Waw, aku up siang-siang lagi nich xixixi
Keknya mo ketiban rejeki wkwkwk
Vote dulu yok!
Kasih komen juga yaaww
Selamat membaca <3
***
Hamam baru saja selesai mandi saat suara notifikasi di ponselnya terdengar. Ia yang masih dibalut dengan jubah handuk memutuskan untuk memeriksa ponselnya terlebih dahulu dan mengesampingkan niatnya untuk ganti baju. Tidak tahu kenapa tetapi akhir-akhir ini Hamam memang sulit pisah dengan ponselnya, hampir setiap saat ia membawa ponsel. Bahkan sebelumnya Hamam akan meninggalkan ponselnya di ruang kerja saat bekerja, tetapi sekarang tidak lagi, ponselnya selalu ada di saku celana atau kemejanya.
Apakah Hamam sudah terkena fear of missing out? Entah lah. Yang jelas akhir-akhir ini Hamam merasa tidak nyaman jika jauh-jauh dengan ponselnya.
Hamam membuka pesan baru yang ternyata berasal dari istrinya itu. Hamam mengerutkan keningnya samar ketika melihat isi pesan istrinya yang ternyata hanya ada sebuah file foto saja, anehnya lagi foto yang dikirimkan adalah foto Hana yang sedang memasak. Tidak seperti biasanya.
| Hana |
Sementara itu di tempat lain, Hana yang baru saja selesai memasak segera menghidangkan sarapannya di meja makan. "Pagi, Kak." sapa Fasa yang baru saja datang ke ruang makan dengan masih menggunakan piyamanya.
"Pagi? Ini itu udah siang, Fasa," sahut Helen yang ikut membantu Hana menghidangkan masakan Hana. "Anak gadis itu bangunnya yang pagi gitu loh, Sa."
Fasa menguap lebar. "Tadi kan udah bangun pagi buat salat subuh," jawab Fasa malas, ia kemudian duduk di salah satu kursi meja makan. "Wah, enak nih kayaknya," mata Fasa berbinar melihat makanan yang sudah terhidang di meja makan. "Terima kasih ya, Kak."
"Enggak cuma terima kasih aja kamu, besok-besok bangun pagi terus bantuin Kak Hana." Helen kembali menjawab ucapan Fasa, seolah sedang mewakili Hana.
Fasa memutar matanya jengah. "Aku kan lagi bicara sama Kak Hana, bukan sama mami. Kenapa malah mami yang nanggepin terus?"
Hana tertawa geli mendengar pertengkaran ibu dan anak yang sudah ia lihat sejak Fasa datang. Namun di lubuk hati Hana, ia merasa sedih karena tidak bisa bertengkar dengan sang ibu karena ibunya memang sudah lama tidak ada. Hana bahkan lupa kapan terakhir kali ia dan ibunya bertengkar manis seperti Helen dan Fasa saat ini.
"Kak Hana," Fasa memanggil Hana dengan suara lebih keras, membuat Hana yang sedang melamun menatap Fasa bingung. "Kakak lagi mikirin apa sih?"
Hana menggeleng dengan cepat. "Enggak mikirin apa-apa, kenapa?"
"Hamam gimana kabarnya?" kini Helen yang bertanya. "Kamu udah chat atau telepon dia hari ini?"
"Em.. terakhir kemarin malem sih, Mi," jawab Hana. "Coba Hana lihat ponsel dulu, siapa tahu Mas Hamam kasih kabar."
YOU ARE READING
Me After You
Romance[SELESAI] Di usianya yang kata orang-orang sudah matang untuk menikah, Hana malah semakin enggan untuk melakukan ikatan suci bernama pernikahan itu. Berkali-kali Hana melakukan kencan buta, berkali-kali juga Hana memilih untuk tidak melanjutkan 'ken...