertanyaan ketus meluncur dari mulut Dika, namun Hamam tidak mempedulikan Dika atau orang tuanya dan Fasa yang duduk di ruang tunggu. Ia tidak mempedulikan siapapun karena yang ada di pikirannya hanya Hana. Hamam bergegas pergi ke runag operasi. Ia mengganti bajunya dengan scrub suit, membuat dirinya steril dengan cepat sebelum masuk ruang operasi di mana istrinya berada.

Me After YouWhere stories live. Discover now